Thursday, March 12, 2009

JANGAN BIMBANG

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 1 Maret 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:7 - Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Di dalam surat Yakobus ini dikatakan orang yang bimbang bagaikan gelombang yang diombang-ambingkan oleh angin. Siapa mereka dan bagaimana bisa sampai terjadi mereka tidak menerima sesuatu pun dari Tuhan? Ada orang Kristen ¾sudah mendengar Injil¾ ternyata tidak menerima sesuatu dari Tuhan padahal Injil (= Kabar Baik; Good News; Euanggelion - bahasa Yunani) adalah kekuatan Allah. Waktu kita mendengar firman Allah dan menyetujuinya, kuasa Allah akan mematahkan semua belenggu, merobohkan tembok-tembok.

Euanggelion artinya menyelamatkan (selamat = sōzō artinya be make whole; Tuhan sudah menyediakan semua baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan); merawat semua yang kita butuhkan; di dalam Injil ada kuasa, ketika takut Injil memberi kekuatan, ketika sakit Injil memberi kesembuhan dan ketika kita merosot, Injil mengangkat kita. Injil adalah berita Allah, kabar dari surga yang tidak salah, tidak ada yang tidak terjadi, Injil tidak pernah gagal, Injil selalu memberi hasil. Yesaya 55:11 - demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Berita surga adalah kabar yang keluar dari mulut Allah sendiri, berita yang menghibur, menguatkan, membebaskan dan tidak menggocangkan. Seringkali kabar dari manusia adalah kabar kosong dan kita harus mempunyai filter supaya tidak mencemari hidup kita. Mana yang lebih banyak kita dengar, berita dari Allah atau berita dari manusia? Sebanyak mana kita menampung, itu berpengaruh pada cara berpikir, cara berkata-kata dan cara kita bertindak.

Yesaya 14:24 - ..."Sesungguhnya seperti yang Kumaksud,... (seperti yang Kugagas - terjemahan bahasa Inggris). Ketika Tuhan merencanakan manusia akan dibinasakan dengan banjir karena manusia tidak pernah berterima kasih pada Tuhan, dosa manusia sudah sampai ke hadapan Tuhan (Kejadian 6), Tuhan juga punya rancangan akan menyelamatkan orang yang percaya pada firman Allah. Tuhan memberi waktu 120 tahun, Tuhan memberi gagasan pada Nuh untuk memberitakan kabar kesukaan supaya manusia bertobat, dan siapa yang bertobat akan selamat. Jadi ada dua sisi, sisi pertama yaitu kebinasaan bagi semua makhluk ¾mereka yang menolak firman Tuhan¾ (Kejadian 7:21) dan sisi kedua mereka yang percaya pada Tuhan akan selamat (Kejadian 7:23).

Gagasan Tuhan ini benar-benar terjadi. Kejadian 6:22 - Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya, ini yang menyebabkan Nuh dan semua yang bersama dengannya dalam bahtera selamat, Nuh memilih untuk percaya dan melakukan seperti yang Tuhan katakan, setuju dan melakukan firman Allah.

Kenapa ada orang yang sudah menerima/mendengar Injil tapi tidak menerima apa-apa? Hubungkan dengan Ulangan 1:22-23, Musa didesak oleh orang Israel, lalu dipilihlah 12 orang untuk mengintai Kanaan, ternyata oleh misteri ilahi mereka terbagi menjadi dua kelompok yang menunjukkan dua mutu/kualitas iman: 10 orang - tidak mau mengembangkan sikap iman yang positif sedangkan 2 orang - mereka mau mengembangkan sikap iman yang positif. Bilangan 13:31-33, setelah pulang dari pengintaian mereka memiliki hasil yang berbeda, sama-sama diurapi, didoakan, mendengar Euanggelion tapi mereka memiliki mutu yang berbeda. Di lembah Eskol ke-10 orang pengintai tidak bisa melihat berkat Tuhan, yang mereka lihat hanya raksasa, mata mereka dipenuhi ketakutan, berbeda dengan Yosua dan Kaleb (Bilangan 13:23,24), mereka memilih untuk percaya kepada Tuhan dan setuju negeri Kanaan ini diserahkan oleh Tuhan karena Tuhan akan melaksanakan apa yang Ia gagas orang percaya akan diberkati dan tidak akan dipermalukan, mereka memotong setandan anggur yang merupakan bukti negeri Kanaan diserahkan pada mereka.

