Saturday, May 24, 2008

MATA AIR YANG KERING

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Pagi, 27 April 2008
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa

II Petrus 2 : 17 - Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
Petrus menulis peringatan tentang keadaan akhir zaman yang sudah dimulai sejak awal zaman dan akan menghebat di akhir zaman yaitu munculnya satu kelompok yang Yesus terangkan dalam Matius 7 : 22 - Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Guru-guru palsu yang Petrus bicarakan —yang disebut seperti mata air yang kering bahkan mungkin airnya melimpah, tapi orang yang minum dari mata air itu tidak merasa puas— bukanlah kelompok kecil. Jangan sampai kita termasuk dalam kelompok ini.
Amsal 25 : 14 - ...orang-orang yang bermulut besar tapi kosong... (terjemahan bahasa asing), potensi yang dimilikinya tidak pernah dilepas dan dinikmati oleh orang lain ibarat awan (sebenarnya menjadi harapan bagi petani yang menanti hujan) dan angin (kering tanpa hujan). Beda dengan seorang anak kecil yang membawa 5 ketul roti dan diserahkan pada Yesus, roti itu dapat dinikmati 5.000 orang.
Yohanes 4 : 19 - 20. Waktu perempuan Samaria mendengar Yesus berkata-kata dengan kuasa dan perkataan hikmat, ia mengambil kesimpulan bahwa Yesus adalah seorang Nabi. Bagaimana dengan gaya hidup dan perangai kita? Kita bisa memenangkan dunia, ujung bumi kita melalui gaya hidup/karakter yang mencerminkan Yesus. Perempuan Samaria ini dibuang masyarakat karena mempunyai reputasi jelek (perebut suami orang), ia adalah orang percaya, seorang rohaniwan tapi tidak punya 'air' diberkati tapi tidak pernah memuaskan orang lain. Nenek moyangnya tahu menyembah Tuhan, selalu menghadap Gunung Gerizim untuk meng-ucapkan berkat (Ulangan 28 : 1 - 14). Perempuan Samaria ini punya pengalaman ia seorang yang aktif tapi hubungkan dengan Amsal 25 : 14 ia disebut awan tidak ada tanda-tanda keberkatan.
Yohanes 4 : 15 - 18. Perempuan Samaria ini di-berkati tapi tidak menikmati dan selalu haus. Suami berbicara tentang andalan, harapan, tiang bersandar. Ia mempunyai 5 sumber hidup tapi tidak pernah puas, hubungkan dengan Lukas 12 : 16 - 21, mata air tapi air ini tidak pernah dinikmati orang lain. Yohanes 4 : 17, perempuan ini mempunyai naluri optimisme tapi setelah memiliki mata air, air menjadi kering. Penyebabnya: Matius 25 : 41 - 43. Yesus tidak pernah menuntut atau mengharap kalau Ia tahu orang itu tidak punya potensi. Yesus tahu mereka memiliki 5 potensi/andalan: bisa memberi makan pada orang yang lapar, memberi minum pada orang yang haus, mengeluarkan dana untuk orang-orang perjalanan, memberi selimut pada mereka yang kedinginan, mampu memberikan perhatian pada orang yang sakit; tapi tidak pernah mereka lepaskan atau letakkan pada Tuhan.
Kuncinya: Matius 15 : 8 - 9, berangkat dari nubuatan nabi Yesaya, Yesus gambarkan bangsa ini adalah mata air, mereka bisa berkata-kata tentang berkat Gerizim tapi hatinya jauh dari Tuhan, senang mendengar, mengucapkan berkat tapi hati tidak mau menyembah dan menyenangkan hati Tuhan. Pecut diri kita untuk merindukan dan berjumpa dengan Tuhan maka kita akan menjadi mata air yang bisa memberkati orang lain.
Mazmur 42, Lembaga Alkitab Indonesia memberikan tema Kerinduan kepada Allah. Berapa kadar kerinduan kita kepada Tuhan? Kalau kadar kerinduan kita terhadap yang lain lebih tinggi dari kadar kerinduan kita kepada Yesus itu adalah adalah mata air yang tidak ada airnya. Satu tetes air anugerah Allah akan mengenyangkan banyak orang. Di akhir zaman akan muncul kelompok yang tidak punya kerinduan kepada Tuhan, kalau 5 andalan kita (apa pun bentuknya) kita lepaskan kepada Tuhan, kita akan menjadi mata air yang berlimpah.
Amin

No comments: