Sunday, April 26, 2009

PENGAKUAN AKAN TUHAN DALAM HIDUP KITA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 26 April 2009
Oleh Pdt. Heri Setiyono


Amsal 3:6 - Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Pengakuan lahir dari kesadaran, menghadirkan pemahaman yang dilatarbelakangi pengertian, pengetahuan. Dia yang menentukan keberadaan saya, keberhasilan saya. Untuk menyampaikan pengakuan seperti itu kepada seseorang melalui suatu proses. Akuilah Dia dalam segala lakumu sebab di dalam setiap apa yang kita lakukan kita sesungguhnya mempunyai ketergantungan dengan Tuhan. Ada banyak hal yang tidak mampu kita kerjakan dalam hidup ini, sesuatu yang akan menyampaikan kita kepada keberhasilan dan hanya Tuhan yang mampu melakukannya bagi kita. Ketika menyadari bahwa Tuhan telah melakukan sesuatu yang tidak mampu saya lakukan sehingga saya datang pada situasi dan kondisi seperti sekarang ini, pengakuan ini muncul dari mulut kita, Dia yang telah melakukannya bagi saya.
Pengakuan apa yang Tuhan tuntut dari hidup kita? Pengakuan itu bisa diwujudkan lewat sikap, aktivitas, lewat apa yang kita lakukan seumur hidup kita. Dari mana kita mulai dan bagaimana kita membuat pengakuan tentang Dia?
Ulangan 12:1, 5-7, kata harus berarti ada sesuatu yang ditekankan oleh Tuhan, begitu penting dalam hidup kita. Pengakuan yang harus keluar dari dalam hidup kita bahwa Tuhan memilihkan satu tempat untuk kita bertumbuh dewasa di situ yaitu gereja lokal, kalau pengakuan ini ada dalam kehidupan kita berjemaat di gereja lokal, tidak mudah untuk kita berpaling dari gereja lokal. Pengakuan itu muncul dari kesadaran dan kesadaran itu tergantung dari sejauh mana kedewasaan di dalam hidup kita sebagai orang percaya. Ada pemahaman dari pengertian, pengetahuan datang kepada kesadaran dan itu melahirkan sikap kita dalam hubungan kita dengan Tuhan, menghargai Dia bahwa Dia telah memilihkan kita tempat di gereja lokal. Di tempat itu Tuhan meletakkan otoritasNya yang diberikan kepada gembala untuk menyelenggarakan otoritas itu. Di gereja lokal Tuhan taruh peraturan dan ketetapanNya, ketetapanNya memberikan dasar, alasan kita berdiri sebagai seseorang, peraturanNya menempatkan dan memberdayakan kita untuk hidup sesuai dengan apa yang Tuhan mau, dibutuhkan sikap tunduk kepada otoritas itu, seumur hidup kita ada keterikatan batin dengan tempat yang dipilih Tuhan.
Pengakuan-pengakuan selanjutnya akan muncul dari kehidupan kita dan apa yang menjadi pengakuan kita di tempat yang dipilih oleh Tuhan, sebab di sana Tuhan memberikan pengalaman-pengalaman bagi setiap kita. Hosea 6:6 - Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. Kasih setia yang diwujudkan ketika kita datang ke rumah Tuhan menyampaikan korban sembelihan mempunyai kaitan dengan ikatan dan pengakuan dalam apapun yang kita lakukan sepanjang hidup kita, kita terikat perjanjian dengan Tuhan dan sebaliknya Tuhan terikat dengan kita.
Korban bakaran adalah pengenalan akan Allah, pengakuan kita sebatas bagaimana dan sejauh mana kita mengenal Allah dan pengenalan itu datang dari pengalaman yang Tuhan berikan kepada kita. Abraham yang membawa Ishak anaknya untuk dipersembahkan kepada Tuhan dan Tuhan memberikan ganti seekor domba, dari pengalaman yang Tuhan berikan datang pengakuan Dialah Yehova Yireh. Imam harus menjaga, mempertahankan api harus tetap menyala di mezbah korban bakaran ini berbicara tentang persekutuan kita dengan Tuhan tidak pernah berhenti. Korban sembelihan berbicara Yesus seperti anak domba yang kelu yang dibawa ke tempat pembantaian seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dibalik kerelaan untuk melakukan kehendak Tuhan, kita akan melihat kerinduan hati kita diwujudkan oleh Tuhan. Korban persepuluhan dilatarbelakangi pengakuan bahwa Tuhan terlibat dalam usaha/pekerjaan saya sehingga datang pada keberhasilan seperti ini. Korban khusus kepada Tuhan, Tuhan melibatkan saya dalam pekerjaanNya untuk mencapai sesuatu, diberdayakan Tuhan. Korban nazar, pengakuan yang terwujud adalah Tuhan mampu melakukan segala perkara, apa yang tidak mampu saya raih Tuhan mampu mengadakannya. Korban sukarela berbicara pengakuan keberadaan/kehadiranNya memberi dampak yang luar biasa dalam hidup kita. Anak sulung sebagai korban sulung di rumah Tuhan, pengakuan bahwa Tuhan sumber yang tidak pernah kering, Tuhan sumber kebutuhanku.
Orang Kristen yang dewasa, di mana bisa terwujud? Di gereja lokal, pengakuan-pengakuan yang harus terpancar keluar sebagai bau harum pengenalan akan Tuhan. Bagaimana sikap kita di hadapan Tuhan, apakah pengakuan kita membawa sikap yang benar di hadapan Tuhan yang melahirkan perilaku yang benar di hadapan Tuhan?
Amin.

