Sunday, June 26, 2011

MENANGKAP BUNYI SERULING TUHAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 26 Juni 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 5:1-2 - Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!

Manusia seringkali tidak bisa pahami suara Tuhan melalui media yang Tuhan siapkan. Orang-orang kaya jemaat Yerusalem mereka alami penderitaan di zaman gereja awal, Roh Kudus bekerja ada media/suara yang bisa mereka tangkap dan mereka menyerahkan kekayaan mereka kepada rasul-rasul untuk pekerjaan Tuhan. Mengapa sampai mereka orang-orang kaya alami sengsara sedemikian rupa, kekayaan mereka disamakan sudah busuk, dimakan ngengat?

Matius 11:16-17 - ... Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Seringkali Tuhan meniupkan seruling dan umat Tuhan mendengar tapi tidak bisa menangkap, hati Tuhan kecewa. Seruling = berhasil dalam studi, karir, dalam apapun juga; mereka sudah memperoleh laba 30, 60 atau 100 kali ganda ketika Tuhan meniup seruling; mereka diangkat/dipromosi oleh Tuhan tapi mereka tidak bisa menangkap. Yesus berkata dalam Yohanes 8:43 - Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Seruling merdu Tuhan perdengarkan sebagai isyarat berkat luar biasa.

Mazmur 91:4 - Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Ada saatnya keluar irama/nada musuh yang mengancam, perhatian/pedulinya Tuhan digambarkan di bawah kepak sayapNya sebagai tanda perlindungan.

Kita bisa meresponi atau tidak? Karena ternyata dalam Hosea 11:1-2 dikatakan: Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. Allah mengasihi orang Israel, sampai lanjut usia Allah tetap mengasihi mereka. Waktu mereka meninggalkan Mesir ada bunyi seruling yang Tuhan tiup di hati orang Mesir yang menjadi majikan orang Israel sehingga mereka memberikan kekayaannya pada orang Israel dan hari itu orang Israel menjarahi kekayaan orang Mesir. Waktu mereka masih muda rohaninya mereka bisa meresponi seruling Tuhan ketika membangun tabernakel; namun justru setelah menjadi tua usia rohaninya ada seruling tapi tidak bisa menangkap, makin dipanggil mereka makin menjauh.

Acapkali Tuhan gunakan kidung duka. Keluaran 12:29-30, dilatarbelakangi oleh kepatuhan orang Israel, orang Israel menyembelih domba dan darahnya dipercikkan di kedua jenang pintu, malamnya waktu mereka menanti-nantikan Tuhan --mereka sudah meresponi seruling Tuhan, mereka membawa kekayaan Mesir-- tapi orang Mesir tidak menangkap dan sekarang Tuhan menggunakan kidung duka, terompet duka masuk ke Mesir melalui malaikat kematian. Acapkali untuk menginsyafkan satu orang, satu keluarga, satu bangsa, Tuhan menggunakan seruling dukacita/perkabungan. Jangan tunggu seruling dukacita dibunyikan.
Matius 27:45-46, Yerusalem sering disebut kota damai, di dalamnya orang-orang religius tapi makin seruling dibunyikan mereka makin jauh; kali ini Allah kumandangkan seruling/kidung duka, seluruh Yerusalem gelap gulita selama 3 jam. Hasil, akibat seruling yang ditiup waktu Yesus disalib banyak dari mereka yang merespon. Beberapa hari kemudian setelah Petrus berkhotbah 3.000 jiwa bertobat, media ini mereka bisa tangkap, di kesempatan lain 5.000 jiwa dan di kesempatan lain bertambah lagi.

Daud, seorang yang bisa menangkap arti seruling dari Tuhan. Mazmur 27:4 - Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Daud, begitu banyak pengalaman yang tidak menyenangkan, sesering ia bangun sesering itu pula ia jatuh, waktu Tuhan meniup seruling--kemenangan melawan singa, beruang, Goliat; seruling kelimpahan--bangsa-bangsa lain datang membawa upeti sampai Daud membangun gudang penyimpanan. Daud bisa menangkap, tapi memang Daud manusia, ketika kidung duka dia dengar dia jatuh dan berkata: “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!” Daud ia responi seruling dukacita.

Amin.