Sunday, September 25, 2011

DARAH/KETURUNAN SEBAGAI SEORANG PEMENANG DALAM DIRI ORANG PERCAYA

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 25 September 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Bahwa di dalam diri kita mengalir darah/keturunan sebagai seorang pemenang.

Mazmur 6:3 - Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar.

Ayat ini dilatarbelakangi oleh pengalaman Daud, ketika berumur sekitar 17 tahun, Tuhan menyuruh Samuel untuk melantik salah satu anak Isai dan Daud-lah yang terpilih, yang cocok di hati Tuhan. Setelah dilantik Daud tidak langsung duduk di istana namun ia harus melewati rentang waktu penderitaan selama 13 tahun. Waktu Tuhan tetapkan waktu untuk kita, jangan mengambil jalan pintas untuk mencapainya, Tuhan punya cara untuk menolong kita. Raja Saul yang awalnya mendukung Daud, kemudian Saul menjadi sangat benci kepada Daud bahkan 2 kali di antaranya ia mengerahkan tentaranya untuk memburu dan membunuh Daud; 6 kali percobaan pembunuhan dilakukan oleh Saul tapi Tuhan menolong Daud. Umur 30 tahun Daud menjadi raja dan masih saja diancam, dikejar-kejar oleh keluarga Saul yang masih hidup sekalipun salah satu anak dari Yonatan dirawat oleh Daud.

Merana = umlal - bahasa Ibrani; yang artinya lemah, sakit, rentan. Dengan rendah hati Daud berkata bahwa tidak ada yang ia banggakan dari dirinya karena ia ‘umlal’, tapi kenapa dalam Perjanjian Baru tidak kurang dari 10 kali Yesus disebut anak Daud?

Roma 1:3 - tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud. Ada apa dalam diri Daud sampai Yesus bangga disebut sebagai anak Daud/keturunan Daud?

1. II Samuel 7:1-2.

Setelah secara de-facto Daud menjadi raja, ia tinggal dalam rumah dari kayu aras (kemewahan, kemuliaan), untuk mendatangkan kayu aras dari Libanon ke Yerusalem tidaklah mudah sedangkan tabut Allah diam di bawah tenda. Raja Daud ingin membangun bait Allah lebih megah dari tempat kediamannya tapi Tuhan tidak berkenan, Daud tidak diijinkan membangun bait Allah; Salomo-anak Daud yang diijinkan untuk membangunnya.

Apakah Daud marah saat keinginannya tidak diindahkan Tuhan? Daud berkata dalam Mazmur 27:4 - Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Sekalipun keinginannya digunting, ia tidak marah, ia berkomitmen tetap mengasihi dan mengutamakan Tuhan; itu sebabnya Yesus Anak Allah yang hidup bangga pada Daud. Ini mutu yang Yesus cari dalam hidup anak-anak Tuhan. Daud buktikan dalam I Tawarikh 22:14, ia mengambil dari gudang kerajaan seratus ribu talenta emas dan satu juta talenta perak, menyediakannya bagi Salomo untuk membangun bait Allah; bahkan milik pribadinya Daud mempersembahkan tiga ribu talenta emas dan tujuh ribu talenta perak, I Tawarikh 22:3,4.

2. II Samuel 7:8-9.

Daud tidak punya pedang dan tombak tetapi waktu diancam, dikejar-kejar oleh singa, beruang dan binatang buas, Daud memakai tongkat gembalanya. Tuhan mengambil Daud dari padang penggembalaan; Daud memiliki bakat/potensi untuk menang, itu sebabnya Tuhan bangga disebut sebagai anak/keturunan Daud. Dari mana Daud beroleh ketrampilan untuk menjadi pemenang? Ibrani 11:8, Daud adalah keturunan dari nenek moyangnya yang bernama Abraham. Kualitas yang dimiliki Abraham adalah seorang yang taat, patuh sekalipun ia mendapat perintah yang sulit dicerna oleh pikiran tapi ia tetap patuh. Abraham mempunyai anak Ishak ketika berumur 100 tahun, Tuhan minta kepada Abraham supaya Ishak yang saat itu berumur 25 tahun dipersembahkan; karena cintanya pada Tuhan ia mempersembahkan Ishak dan mujizat pun terjadi. Yesus bangga disebut keturunan Daud karena nenek moyang secara jasmani patuh. Kepatuhan ini adalah kualitas darah pemenang mengalir sehingga hanya dengan ketapel Daud mengalahkan Goliat.