Sunday, April 19, 2009

PENCOBAAN YANG ADA DI DALAM DIRI MANUSIA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 19 April 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:13 - Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.
Kata pencobaan di ayat ini seperti kata pencobaan di Yakobus 1:2; dalam bahasa Yunani menggunakan dua kata yaitu dokimion (= ketika menemukan kelemahan seseorang maka orang yang menemukan kelemahan ini akan menguatkan dia) dan peirazō (= ketika menemukan kelemahan maka kelemahan ini digunakan untuk menghancurkan). Dokimion, ketika Yesus menemukan kelemahan Petrus –ia ingin kembali ke pekerjaan lamanya– Yesus menguji Petrus dan bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Justru pada saat Petrus sedang hancur, itulah titik lemahnya, Tuhan berkata: “Petrus berilah makan domba-dombaKu.” Ketika Tuhan temukan kelemahan, kelemahan ini Tuhan sentuh supaya orang ini sadar dan datang pada satu pengakuan, setelah itu Tuhan pulihkan dan Tuhan berikan kepercayaan gembalakan domba-dombaKu. Beda dengan peirazō, ini yang Yakobus bicarakan di ayat 13 - ... janganlah ia berkata: "Peirazō ini datang dari Allah!"... Di ayat-ayat sebelumnya Yakobus berbicara tentang pencobaan di luar diri manusia, namun mulai di ayat 13 Yakobus berbicara tentang pencobaan yang ada di dalam diri manusia. Peirazō bukan dari Tuhan, ini harus dilawan.
Jadi potensi untuk tergoda, terjebak dan hancur rupanya sudah ada di dalam diri manusia. Kapan potensi ini masuk di dalam diri manusia? Ketika manusia tidak menaati firman Allah di Taman Eden, mereka melanggar firman Allah, makan buah yang dilarang Tuhan maka dosa masuk ke dalam manusia, sengat-sengat dosa yang membawa potensi untuk tergoda juga masuk ke dalam manusia. Pada waktu Tuhan menciptakan manusia, Tuhan tidak pernah memberi potensi untuk tergoda, Allah ciptakan manusia mempunyai hak bebas untuk memilih. Tergoda atau tidak itu pilihan bukan karena potensi tapi pilihan manusia.
Pencobaan/potensi apa saja yang ada dalam diri manusia yang acapkali menggoda, menjerat dan akhirnya menghancurkan manusia?
1.Rasa takut/roh takut, roh cemas, roh kuatir.
I Petrus 5:7, Matius 6:25. Kita memang punya potensi untuk takut, cemas, kuatir dan sekarang manusia berusaha untuk mencari-cari jalan keluar, tapi serahkanlah semua itu pada Tuhan.
2.Hawa nafsu daging.
