Monday, June 11, 2007

HATI SEORANG HAMBA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi 3 Juni 2007
Oleh Pdt Frans.Z.Assa
II Petrus 1 : 1 - Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus,... bandingkan dengan:I Petrus 1 : 1 - Dari Petrus, rasul Yesus Kristus,...Kenapa sampai terjadi perbedaan pemaparan identitas diri Petrus melalui suratnya dalam I Petrus dan II Petrus?I Petrus 1 : 1, Petrus langsung menunjuk nama- nya yang dikenal secara umum. Surat I Petrus membahas penderitaan bila mengikut Yesus, kata kuncinya adalah penderitaan. Sedangkan II Petrus 1 : 1, Petrus menggunakan nama yang sudah diubah dari Simon menjadi Petrus, hamba (bahasa Yunani = DOULOS); budak yang tidak punya nama lagi, harga diri dan hak mereka berada di tangan majikan. Surat II Petrus membahas munculnya guru-guru dan pengajar palsu yang akan mempengaruhi gaya hidup orang percaya/gereja di akhir zaman, orang akan menjadi congkak dan sombong.Itu sebabnya, sehingga surat I Petrus menekankan dari Petrus - sebab surat ini berbicara tentang penderitaan, Simon manusiawinya Petrus (tabiat lama) tidak mampu untuk menanggung penderitaan karena Simon adalah bambu yang mudah patah, terbakar, terpengaruh dan terombang-ambing. Dalam menghadapi penderitaan Simon harus diubah menjadi Petrus (nama yang diberikan ketika ia memegang kunci Kerajaan Sorga).I Petrus 4:12 - Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-oleh ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.Petrus menulis surat ini bukan ditujukan untuk jiwa-jiwa baru tetapi kepada jemaat yang setia, aktif, berkomitmen untuk melayani Tuhan. Ketika kehidupan kekristenan kita menjadi satu dalam persekutuan Roh, lalu Roh Kudus hentar kita ke dalam api pencobaan/ujian, acapkali kita berpikir ada sesuatu yang luar biasa, ada sesuatu yang tidak benar/tidak beres, tapi itulah cara Roh Kudus membawa kita supaya kita dapat dibentuk sesuai hati Allah.Ada contoh jeritan dalam Habakuk 3 :17. Ketika kita ada dalam persekutuan Roh, kita berjumpa dengan pohon ara yang kita kenal dan janji-janji masa lalu yang manis berubah menjadi tuba yang mengecewakan, bukan bunga yang kita temukan tapi duri yang melukai kita, penunggu-penunggu kandang yang kita percaya berbalik memusuhi. Mungkin kita berpikir dan bertanya ada sesuatu yang luar biasa/kurang beres. Hal ini adalah fakta yang terjadi di akhir zaman karena Tuhan mau siapkan gereja untuk menjadi seperti Yesus.Ketika Yesus tiba di Yerusalem orang menyambutnya dengan teriakan Hosanna, tapi mereka yang telah menyambut berubah hati, berubah kata-kata.Ketika Petrus menulis I Petrus 4 :12, ia terbayang peristiwa Getsemani.Yohanes 18 : 3, pada waktu Petrus melihat rombongan yang menyeramkan langsung surut semangat Petrus --baru saja ia berjanji pada Yesus sekalipun Yesus mati, ia mau mati bersama Yesus-- berkelanjutan ketika ia berada di serambi pengadilan agama dan datang hamba perempuan yang mengatakan mengenal dia sebagai pengikut Yesus dari bahasanya.Ketika kita menjadi orang Kristen, kita akan dikenal dari bahasa/kata-kata yang memuat Firman Allah dan berisi urapan Roh Kudus yang membangun, menguatkan dan menghibur orang.Petrus sampai 3 kali menyangkal Yesus, dalam penyesalannya ia ingat kata-kata Yesus (Matius 16 :19, 18). Petrus bangkit dengan satu kerinduan bahwa ia (Simon yang mudah berubah, menyangkal Yesus) ketika penuh dengan Roh Kudus berubah menjadi Kefas/Petrus batu karang yang kokoh mampu menghadapi aniaya. Itu sebabnya ia menulis dari Petrus, rasul Yesus Kristus.Ketika menghadapi akhir zaman orang-orang menjadi sombong, yang menjadi ukuran materi, titik dasar kalau seseorang berkenan kepada Tuhan hidup pasti cemerlang, diberkati (teologi kemakmuran); memang betul hidup diberkati tapi bukan itu dasarnya. Buah akan mengikuti tapak kita, tapi tapak kaki yang bagaimana? Satu kali tapak kaki kita dibawa ke tembok yang tertutup pintu berpalang tembaga tapi kalau kita punya metoda Simon Petrus (dari Simon Petrus, hamba Yesus Kristus), pintu itu akan terbuka dengan mujizat.Maknanya: Filipi 2 : 5, 7. Menghadapi gaya hidup akhir zaman yang penuh dengan kompetisi, munculnya guru-guru dan ajaran palsu, mungkin kita berpikir akan kehilangan kesempatan tapi milikilah pikiran dan perasaan seperti Yesus, Aku adalah hamba. Dalam hal mencapai kesempurnaan gereja miliki hati seorang hamba. Ketika kita memiliki hati seorang hamba, bukan kita yang tampil tetapi Roh Kudus yang menyatu di dalam kita akan tampil mempromosikan/mengangkat kita, bukan hanya menyangkut hal-hal rohani tetapi juga kehidupan sehari-hari/ jasmani.
Amin