Filipi 3:20, secara rohani kita adalah warga negara sorga oleh iman dalam Yesus Kristus. I Petrus 1:18-19. Paulus menginformasikan tentang Yesus, keberadaan Yesus --Anak Allah tapi disebut keturunan Daud (keturunan pemenang)-- saat berada di dunia ini. Saat berada di dalam badai, Yesus berkata: “Gelombang, teduhlah!” Gelombang pun teduh dan murid-muridNya bisa mendayung dengan aman. Waktu Yesus masuk ke kota Nain dan bertemu dengan rombongan yang mengusung mayat anak seorang janda, Yesus membangkitkannya. Saat berhadapan dengan banyak orang, dengan lima roti dan dua ekor ikan ia mengenyangkan lima ribu orang laki-laki dan masih tersisa dua belas bakul.

Di dalam Yesus mengalir darah seorang pemenang, di dalamnya ada kuasa. Ketika Ia mati disalib, darahnya menebus manusia, mengalir dalam hidup kita supaya kita dibebaskan dari penghukuman. Roma 8:37, darah keturunan pemenang mengalir di hidup kita sehingga kita lebih dari seorang pemenang.

Amin.

Sunday, September 18, 2011

KETAATAN SESEORANG TERHADAP FIRMAN ALLAH AKAN MENCIPTAKAN KEDEWASAAN ROHANI

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 18 September 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Roma 15:4 - Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.

Rasul Paulus menuliskan ayat ini karena didorong oleh Roh Kudus bahwa apa saja yang ditulis dahulu --dalam Perjanjian Lama--, ditulis untuk menjadi pelajaran/pengetahuan bagi kita yang ada di akhir zaman. Pengetahuan = segala sesuatu yang kita ketahui karena kita mempelajarinya. Tuhan mendorong kepada Hosea untuk menulis isi hati Tuhan dalam Hosea 4:6 - Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. Tidak mengenal Allah = tidak mau belajar firman Allah, hukum-hukum Tuhan. Untuk belajar membutuhkan material, kita harus belajar firman Allah; bukan diletakkan di otak tapi di hati supaya iman bertumbuh subur.

Apa ajaran yang disampaikan Alkitab? Salah satunya dalam Keluaran 25:39 - Dari satu talenta emas murni haruslah dibuat kandil itu dengan segala perkakasnya itu. Pada waktu Tuhan perintahkan Musa untuk membuat kaki dian tempaan dari satu talenta (± 50 kg) emas, bangsa Israel sedang dalam perjalanan menuju ke tanah perjanjian; dari mana mereka mendapatkan emas sebanyak itu? Kalau Tuhan yang memerintahkan dan kita mau menaati, Tuhan siapkan material/kemampuan. Kaki dian setiap cabang, terdapat 3 set terdiri dari kelopak-kuntum-bunga di pucuk paling atas lampu; tujuannya supaya kaki dian menjadi terang, menolong mereka yang ada di kegelapan.

Keluaran 25:40 - Dan ingatlah, bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu. Ingat berarti tidak lupa, timbul kembali dalam pikiran; juga berbicara tentang kedekatan dengan seseorang. Sifat ini ada dalam diri Allah. Kejadian 8:1; 7:24. Pada waktu bumi digenangi air selama 150 hari, semua musnah; Tuhan ingat pada Nuh dan seisi bahtera. Dunia boleh alami goncangan; kalau Tuhan ingat Nuh, Tuhan juga ingat pada kita. Kejadian 19:29, dosa kota Sodom dan Gomora sangat mengusik hati Tuhan dan Tuhan bermaksud memusnahkannya; sebelum memusnahkan Tuhan ingat Abraham.

Tuhan ingin agar sifat ini ada dalam hidup kita. Ulangan 12:28, ayat ini menjanjikan supaya baik keadaan --karir, pendidikan, bisnis, rumah tangga-- bukan hanya untuk kita saja tapi untuk generasi kita juga. Sifat ingat ada pada Musa sehingga Keluaran 40:16-33 di sana 8 kali dituliskan bahwa Musa melakukan tepat seperti apa yang diperintahkan kepadanya; dia ingat. Apa yang dilakukan Musa mengandung pelajaran di akhir zaman. Kaki pelita yang terbuat dari satu talenta emas, setiap cabang, terdapat 3 set terdiri dari kelopak-kuntum-bunga bagian atasnya lampu dengan tujuan supaya berguna/menyala; kita bukan hanya dibuat indah --dosa diampuni, sifat-sifat lama diubah-- tujuannya supaya menyala; menyala dalam bahasa hubungan dengan Tuhan = melayani Tuhan.