Paulus memberikan perincian ada 17 daftar keinginan/hawa nafsu daging dalam II Timotius 3:1-5, mereka yang memiliki dan menyimpan roh-roh ini, mereka adalah orang yang tidak mempunyai kasih.
Roh takut, cemas dan kuatir ada di dalam diri manusia. Apa saja yang membuat manusia takut, kuatir dan cemas?
1.Penyakit.
Yesaya 52:14, I Petrus 2:24, Yesaya 53:4. Ketika Yesus naik ke Golgota penyakit kitalah yang dipikulNya, Dia yang memikul menggantikan kita dan kita telah bebas karena itu jangan ditaklukkan oleh roh kuatir, cemas dan takut.
2.Musuh.
Walaupun kita tidak mau mempunyai musuh, tapi ketika terbayang kata-kata, sepak terjangnya itu membuat kita cemas. Amsal 16:7 - Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia. Didamaikan Tuhan = diselesaikan Tuhan. Kapan dan bagaimana Tuhan berkenan pada jalan hidup seseorang?
I Samuel 16:1, Daud dilantik menjadi raja itu bukan karena Daud mempromosikan diri, dan bukan keinginannya tapi karena Tuhan yang memilih, tetapi dalam II Samuel 16:7-8 datanglah Simei yang memaki-maki Daud, memperkatai dan mengecamnya. I Samuel 16:23, bahkan dua kali Saul mengerahkan tentaranya untuk membunuh Daud. Sekalipun demikian Daud tidak pernah membalas, Daud mengambil pilihan dan komitmen untuk melakukan firman Allah selama-lamanya (Mazmur 119:112).
Ketika Tuhan berkenan kepada jalan seseorang maka musuh itupun didamaikan dengan orang itu, Tuhan dapat menahan musuh agar berhenti menyakiti. Kejadian 31:22-24; 30:43, Laban geram dan panas hati ketika melihat kekayaan Yakubmenantunya bertambah-tambah.
Kejadian 33:1-4, Yakub sedang cemas, kuatir, ini sedang menggoda dia. Laban mengejarnya dan Yakub harus pulang dari Haran ke Hebron dan ia harus melewati Edom – daerah Esau, padahal sejak 21 tahun sebelumnya Esau sudah mengambil keputusan bila bertemu ia akan membunuh Yakub, namun benarlah apa yang dikatakan firman Allah dalam Amsal 16:7, Tuhan membuat Esau ramah sehingga justru ketika Yakub melewati Edom, Esau berlari-lari mendapatkannya lalu bertangis-tangisanlah mereka.
Baik Daud maupun Yakub, mereka mempunyai kelemahan tapi mereka mempunyai komitmen mau melakukan firman Tuhan. Tuhan tidak pernah gagal menepati janjiNya, Dia pasti menepati janjiNya ketika jalan hidup kita berkenan kepada Tuhan, musuh akan didamaikan bahkan air deras sungai Yordan Tuhan mampu membalikkan ke hulu (Mazmur 114:3).
Amin.

