Sunday, November 06, 2011

IMAN YANG BERGANTUNG PADA TUHAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 6 November 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Ketika Tuhan menguji kita, Tuhan sudah siapkan jawaban. Jangan suntuk ketika Tuhan menguji, kalau kita merasa hidup kita ditutup, Tuhan sudah siapkan jalan keluar dan kunci untuk membuka pintu kemenangan; namun Tuhan berikan kunci kemenangan kepada mereka yang mau meningkat, Tuhan ingin agar kita bertumbuh.

Ibrani 11:8 - Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

Jauh sebelum Abraham keluar dari Ur-Kasdim ia telah mempunyai iman, saat Tuhan beri pernyataan pada Abraham awal mula keluarganya adalah penyembah berhala. Abraham --semula bernama Abram-- bercerita tentang panggilan Tuhan pada Terah ayahnya bahwa Elohim memperlihatkan wajahNya kepadanya dan Abram harus keluar dan pergi ke tanah yang sudah Tuhan siapkan bagi dia. Kejadian 11:31, Terah meresponi dan ingin menerima berkat itu juga; Abraham keluar dari Ur-Kasdim berumur 65 tahun atas ajakan Terah, setelah tiba di Haran, mereka tinggal di sana selama 10 tahun. Selama tinggal di Haran, Abraham tidak pernah mendapat pernyataan dari Tuhan.

Kejadian 12:4, umur 75 tahun Abraham berangkat dari Haran ke Kanaan. Dalam Kejadian 12:1 Tuhan mengulangi lagi panggilannya kepada Abraham, Abraham sudah meninggalkan Ur-Kasdim, dia sudah tinggalkan sanaknya tapi ia belum tinggalkan rumah ayahnya (Terah). Tuhan tidak bermaksud memisahkan ayah dan anak tapi Tuhan punya maksud untuk pertumbuhan iman Abraham. Selama itu imannya bergantung pada Terah. Jangan mempunyai iman hanya tergantung pada orang lain, kita harus menjadi dewasa; iman kita harus betul-betul bersandar pada Tuhan Yesus Juruselamat kita. Tuhan tegaskan, Abraham harus tinggalkan rumah ayahnya. Terah sudah membangun rumah di Haran, Abraham selama ini hanya menggantungkan iman pada Terah. Jadi pada waktu umur 75 tahun Abraham tinggalkan Terah dan oleh iman ia taat dan betul-betul bergantung pada Tuhan.

Ada satu bahaya kalau kekristenan kita selalu tergantung dan bergantung pada orang lain.

II Tawarikh 26:1,4. Ketika Uzia berumur 16 tahun ia ditahbiskan menjadi raja menggantikan Amazia, dia mengambil keputusan ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan. II Tawarikh 26:6-15, Uzia diberkati luar biasa karena ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan maka namanya termashyur sampai di negeri yang jauh. Ketika kita dipromosi oleh Tuhan jangan lupa kita berasal dari mana, banyak kali ketika kita diberkati oleh Tuhan kita lupa siapa yang mengangkat kita; semua yang ada pada kita datangnya dari Tuhan. Uzia diberkati luar biasa tapi sayang sekali setelah diberkati ia menjadi sombong; bahkan ia membakar ukupan--pelayanan yang seharusnya hanya boleh dilakukan imam. II Tawarikh 26:16 - Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. Uzia bertumbuh tetapi salah, II Tawarikh 26:5 - Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil. Kesalahannya sama dengan Abram, imannya bergantung pada Terah; Uzia punya iman, mencari Allah selama Zakharia menjadi imam, imannya hanya bergantung pada Zakharia. Miliki iman hanya bergantung pada Tuhan.

Penderitaan: Roma 8:18 - Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Kita seperti sepotong kayu atau sebuah batu yang mulai disentuh oleh tangan ahli. Ketika disentuh tangan ahli, kita mulai diukir karena Tuhan ingin gambar Yesus selalu nampak melalui hidup kita, Dia memakai banyak alat pahat dari yang lebar sampai yang kecil. Tuhan sementara mengukir supaya lembaga wajah Yesus nampak pada hidup kita, itu sebabnya jangan memiliki iman yang bergantung pada orang lain tapi miliki iman yang tergantung dan bergantung pada Tuhan.

Mazmur 56:4 - Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; pasal ini adalah nyanyian/seruan dari Daud ketika orang Filistin menangkap dia di Gad; Daud sedang dipahat. Ketika kita bergantung pada Tuhan, daging mungkin memberontak, tapi Tuhan sementara memahat supaya wajah Yesus makin tampak melalui hidup kita; yang Mazmur 139:13 mengatakan: Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Ketika hidup kita seperti kain ditenun, ketika warna-warna lain ditusukkan supaya kita menjadi kain

yang mahal, kita tetap percaya pada Tuhan. Saat musuh mencoba merobeknya, Tuhan menenun lebih indah lagi. Jangan bersandar pada manusia, letakkan iman yang bertumbuh pada Tuhan.

Amin.