Kenapa Yosua dan Kaleb menerima bahkan berlimpah-limpah dan yang 10 orang tidak menerima apa-apa? Mazmur 1:1,2 - Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Merenungkan = hagah - bahasa Ibrani artinya menderu bagaikan angin, meraung bagaikan raksasa (menderukan dalam dirinya, menyerukan). Yosua dan Kaleb bukan melihat raksasa tapi mereka melihat seperti yang firman Allah katakan, semua permintaan kita dijawab oleh Tuhan kalau firman dan Yesus yang ada dalam hidup kita. Periksa, apa yang lebih banyak di dalam hidup kita, firman ataukah yang lain yang ada dalam hidup kita?

Amin.

MENGEMBANGKAN SIKAP IMAN YANG POSITIF

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 15 Februari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:6 - Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Untuk memohon dengan tidak bimbang kita harus mengembangkan sikap iman yang positif karena kita bisa memilih untuk setuju atau tidak setuju dengan firman Allah; bila kita mau mengembangkan sikap iman yang positif, kita setuju, percaya bahwa Tuhan bisa melakukan melebihi apa yang kita doakan atau pikirkan (Efesus 3:20). Seorang yang bimbang akan mengalami kerugian besar, seperti gelombang diombang-ambingkan oleh angin dan meminjam persoalan besok yang sebenarnya belum ada tapi dia ambil. Dalam menghadapi persoalan kembangkan sikap iman yang positif, setujui apa yang firman Allah katakan, jangan sentuh persoalan hari besok, kita dipercaya untuk sentuh persoalan hari ini karena Tuhan sudah ada di sana menunggui kita. Dan kalau kita mau meraih apa yang Tuhan sudah siapkan, kita harus membayar harga dengan mengembangkan sikap iman yang positif; jika kita mengembangkan sikap iman yang positif kita dekat dengan kemenangan.
Tentang sikap meminta/memohon Yesus tegaskan dalam Yohanes 15:7 - Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Kita pasti akan menerima kalau yang tinggal dalam hidup kita, Yesus dan perkataanNya/firman bukan mamon-mamon. Jangan bermimpi menerima kalau yang ada dalam hidup kita mamon-mamon atau kekuatiran.
Bagaimana caranya dan apa yang dimaksud dengan kita harus mengembangkan sikap iman yang positif?
Kisah Para Rasul 1:4, Yesus menegaskan kepada murid-muridNya dan orang yang percaya sebelum Ia naik ke surga agar mereka menantikan janji Bapa. Menantikan berbeda dengan berharap, menanti lebih kuat dari berharap karena di dalam menanti ada keyakinan yang pasti akan menerima. Sebagai orang percaya kita harus memahami Allah mempunyai waktu.
Lukas 1:9-13, sebuah tragedi yang terjadi karena tidak mengembangkan sikap iman yang positif. Zakaria, seorang pelayan Tuhan menjadi bisu karena ia tidak tanggap dan tidak bisa menangkap isyarat dari Tuhan. Jangan bimbang kalau kita memohon, mintalah Yesus dan firman Allah tinggal dalam hidup kita, jangan ijinkan si pemberi bimbang/Iblis tinggal dalam hidup kita agar kita memiliki ‘sinyal’ yang dapat menangkap isyarat dari Tuhan ketika Tuhan berkata-kata pada kita di kesibukan apapun.
Kemenangan-kemenangan yang dihasilkan oleh sikap iman yang positif:
1. Yakobus 5:7.
Sikap iman yang positif dikembangkan seorang petani, banyak burung dan hama yang mengganggu tapi dia menanti, dia pasti menuai karena dia sudah menabur dan Tuhan berjanji akan menumbuhkan, tugasnya menyiangi, memberi pupuk dan menyiram. Dia tahu persis kapan panen.
2. Mazmur 105:16-19.
Yusuf tidak hilang harap terhadap janji Bapa, walaupun harus melewati aniaya dan penderitaan, Yusuf tetap menanti, dia mengembangkan sikap iman yang positif, dia tetap pegang janji Allah dan terus menanti karena ia tahu orang yang menanti akan mempunyai kepastian untuk memperoleh kemenangan. Setelah melewati aniaya dan penderitaan ia ditahbiskan menjadi raja muda di Mesir.
3. Yesaya 40:31.
Kalau kita menanti-nantikan Tuhan, menghadapi kesesakan, melewati badai ada satu keyakinan pasti, kemenangan yang akan kita terima.
Masa lalu kita ada di tangan Tuhan, hidup kita hari ini dalam genggaman tangan Tuhan dan hari besok kita, kita ada di pangkuan Tuhan, lalu kenapa kita harus kuatir?
Amin.