Sunday, April 12, 2009

MAKNA PASKAH

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 12 April 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Makna Paskah bagi kita yang sedang mengadakan perjalanan iman –yang suka atau tidak suka kita harus menghadapi ‘ulangan-ulangan’. Paskah berarti hari raya kebangkitan Nabi Isa menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia; peringatan wafat dan kebangkitan Isa Almasih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; Passover - bahasa Inggris berarti perayaan roti tidak beragi, diangkat dari passing over = malaikat pembinasa waktu lewat tidak mampir di rumah orang-orang Ibrani; Pesah - bahasa Ibrani = perayaan roti tidak beragi; sejarah disimpannya anak domba baru kemudian disembelih pada hari yang ditetapkan Tuhan.
Pernyataan Paulus melalui I Korintus 15:12-18 kalau sampai Yesus tidak bangkit dari antara orang mati akibatnya sia-sialah pemberitaan tentang firman Allah, sia-sialah ibadah/kepercayaan kita, kita tetap hidup di dalam dosa, mereka yang telah mati di dalam Kristus akan binasa. Jadi betapa celaka hidup kita kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, tapi bersyukur kepada Allah karena Yesus bangkit dari kematian; itu sebabnya Paulus berkata dalam Filipi 3:10 - Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, ini keinginan dari Paulus, saya boleh mengalami penderitaan, kematian (bukan hanya berbicara kematian jasmani tapi kematian semangat, tekad) tapi puji Tuhan, Yesus sudah bangkit dan saya akan bangkit dari semua kehancuran. Paulus mengerti makna kuasa kebangkitan Yesus. Kata mengenal bila hanya sebatas mengetahui dalam bahasa Yunani ginosis; Paulus berbicara ia ingin ginōskō (mengenal melalui pengalaman–menjadi satu hati, satu roh dan satu jiwa) melalui kebangkitan Kristus.
Mengapa Yesus harus mengalami proses datang ke dunia menjadi manusia dan lahir di Betlehem, melayani, pada waktu pelayanan Ia banyak menderita, puncak penderitaanNya ketika Ia harus memikul salib, mati di kayu salib menggantikan kita –sebetulnya kita yang harus menderita karena dosa tapi Tuhan tidak rela kita menderita, itu sebabnya Ia menggantikan kita–, dan bangkit?
Amsal 27:20; Amsal 30:15,16; Habakuk 2:5, kuburan/dunia orang mati dan kebinasaan (pintu/gerbang neraka) tidak pernah puas dan tidak pernah berkata cukup, segala bangsa akan ke sana dan ketika orang-orang ini ke sana, kuburan dan maut tidak pernah menolak. Apa yang terjadi ketika Yesus datang ke dunia, kemudian melayani sekalipun ditolak lalu menderita dan mati di kayu salib, dikuburkan? Apa yang terjadi ketika proses ini berlangsung?
Mazmur 18:15, saat Yesus bangkit semua yang menguasai kubur, kematian diserakkan, hubungkan dengan Matius 28:2 pada waktu Yesus mati lalu dikuburkan, Iblis yang menjadi penguasa kubur dan maut berpesta karena merasa sudah menang tapi hari yang ketiga Yesus bangkit, terjadilah gempa bumi yang besar, panah-panah api dari Tuhan dilepaskan. Malaikat kebangkitan yang Paulus katakan dalam Roma 8:11 turun dari langit terjadi kilat yang bertubi-tubi dan diserakkanNya mereka. Mazmur 18:16, saat Yesus bangkit kelihatanlah dasar-dasar laut, kubur yang sudah menelan banyak orang mati, hubungkan dengan Yehezkiel 37:1-2 ketika dasar-dasar laut yang Yehezkiel gambarkan sebagai lembah perjuangan hidup manusia terbuka, terkuaklah penderitaan manusia, manusia digambarkan seperti tulang-tulang yang berserakan, hidup yang berantakan, ini keadaan manusia yang sesungguhnya penuh dengan jeritan, mohon jalan keluar, mohon pertolongan. Saat Yesus bangkit dari kematian, Ia mengangkat orang-orang yang tidak ada harapan yang digambarkan seperti tulang-tulang berserakan, Tuhan hembuskan Roh sehingga tulang-tulang ini bisa bergerak. Kebangkitan Yesus menarik tulang-tulang ini sehingga bersatu, bertemu menjadi kerangka sehingga menjadi utuh, ini pekerjaan kebangkitan Kristus. Mazmur 18:17; Mazmur 40:3, kebangkitan Kristus membuat kita utuh kembali lalu Ia meletakkan kaki kita di atas bukit batu dasar yang benar yaitu Yesus Kristus sehingga kita menjadi kuat.
Amin.