Ada dua jenis pelayanan yang ada di dalam gereja yaitu pelayanan meja (tata laksana, manajemen, diaken) dan pelayanan firman, supaya jemaat bertumbuh di akhir zaman. Kisah Para Rasul 6:7, bahwa jemaat di Yerusalem bertambah dari dua sisi yaitu kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu); fisikal/jasmani dan rohaninya bertambah. Kisah Para Rasul 6:1-6, pelayanan meja dan pelayanan firman Allah mutlak (tidak boleh tidak, harus lengkap, paripurna) supaya kita menjadi terang. Diaken mengatur jemaat supaya semua jemaat terlibat pelayanan dan rasul-rasul menyiapkan firman Allah.

Apa kata firman Allah apabila dalam sebuah jemaat mengabaikan pelayanan meja--menyangkut masalah-masalah jasamani? Matius 25:41 - ...Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,... Kenapa disebut sebagai orang-orang terkutuk? Karena mereka mengabaikan 6 pelayanan meja yang sebenarnya mereka bisa lakukan (Matius 25:42-43). Mereka mengabaikan pelayanan meja dengan menguburkan talentanya (Matius 25:18); mereka lebih menonjolkan urusan/kepentingan diri sendiri. Ada konsekuensi bagi pelayan-pelayan firman/hamba-hamba Tuhan yang meremehkan firman karena mereka tidak mengembangkan firman Allah untuk disampaikan, Tuhan berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:23). Mereka tampaknya melayani Tuhan tapi tidak melakukan kehendak Tuhan (Matius 7:21).

Kalau kita punya talenta jangan disimpan, kembangkan talenta untuk melayani Tuhan.

Amin.

Sunday, September 11, 2011

FIRMAN ALLAH TETAP SAMA DARI ZAMAN KE SEGALA ZAMAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 11 September 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Dari zaman purbakala sampai Yesus datang kali yang kedua, firman Allah tidak berubah; firman Allah ya dan amin. Ibrani 13:8 - Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

Apabila firman Allah merupakan nubuatan pasti terjadi/digenapi. Dalam kitab Mikha misalnya, jauh sebelum penciptaan Yesus sudah ada. Kejadian 3:15 - Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. Ayat ini diucapkan ketika manusia baru saja jatuh dalam dosa; keturunan perempuan akan menghancurkan rencana-rencana jahat Iblis. Setelah Allah mengucapkan baru kemudian manusia diusir dari taman Eden. Empat ribu tahun kemudian ayat ini digenapi saat Yesus lahir dan Ia melakukan pelayanan 3,5 tahun dan Ia naik ke Golgota, disalibkan--ini bukan kekalahan, Paulus terangkan dalam Kolose 2:15 itulah saat Yesus melucuti senjata-senjata, pekerjaan-pekerjaan Iblis.

Apabila firman Allah merupakan sebuah ilustrasi yang mempunyai makna di akhir zaman itu pasti terjadi/digenapi. Keluaran 25:31-35, di kemah sembahyang ada tiga ruangan yaitu halaman, tempat kudus, dan tempat maha kudus. Salah satu perabot yang terdapat di tempat kudus adalah kaki pelita; tiap cabangnya terdiri dari 3 stel kelopak-kuntum-bunga, tiap cabang ada 9 potong, barulah paling atas lampu, berarti ada 27 potong; batang di tengah ada 4 stel berarti ada 12 potong. Kalau dijumlahkan di sebelah kiri ada 27 potong, di sebelah kanan ditambah dengan batang ada 39 potong. Gambaran ini diberikan Tuhan kepada Musa ketika di gunung Sinai, Musa harus membuat seperti contoh yang telah ditunjukkan padanya (Keluaran 25:40); 1.800 tahun kemudian tokoh-tokoh gereja mengadakan Konsili I di Konstantinopel (sekarang Istambul ibukota Turki) --300 tahun sesudah Yesus mati di salib--; dikumpulkanlah tulisan-tulisan lalu disepakati Perjanjian Baru ada 27 buku, Perjanjian Lama ada 39 buku. 500 tahun setelah Musa menerima instruksi di gunung Sinai, Daud berkata dalam Mazmur 119:105 - Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Firman Allah, apakah itu dalam bentuk nubuatan atau ilustrasi, itu pasti akan digenapi. Matius 24:35 - Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Kalau kita menerima firman Allah kita menerima kekekalan. Kenapa/apa sebab Alkitab menulis dengan vulgar bahwa ada pribadi, bahkan bangsa yang mengalami kepahitan-kepahitan padahal semua firman Allah kekal dan digenapi?

