Sunday, September 27, 2009

JUBAH ILAHI YANG HARUS DIKENAKAN SETIAP WAKTU - CEPAT UNTUK MENDENGAR, LAMBAT UNTUK MARAH -

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 27 September 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Mereka yang mengenakan jubah ilahi, Tuhan sudah siapkan tuaian yang tidak terkondisi oleh apapun (Yesaya 60:5). Tuhan akan mengadakan terobosan-terobosan ketika kita mengenakan jubah ilahi. Ada fakta-fakta yang paradoks (pertentangan) terjadi antara kebenaran dengan kebenaran, kenapa bisa terjadi?
Yosua 24:13, dua puluh tahun setelah orang Israel menduduki tanah perjanjian maka di Sikhem Yosua mengumpulkan tua-tua Israel untuk memberi penegasan ulang tentang perjanjian = covenant - bahasa Inggris (dua atau tiga orang yang terlibat dalam perjanjian, bila salah satunya ingkar, perjanjian ini tidak bisa dibatalkan karena pembuat janji adalah Tuhan, Tuhan diharuskan oleh namaNya tetap melaksanakan perjanjian itu). Sikhem adalah tempat Abraham pertama kali mendirikan mezbah ketika ia keluar dari Urkasdim, di tempat itu Tuhan berjanji menganugerahkan semua tanah ini kepada anak keturunan Abraham padahal Abraham berumur 100 tahun dan ia belum mempunyai anak, ia sudah setia melakukan firman Allah sepertinya doanya belum dijawab tapi ia tetap berharap pada Tuhan (Roma 4:18). Tuhan sudah siapkan negeri = land (bahasa Inggris) yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya (Yosua 24:13).
Paradoks terjadi waktu Hagai 1:6 - Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Kalau di Yosua 24:13 Tuhan siapkan suatu negeri (tanah yang subur) tapi di Hagai 1:6 ada lima tragedi didaftar dalam ayat ini. Kenapa sampai terjadi begitu? Apa yang harus diperbaiki? Perjanjian di Sikhem Tuhan sediakan tanah produktif (Yosua 1:6) dan kita akan menikmatinya sedangkan di Hagai 1:6 adalah pengalaman banyak orang, sudah bekerja keras tapi hasil seperti uap. Adakan peninjauan kembali pada pertumbuhan iman kita.
Kembali ke Yakobus 1, perikop kelima dimulai ayat 19 diakhiri ayat 27 tema yang diberikan pendengar atau pelaku firman; ada tiga warna dasar jubah ilahi dan warna yang ketiga adalah ayat 19-20 yaitu cepat (swift = bahasa Inggris) untuk mendengar; tangkas, cekatan dalam hal mendengar punya hubungan dengan Efesus 4:7 setiap kita telah menerima kasih karunia (penyataan Roh yang gunanya untuk keuntungan semua orang - I Korintus 12:7). Kalau kita mau menjadi pribadi yang menerima kasih karunia untuk kepentingan bersama kita melaksanakan ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah. Dalam hal apa kita disebut cepat untuk mendengar?
Lihat peristiwa di Kejadian 14:14-16, walaupun sebelumnya Abraham memilih mengalah dari Lot keponakannya karena para penggembala domba milik mereka sempat berkelahi memperebutkan daerah penggembalaan, ketika Abraham mendengar Lot ditawan oleh Kedorlaomer dan ketiga sekutunya, Abraham dengan hati yang penuh tanggung jawab cepat (swift) bertindak, dia mengejar dan menangkap raja itu dan membebaskan Lot. Berapa banyak kali kita mendengar teman kita ‘ditawan’ tapi kita hanya tutup telinga, tutup mata? Kita mendapat penyataan Roh untuk bergerak, pelayanan bisa kita lakukan dengan doa, kunjungan, membangun semangat, memberi uang, mementor orang lain.
Yeremia 1:4-10, ketika mendengar panggilan Allah di masa mudanya Yeremia berdalih-dalih tapi dalam Yeremia 31 ia mendengar dengan hati karena kasihnya kepada Tuhan, ia dengar dengan cepat tanggap pergi menggarap lahan yang berbatu-batu yang mengusiknya. Selama 40 tahun ia menggarap jatuh bangun, keluar masuk penjara sampai masa tua ia dipaksa turun ke Mesir dan mati di sana.
Bagaimanapun bentuk penyataan Roh, karunia yang Tuhan beri pada kita, lakukan dengan setia, jangan jemu-jemu berbuat baik. Pengkhotbah 11:1, pada waktu kita melakukannya sepertinya sia-sia bagaikan roti yang dibuang ke air, lama sesudah itu baru kita temukan tapi Tuhan berjanji kita akan memetik benih yang sudah kita tebar. Mungkin kita tidak memetik tapi anak keturunan kita akan memetiknya.
Yakobus 1:19-20, cepat untuk mendengar (be swift to hear; tangkas untuk mendengar langsung disikapi) namun soal marah/emosi harus ada kendali. Mazmur 124:1-5, jangan karunia bertumbuh, berkembang tapi emosi merusak, mencemari karena amarah bagaikan api yang menghanguskan, bagaikan air yang menghanyutkan. Amsal 14:29, mereka mungkin cepat untuk mendengar tapi karena emosi tidak terkendali akan meneguhkan kebodohannya seperti 5 anak dara yang bodoh tidak mewarisi kemuliaan.
Nabi Yesaya berkata dalam Yesaya 65:24 firman Allah-lah yang menjadi pengendali emosi, saat kita kenakan jubah cepat untuk mendengar --pakai karunia untuk kepentingan bersama-- namun lambat untuk marah --mengendalikan emosi-- maka apa belum kita pikirkan, apa yang belum kita mohon, sebelum kita berseru, Tuhan sudah siapkan paket jawaban buat kita.
Amin.