Tuesday, April 07, 2009

KEBEBASAN DALAM KETERIKATAN FIRMAN ALLAH

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 22 Maret 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:10 - dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.

Terjemahan bahasa Inggris - But the rich, in that he is made low: because as the flower of the grass he shall pass away.

But = tetapi (bahasa Sansekerta) adalah kata sambung sebagai intra kalimat yang menyatakan pertentangan. Kaya bukan hanya menunjuk kepada keuangan, harta benda namun mereka yang dikategorikan kaya masa depan, posisinya kalau Allah rendahkan dia, bersukacitalah. Ternyata ada orang yang posisi/situasinya kaya tapi Allah merendahkan dia.

Saat seseorang direndahkan Tuhan, itu bukan cita-cita/tujuan Allah, mungkin itu teguran Allah, ada kesalahan yang harus ia perbaiki. Apa yang Allah sudah siapkan/sediakan saat Ia menciptakan manusia sehingga ketika seseorang direndahkan Tuhan ia harus memahami?

Kejadian 2:8 - Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Ketika Tuhan rendahkan seseorang tidak ada alasan untuk menyalahkan Tuhan karena sejak awal Tuhan sudah siapkan taman Eden (rumah tangga, pekerjaan, usaha, bisnis, pendidikan, karir, dll) yang di dalamnya berisi apa saja yang kita butuhkan. Jangan berperkara dengan Tuhan!

Kejadian 2:15-17, ketika Tuhan menyerahkan taman Eden kepada manusia, Tuhan memberikan kebebasan yang terikat. Kejadian 2:15, bukti keterikatan: manusia punya tanggung jawab harus mengusahakan (= mengolah) dan memeliharanya (= merawat, menjaga). Kejadian 3:23, sekalipun manusia sudah jatuh dalam dosa dan diusir dari taman Eden, Allah tetap memberikan kebebasan untuk mengolah tanah itu berdasarkan Perjanjian Eden, Tuhan terikat dengan namaNya, kalau Tuhan sudah berjanji Tuhan tidak pernah mengingkari janjiNya. Tuhan tetap membiarkan tanah punya tabiat, karakter, benih apa saja yang ditabur pasti bertumbuh.

Soal berkat yang Tuhan sudah siapkan itu tetap ada namun kita harus bekerja, mengolah tanah itu. Jangan kuatir, kalau kita mau berusaha, bekerja, kita pasti akan menuai (II Tesalonika 3:10, Kejadian 8:22). Kalau kita memelihara kebenaran firman Allah, firman Allah itu yang akan terjadi dalam hidup kita, Tuhan kita adalah Tuhan pelipat kali gandaan, hanya saja seringkali kita ingin bebas dan tidak mau terikat dengan firman Allah.

Amsal 3:9-10 adalah penggenapan dari Kejadian 2:15-17, 3:23, 8:22, muliakan Tuhan dengan mempersembahkan harta kita, dengan hulu hasil, dan mengembalikan milik Tuhan, 10% yang kita lepaskan akan menyucikan yang 90% yang masih ada sehingga tidak akan terjadi kebocoran-kebocoran. Dari mana kekayaan yang Tuhan beri untuk kita? Mazmur 105:37, Yesaya 60:5, saat kita bebas tapi menaati aturan maka kelimpahan dari seberang lautan akan mencari kita. Pengkhotbah 2:26, jangan kita iri, orang fasik Tuhan tugaskan untuk bekerja keras mengumpulkan kekayaan dan akan diserahkan pada orang yang dikenan Tuhan, yang menerima kebebasan dari Tuhan tapi mau terikat pada firman Allah.

