Sunday, March 20, 2011

BERTOBAT SELAGI MASIH ADA KESEMPATAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 20 Maret 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 4:9 - Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Ayat ini merupakan peringatan keras kepada mereka yang meremehkan merawat hubungan dengan Tuhan dan sesama. Sadarilah merupakan warna pertobatan; kemalangan = orang yang hubungannya dengan Tuhan tidak baik; meratap = tangisilah; sukacitamu = kesenangan daging; dukacita = airmata pertobatan.
Ibrani 12:16, Esau, seorang yang kemudian sadar tapi sudah terlambat, dia menjual hak kesulungannya untuk sepiring kacang merah; dia meremehkan ajaran, karunia --menjadi anak sulung-- yang Tuhan sudah percayakan pada dirinya, dia disamakan dengan orang yang suka bercabul. Mereka yang meremehkan adalah mereka yang tidak menghargai status sebagai anak Tuhan dan sebagai orang percaya yang kemudian Tuhan beri kepercayaan untuk melayani Tuhan. Ibrani 12:17, Esau meratap, menangis tapi sudah terlambat. Kita berada di ujung dari akhir zaman, untuk itu kita diminta ‘ratapilah’; hubungan dengan Tuhan tidak boleh dicampur, hubungan dengan sesama harus diperbaiki.
Apa yang ada di akhir zaman sehingga kita dituntut untuk meratap, menghargai karunia, kepercayaan yang Tuhan sudah berikan?
Peristiwa-peristiwa yang paling dahsyat yang terjadi di akhir zaman sudah dinubuatkan. Dalam Wahyu 6:1-17 ditulis tentang 6 meterai yang akan dibuka di akhir zaman. Wahyu 8:1-5 merupakan meterai yang ketujuh. Wahyu 6:7-8, meterai keempat dibuka di akhir zaman akan berlanjut terus sampai masa 3½ tahun antikris dengan kata lain sebelum gereja disingkirkan ke padang belantara, gereja masih ada di dunia. Ketika meterai keempat dibuka --digambarkan dengan kuda hijau kuning (= kelabu – TL) penunggangnya bernama Maut dan kerajaan kematian (kuburan massal) mengikutinya-- seperempat penduduk dunia akan tewas. Mereka mati karena pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
Wahyu 6:5-6, mereka mati karena kelaparan ada hubungan dengan meterai ketiga secupak gandum (= satu takar gandum) sedinar (upah satu hari), dan tiga cupak jelai sedinar tapi ada pengharapan bagi orang yang memiliki minyak --mempunyai firman Allah dan penuh dengan Roh Kudus-- dan anggur --dosa sudah diampuni, ditebus oleh darah Anak Domba Allah-- dipelihara oleh Tuhan. Amos 4:10, sampar = penyakit, macam-macam penyakit muncul di akhir zaman. Matius 24:7, pedang = bangsa akan bangkit melawan bangsa; bangsa = ethnos - bahasa Yunani mempunyai pengertian suku-suku, kelompok-kelompok; antar kelompok dengan kelompok saling membunuh. Wahyu 6:8, binatang-binatang buas (= binatang buas-buas - TL) = thērion - bahasa Yunani mempunyai pengertian sesuatu yang mendatangkan kematian (bus, kereta api, pesawat terbang, kapal laut dengan kasus musibahnya; gempa bumi dengan prosesnya). Bencana-bencana ini akan terjadi.
Yesaya 51:6 - Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari pada-Ku tidak akan berakhir.
Ada satu berita yang sangat menakutkan tapi ada satu berita yang melegakan, pengharapan bagi orang-orang percaya yang hubungan dengan Tuhan dan sesama baik, yang hatinya (kardia, suneidēsis, nous) tetap dirawat; hati = seluruh aspek hidup harus dibersihkan (dalam dan luar sama). Wahyu 6:14, pulau-pulau akan tergeser, ini yang sedang terjadi. Itu sebabnya Yakobus berkata ‘ratapilah’, Yesus segera datang kali kedua, seriuslah mengikut Tuhan.
Matius 24:13 - Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (But he that shall endure unto the end, the same shall be saved - KJV). Jadilah anak Tuhan yang tetap setia, sekalipun digoncangkan tetap tegak berdiri, merekalah yang akan selamat.
Amin.