Hakim-hakim 6:1-6, dalam kitab Imamat dan Ulangan di sana Tuhan janji kalau orang Israel masuk ke Kanaan Tuhan sudah siapkan fasilitas-fasilitas. Tetapi setelah berada di tanah perjanjian mereka mempunyai rumah tapi tidak menikmati, di malam hari mereka harus naik ke gunung untuk tidur di lubang-lubang perlindungan, mereka menabur, tapi hasil dijarah oleh orang Midian, mereka menjadi sangat melarat, mereka alami ini selama 7 tahun. Yeremia 25:11-12, bangsa ini baru saja menerima kaabah megah yang dibangun oleh Salomo tapi tidak berselang lama semua kekayaan mereka dan perkakas bait Allah di bawa ke Babel. Kenapa bisa terjadi? Padahal dalam Keluaran 19:5-6 dikatakan: ... jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.... Mereka punya berkat tapi tidak menikmati, di Babel mereka dihina habis-habisan (Mazmur 137:1-4).

Apa sebab mereka mengalami ini? Karena:

1. Mereka meragukan firman Allah.

Tuhan sudah berjanji dalam Kejadian 28:15 tapi Yakub tidak yakin, Yakub takut ketika bertemu dengan Esau dan ia mengatur formasi, buktinya Kejadian 33:1-2. Percayalah pada Yesus maka Tuhan akan bekerja luar biasa. Orang yang bimbang sama halnya dengan orang yang telah meninggalkan Tuhan.

2. Hidup mementingkan diri sendiri.

I Samuel 8:11-18, ketika mereka menuntut Tuhan terus-menerus supaya mereka mempunyai seorang raja, Tuhan ijinkan mereka mempunyai seorang raja dan nabi Samuel telah memberitahu hal-hak raja. Sebenarnya Tuhan yang harus menjadi raja, Tuhan yang diutamakan, persembahkanlah segala-galanya untuk Tuhan. Kita seringkali meletakkan diri sebagai raja; seringkali kita berkata hatiku adalah rajaku. Selama zaman raja-raja 490 tahun orang Israel sudah mengesampingkan Tuhan, semuanya untuk raja; sebenarnya setiap 7 tahun ada 1 tahun khusus untuk Tuhan, tapi selama 490 tahun tidak satu hari pun diberi untuk Tuhan, sehingga 70 tahun mereka ditindas oleh Babel.

Karena itu Daud berkata dalam Mazmur 19:13 - Tak ada yang dapat menyadari kesesatannya; TUHAN, bebaskanlah aku dari kesalahan tersembunyi (TBIS).

Amin.

Sunday, September 04, 2011

MEMAHAMI DAN MENGERJAKAN KESELAMATAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 4 September 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Tuhan tidak pernah bekerja statis, Ia bekerja dengan pelipatgandaan. Firman Allah mempunyai kuasa/daya untuk mencipta. Matius 11:29-30 - Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. Selama kita masih di dunia, beban demi beban silih berganti dan selalu berbeda. Beban bukan hanya bicara soal keuangan, rumah tangga tapi juga tentang hal-hal sepele. Tuhan menyiapkan ketenangan ketika kita punya beban, Tuhan siapkan kebebasan. Bagaimana kita memperoleh ketenangan? Belajarlah kepada Yesus; Yesus adalah Guru yang terbaik. Kita sebagai orang yang diselamatkan, Yesus ingin agar kita memahami bahwa kita telah diselamatkan. Untuk apa kita diselamatkan, apa yang harus kita kerjakan di dalam keselamatan? Bukan hanya sekadar untuk menikmati tapi Tuhan ingin apa yang harus kita lakukan, kerjakan dalam keselamatan.