Kembali ke Yakobus 1:10, merendahkan = tapeinōsis (bahasa Yunani) adalah pengalaman yang tidak nyaman ketika direndahkan, dihina dalam soal kedudukan, keuangan, kekayaan. Kenapa sampai Allah merendahkan seseorang baik dalam kedudukan, harta benda atau dalam predikat apa saja sehingga menjadi hina?

Dalam Ayub 1:1, Ayub disebut seorang yang saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan tapi dalam prakteknya ia selalu merasa benar di dalam tindak tanduknya, ketika ia mengelola usahanya dan berperkara dengan Tuhan (Ayub 9:28-31). Dalam tindak tanduk keseharian sebenarnya ada hal-hal yang perlu diperbaiki tapi ia merasa benar. Tapi bukanlah Tuhan kalau Tuhan tidak insafkan seseorang, Tuhan memakai Elihu (sahabat Ayub yang masih muda) itu sebabnya ketika Ayub menyadari ia punya kesalahan sehingga ia direndahkan sampai habis-habisan dalam hal apa saja yang ia miliki, ia mencabut perkataannya dan Tuhan memulihkan dia (Ayub 42:6, 10,11). Ketika Tuhan pulihkan Ayub, Tuhan tidak memerlukan waktu yang lama, hanya sesaat, sekejap. Biarlah kita memohon pengampunan dari Tuhan maka belas kasihanNya akan dicurahkan dalam sekejap dan apa yang hilang Tuhan kembalikan dua kali lipat, ini cara Allah memulihkan seseorang ketika orang ini mau mencabut perkataannya, keangkuhannya.

Amin.

TUHAN SANGGUP MENGANGKAT ORANG YANG RENDAH

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 15 Maret 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:9 - Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,...

Roh Allah mendorong Yakobus untuk menulis menyentuh seluruh sisi kehidupan kita termasuk mereka yang merasa derajatnya rendah sekali (low degree). Ada dua sisi yang bisa dilihat dari ayat ini, sisi pertama soal keadaan realitanya (apakah karena ia pernah dihancurkan/diremukkan atau memang itulah keadaannya) dan sisi lainnya Allah mempunyai anugerah bagi orang-orang ini, rencana dan cita-cita Allah, Tuhan ingin mengangkat dia mencapai kedudukan yang tinggi.

Mereka yang merasa orang rendahan ¾merasa rendah di bidang apa saja¾ bermegah dalam anugerah Allah, siapkan terminasi supaya kita bisa menangkap isyarat dari Tuhan. Seringkali kita membuang-buang waktu terlalu sibuk dengan urusan kita padahal Tuhan sudah lama menunggu (Lukas 15). Ketika Tuhan menanti-nantikan kita, Tuhan sudah siap dengan kemuliaanNya, dalam kemuliaanNya berisi apapun baik menyentuh kebutuhan rohani maupun jasmani; ketika kita nikmati pemberian Allah kita akan puas.

Otoritas dan kedaulatan Allah atas manusia:

1. Secara umum/universal.

Yesaya 51:5, Tuhan kita adalah Tuhan yang dahsyat, berbicara soal penyelamatan, Ia dapat lakukan dalam sekejap dan sering kali bertentangan dengan keinginan kita, di luar pikiran kita. Kita perlu diselamatkan dalam soal apa? Bisnis, karir, rumah tangga atau apapun juga, Tuhan dapat lakukan itu dalam sekejap. Hidup matinya bangsa-bangsa, hancur utuhnya pulau-pulau berada dalam kuasa Tuhan.

Yesaya 51:6, bagi Allah tidak terlalu sulit untuk memulihkan kita, sedang langit dan bumi kalau Tuhan hancurkan hanya seperti membongkar kain usang, tapi itu semua tergantung bagaimana respon kita pada firman Allah.

