Sunday, October 09, 2011

BENTUK JAWABAN ATAS DOA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 9 Oktober 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Mazmur 66:19-20 - Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.

Kita punya keyakinan setiap doa kita dijawab oleh Tuhan. Jawaban atas doa kita kepada Tuhan ada 3 point: tunggu, tidak, atau ya. Apa pun jawabannya, belajarlah mengucap syukur pada Tuhan. Latar belakang ayat ini, pada zaman Ezra, Tuhan telah menggerakkan hati Koresh raja Persia untuk membangun kaabah Yerusalem, Tuhan katakan Ia akan menyediakan material-material yang dibutuhkan dan konglomerat-konglomerat di Persia Tuhan gerakkan untuk membangun Yerusalem terutama kaabah Tuhan, namun begitu banyak hambatan sehingga 16 tahun pembangunan berhenti, pada tahun ke-16, Tuhan berfirman kepada Hagai: “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam." (Hagai 2:10). Ketika Hagai bangkit, Tuhan meneguhkan janjiNya pada Zerubabel dan kepada Yosua sebagai imam besar pada waktu itu. Hagai 2:5 - ...Demikianlah firman Tuhan, bekerja sahaja, ... (TL). Pembangunan begitu lancar dan selesailah kaabah Zerubabel lalu muncullah Mazmur 66 yang digubah oleh Hagai dan Ezra, mereka berdoa dengan airmata karena sungguh-sungguh.

Ezra dan Hagai menyanyi dalam Mazmur 66:20, bahwa ketika Tuhan menjawab doa, acapkali jawabannya tidak sama seperti yang kita inginkan, Tuhan menjawab tunggu, ya, atau tidak. Bentuk jawaban Tuhan atas doa orang percaya seringkali Tuhan simpan di antara duri. Kidung Agung 2:2 - Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis. Jemaat digambarkan seperti bunga bakung yang Yesus memberi perbandingan dalam Matius 6:28-29 kita adalah bunga bakung, kenapa harus kuatir? Salomo --mengolah tepung halus 5.000 liter, tepung biasa 10.000 liter, lembu piaraan 10 ekor, untuk makan seisi istananya setiap hari dan hebatnya Salomo terkenal di mana-mana-- tapi orang percaya lebih mulia dari Salomo.

Bagaimana bentuk duri yang mengeliling kita?

Berada di antara duri apapun, Tuhan akan rawat dan pelihara kita, namun dalam Yesaya 50:4 dikatakan ... Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Mempertajam/menghalusi = membentuk karakter kita supaya menjadi permata yang indah, yang mahal harganya; pagi = sibuk. Kita berada di antara duri; kita mau menjadi bunga atau duri itu adalah pilihan kita. Ketika berada di aktivitas, kita dihalusi supaya menjadi jemaat yang berkualitas, Tuhan mau membentuk karakter kita. Kita adalah bunga bakung bukan duri, komunikasi, perbincangan harus kita jaga.

Paulus katakan dalam Efesus 4:29 bunga bakung selalu mengeluarkan bunga yang lembut karena itu karakternya, walaupun ada yang menginjak dan merobek daunnya, ia tetap mengeluarkan karakternya, bunganya lembut berwarna ‘broken white’. Kita berada di tengah duri, tapi harus menjaga identitas kita sebagai bunga bakung.

Roma 12:1 - Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Kita memiliki tubuh, di dalamnya ada emosi, kecakapan dan kemauan. I Petrus 2:23, ketika Yesus mempersembahkan tubuhnya di kayu salib Ia dicaci maki namun Ia tidak membalasnya. Kita harus sungguh-sungguh menjadi anak Tuhan, kita mungkin akan menjumpai duri-duri di kesibukan kita tapi Tuhan akan merawat kita, tampillah menjadi bunga bakung bukan menjadi duri.

Yesaya 53:7, ketika diperkatakan, dihina, contohlah Yesus bagaikan domba yang kelu, berat untuk emosi karena emosi bekerja sama dengan intelektual. Maukah kita menjadi korban yang kudus dan berkenan kepada Tuhan? Sering kali Tuhan taruh jawaban doa di antara duri dan Tuhan siapkan berkat di sana. Kalau kita berhasil Imamat 3:16 mengatakan: Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.

Ketika kita temukan jawaban doa di antara duri pengalaman dan kita meresponi dengan tetap setia, menjaga jati diri sebagai bunga bakung maka kita akan menjadi bau harum yang menyenangkan Tuhan.

Amin.