Yesus sering kali menggunakan perumpamaan untuk mengajar. Banyak orang yang mundur karena mereka kecewa. Yesus memberi perumpamaan selama di dunia ada gandum, ada lalang di satu ladang; mereka sama-sama mendapat perhatian, siraman air, tebaran pupuk dengan porsi yang sama. Kita harus sadar, jangan hanyut! Ada yang muncul sebagai lalang dan ada yang muncul sebagai gandum. Ikan dalam satu jala ada yang baik, ada yang tidak baik. Perumpamaan tentang seorang raja yang bepergian; dalam satu komunitas ada yang tekun, ada yang kurang tekun dan tidak tekun; ketika tiba-tiba raja pulang, mereka yang tidak tekun, tidak setia mendapatkan hardikan.

Allah mempunyai cara ketika mendidik dan mengajar; materinya bukan semata hasil olahan dari sorga tapi berangkat dari realita/fakta hidup supaya kita makin tajam, dewasa, dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi. Materi yang Tuhan ajar: Kejadian 50:20; Yusuf mempunyai sejarah perjalanan yang panjang, monoton, penuh penderitaan dan air mata. Sejak umur relatif muda ia telah disusahkan oleh kakak-kakaknya, puncaknya umur 17 tahun ia dijual --diperkirakan selama 1 tahun ia dijajakan sebagai budak-- harga dirinya dikoyak-koyak, dihancurkan dan akhirnya laku. Ketika kita direndahkan, disepelekan, diabaikan, angkat wajah kita menengadah kepada Tuhan. Waktu Yusuf dibawa ke istana Potifar, ia diperlakukan sebagai budak, tapi Tuhan promosikan, ia dibela, didandani oleh Tuhan; 10 tahun Yusuf di istana Potifar, pada akhirnya ia dibuang di penjara. Semua pengalaman Tuhan gunakan untuk memperhalus, menjadi material pengajaran untuk mendidik supaya Yusuf punya peduli dan peka; ia peduli ketika kakak-kakaknya berada dalam bencana kelaparan. Kapan ketajaman muncul? Saat ia dalam tungku penderitaan. Pemimpin bukan dilahirkan tapi dijadikan melalui proses yang panjang, melewati tungku penderitaan. Amsal 27:17, Allah gunakan semua penderitaan untuk mempertajam sehingga Yusuf punya peduli; penderitaan merupakan ruang pratikum.

Pengalaman-pengalaman yang baik atau buruk dari orang di sekitar kita, Tuhan siapkan agar lahir orang yang punya visi. Tuhan sementara mendidik, mengasah kita saat kita alami penderitaan, kekecewaan. Ketika Tuhan mempertajam dan ingin membuat kita lebih tinggi, seiring Tuhan selesaikan bagianNya, bagian kita harus kita selesaikan. II Korintus 10:3-4, Paulus katakan kita masih di dunia, tapi Tuhan sudah siapkan senjata untuk merobohkan benteng-benteng yang kuat; ubah paradigma kita, sering kali kita hanya diam saja saat berhadapan dengan benteng-benteng. Tuhan sudah siapkan lahan kemenangan yang luar biasa tapi hancurkan benteng itu. Tuhan siapkan lebih dari apa yang telah dicapai oleh orang-orang yang sudah mendahului kita. Kenapa Daud bisa mengalahkan Goliat? Karena ia pernah menaklukkan beruang. Pencapaian-pencapaian dari orang yang sudah mendahului kita, pencapaian-pencapaian itu Tuhan siapkan dan kita akan alami lebih dari pencapaian-pencapaian itu, tapi kita harus kalahkan, robohkan benteng-benteng dahulu.

Ulangan 1:6-7 - "TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan orang Amori dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb dan di tepi pantai laut, yakni negeri orang Kanaan, dan ke gunung Libanon sampai Efrat, sungai besar itu. Mungkin kita terlalu lama tinggal di gunung yang mengecewakan, tinggalkan gunung itu, Tuhan sudah siapkan pencapaian-pencapaian yang lebih. Firman punya daya untuk mencipta, robohkan benteng-benteng yang selama ini mengikat kita, berangkat tinggalkan gunung kegagalan, kekecewaan, Tuhan sudah siapkan pantai, pegunungan, pencapaian-pencapaian yang lebih dari orang-orang yang telah mendahului kita.

Amin.