2. Secara perorangan/individu.

Mazmur 113:5-8, I Samuel 2:6-8. Tuhan tidak terlalu sulit memperhatikan setiap pribadi, Ia tidak bingung bagaimana caranya untuk merendahkan atau mengangkat seseorang. Tuhan berdaulat atas manusia, untuk memberi hidup atau mematikan tidaklah sukar.

Apakah firman Allah ini dapat dibuktikan? Allah seringkali mempunyai cara yang tidak masuk akal, tapi Allah seringkali ingin membongkar benteng-benteng logika manusia, untuk membuktikan Allah kita adalah Allah yang dashyat, pendekatannya:

1. Kisah Para Rasul 7:19-21. Pada waktu anak-anak Yakub berada di Mesir, jumlah mereka terus bertambah dan ketrampilan mereka melebihi orang-orang Mesir, raja memerintahkan mereka untuk membangun dermaga-dermaga, kota-kota perdagangan dan semua fasilitas sehingga nama Mesir termashyur. Raja menjadi takut orang Mesir akan terancam kalau orang Israel dibiarkan bertumbuh dan berkembang sehingga ia mengambil keputusan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang dilahirkan perempuan Ibrani. Bayi Musa dibuang ke lumpur dan dihanyutkan di sungai (sudah tidak mempunyai harapan dan tidak punya masa depan) namun Tuhan mampu mengangkat siapapun dia yang berada dalam derajat yang begitu rendah.

Hanya mereka yang percaya dan mengimani firman Allah, menyetujui dan menyatukan pikirannya dengan pikiran Allah yang akan mengalami kedahsyatan dan keperkasaan Allah. Mazmur 78:12-16, Kisah Para Rasul 7:22, Tuhan buktikan kalau Tuhan yang mengangkat seseorang tidak ada yang dapat mencegahNya, melalui mulut dan tangan Musa, Tuhan melakukan perkara-perkara ajaib di Mesir.

2. I Samuel 17:3-7. Untuk melawan Goliat yang tingginya 3m, baju besi yang dikenakan 57 kg, mata tombaknya seberat 7 kg yang selama 40 hari 80 kali ia tampil sambil menghujat, Tuhan mengangkat Daud (II Samuel 7:8), seorang yang begitu rendah (low degree), selalu dihina oleh kakak-kakaknya, terlupakan dan tidak diperhitungkan. Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat, Ia dapat mengangkat orang yang lemah untuk mempermalukan orang yang kuat.

Allah masih dapat bekerja dengan cara yang luar biasa. Bilangan 23:16, 19, pada waktu itu orang Israel bahkan imam-imam pun iman mereka sudah runtuh, itu sebabnya Allah munculkan Bileam (orang kafir) yang sering mendengar mujizat-mujizat yang Allah lakukan terhadap orang Israel. Tuhan mengunjungi Bileam sebab Bileam hatinya terbuka untuk Tuhan walaupun ia seorang kafir. Saat ini Tuhan sedang bekerja di ‘kalangan Bileam’ dan Yesus sudah memperingatkan dalam Matius 19:30 - Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.

Kalau Tuhan berfirman Ia pasti melakukannya, Tuhan sanggup mengangkat orang yang rendah dan meninggikan dia. Kalau kita mengimani dan meresponi firman Allah, Tuhan mampu bekerja dalam diri kita, Dia pasti melakukan janjiNya.

Amin.