MEMOHON KEPADA TUHAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 15 Februari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:5 - Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, —yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Dalam ayat ini Yakobus tidak hanya berbicara tentang hikmat (sebuah komponen yang berasal dari Allah), tapi Yakobus juga berbicara tentang memohon, meminta yaitu suatu sikap yang harus kita miliki kemudian dilakukan untuk memperoleh atau mendapatkannya. Waktu kita meminta Tuhan memberi tidak sebatas apa yang kita ucapkan, tapi Tuhan memberi apa yang kita butuhkan yang mungkin tidak sempat kita ucapkan; kalau Tuhan memberi, Ia memberi dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit.

Berbicara soal meminta, memohon yang menjadi sikap kita untuk memperoleh tidak bisa dipisahkan dengan yang memberi/si pemberi, kita memohon karena kita membutuhkan, kita punya Bapa yang mampu untuk memberi, Tuhan tahu isi hati kita dan Ia bekerja melebihi apa yang kita mohonkan.

Kenapa Alkitab mengajar kita untuk memohon?

Tragedi yang terjadi sehingga manusia meminta kepada Tuhan, Yehezkiel 28:11-17. Yehezkiel adalah nabi seusia dengan Daniel, sewaktu Daniel dalam pembuangan di Babel, ia minta agar Yeremia mengirimkan nabi ke Babel. Yeremia mengutus Yehezkiel dan waktu Yehezkiel tiba di Babel ia berdoa: “Bukankah kemuliaan Babel adalah kemuliaan dunia yang sebenarnya itu adalah kemuliaan Allah yang dinikmati umatNya?” Pasal 28, Yehezkiel coba menggambarkan tetang satu pribadi yaitu raja Tirus yang karena kesombongannya ia dicampakkan; ia menuliskan berdasarkan kemegahan dan kemuliaan yang Allah pernah berikan pada manusia ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa. Mazmur 8:6 adalah gambaran manusia sebelum jatuh dalam dosa yang pada waktu itu tidak perlu meminta-minta karena manusia adalah pangeran yang hampir sama dengan Allah (just a little lower than God). Pencipta adalah Raja, Adam pangeran, sebagai anak Raja, milik Raja adalah milik pangeran, kekuasaan Raja adalah kekuasaan pangeran, kekayaan Raja adalah kekayaan pangeran.

Manusia adalah gambaran kesempurnaan ciptaan Allah; sembilan batu permata (Yehezkiel 28:13) menjadi jubahnya yang merupakan gambaran kelengkapan kemuliaan Allah menjadi jubah Adam dan Hawa, manusia yang sesungguhnya tidak perlu memohon karena semua yang manusia butuhkan semua Tuhan sudah siapkan. Tetapi kenapa tiba-tiba semua hilang dalam sekejap? Lukas 15, ketidaktaatan anak bungsu menyebabkan ia jatuh drastis. Kenapa kemegahan manusia dalam seketika hilang? Roma 5:19, Yehezkiel 28:17, oleh karena ketidaktaatan Adam, ia melawan, menolak firman Allah; seorang yang menolak firman Allah adalah seorang yang sombong, karena kesombongan inilah manusia kehilangan kemuliaan. Sombong = pemberontak di hadapan Allah, melawan firman Allah; Yakobus menulis dalam surat Yakobus 4:6 - ..."Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Ketika manusia sombong, semua kebesaran Allah dilucuti dari manusia dan manusia diusir dari taman Eden (Roma 3:23). Sejak inilah manusia telah kehilangan keharmonisan, ketenangan, kehilangan kehidupan yang berlimpah. Namun bukanlah Allah kalau apa yang hilang Tuhan tidak kembalikan.

Saat manusia telah kehilangan semua, manusia mulai punya jeritan (Kejadian 3:8,9). Ketika Tuhan berjalan-jalan di antara batu-batu yang bercahaya yang dahulu Adam pernah berjalan-jalan di sana karena Adam pangeran telah kehilangan semua, perhatian Allah masih ada tetapi manusia tidak bisa merespon karena sudah jatuh dalam dosa karena Adam sudah kehilangan komponen Allah, Adam tidak bisa menangkap karena kemuliaan Allah sudah hilang. Tuhan tetap datang ke sana dan berkata: “Adam di manakah engkau?”

Di lorong yang bagaimanapun kita berada dan sudah tenggelam, ke sanalah Tuhan datang dan memanggil dan berkata: “AnakKu, di manakah engkau berada?” Mintalah kembali kepada Tuhan agar kita bisa menangkap suara Tuhan, Yesus pernah berkata dalam Injil Yohanes siapa pun yang datang kepadaKu, Aku tidak akan menolak dia (Yohanes 6:37). Tuhan ingin kembalikan semarak Eden yang pernah manusia miliki, dan ketika Tuhan mau kembalikan kita akan menjadi anak-anak Raja punya kemuliaan sama seperti Raja kita yaitu Yesus Kristus.

Amin.