ORANG YANG MENDUA HATI TIDAK AKAN TENANG DALAM HIDUPNYA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 8 Maret 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:8 - Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Terjemahan Lama - ...orang yang bercabang hatinya, tiada tetap segala jalannya.
Terjemahan bahasa Inggris - A double minded man is unstable in all his ways.
Ada orang yang sudah menerima Injil dan menikmati banyak mujizat tapi ada satu masa mereka tidak menerima sesuatu dari Tuhan karena mereka ragu-ragu/bimbang terhadap firman Allah dan untuk kedua kalinya Yakobus memperingatkan bahaya ini, ada orang percaya tapi hidupnya tidak stabil dalam segala jalannya (tidak stabil = tidak tenang dalam seluruh kegiatan/aktivitasnya); banyak bencana akan terjadi dalam hidupnya dan orang lain yang menjadi korban.
Di hari-hari terakhir banyak orang menjadi tidak tenang, jangan sampai waktu orang ini tidak tenang Iblis masuk dan ketia Iblis masuk ia memberi konsumsi yang menyenangkannya padahal ini sebenarnya menjebak dan membinasakannya. Jangan sampai ada orang Kristen yang tidak stabil.
Yesaya 32:17 - Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Damai = pax - bahasa Latin, damai sejahtera mempunyai keahlian menata, hati ditata, emosi/pikiran dibenahi. Waktu bangsa Israel keluar dari Mesir sementara di belakang mereka orang Mesir mengejar, di samping jurang, di depan mereka laut, mereka panik dan mencoba melempari Musa. Musa coba untuk menenangkan mereka, semua aspek dalam hidup harus ditenangkan dan akibat kebenaran semua ditenangkan.
Kenapa sampai ada orang Kristen yang tidak tenang dalam jalannya?
Matius 11:29, ketika Tuhan memberi kuk (ikatan ilahi) karena Ia sangat mengasihi kita supaya kita bergairah terhadap firman Allah, menaati firman Allah, maka Tuhan memberikan jaminan kita akan tenang/stabil, jangan terikat pada yang lain (pada nasihat orang fasik).
I Yohanes 3:19, Tuhan selalu berikhtiar untuk kita, kita berasal dari kebenaran sehingga kita selalu bisa memiliki jalan hidup yang tenang. Kebenaran selalu memberi hasil, memberi ketenangan, ketika kita berada di kebenaran, kita bisa tenang menghadapi apapun. Firman Allah yang memproduksi ketenangan. Tuhan mengukur hati kita bukan kepala (kemampuan otak) kita, hati adalah terminasi, kita harus membuat terminal, Tuhan akan datang pada hati kita, kalau hati terawat maka otak/pikiran pasti terawat. Kita akan tenang di hadapan Allah dan sesama dan mereka akan melihat dan menemukan yang ada di dalam hidup kita Yesus.
Kenapa ada orang percaya yang tidak stabil dalam segala jalannya? Kembali ke Yakobus 1:8, karena orang ini orang percaya tapi suka bercabang hati, mendua hati. Tentang bercabang hati Yesus memberi pengajaran dalam Lukas 16:13, kita tidak bisa membagi hati, kalau sampai mempunyai dua tuan, satu dikasihi dan yang satu akan dibenci sehingga membuat pembanding satu baik dan yang satu jahat. Orang percaya tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
Bagaimana jika bertuankan Mamon?
Mamon (bahasa Syria) = kekayaan, harta benda, pengertiannya taktik-taktik untuk memperoleh kekayaan, harta benda, semua cara yang dilegalkan untuk mencapai tujuan sekalipun bertentangan dengan kebenaran. Tabiat/taktik Mamon tidak jujur = curang, tidak punya rasa setia kawan. Untuk mencapai satu tujuan jangan punya gaya Mamon (kemunafikan) yang Paulus katakan dalam Efesus 6:11 - tipu muslihat, ada 21 atribut Mamon yang Paulus jelaskan dalam Roma 1:29-31.
Bagaimana jika ber-Tuankan Allah?
Yesaya 44:21, Mazmur 100:5, metoda/gaya Allah: Tuhan tidak pernah lupa pada kita, Ia mengasihi kita. Allah memilih kita dan Ia tidak pernah salah memilih kita karena Ia cinta pada kita dan Ia sudah bayar harga. Tuhan memilih kita untuk selama-lamanya bukan untuk satu masa periodik.
Jadi beda dengan Mamon, kalau kita ber-Tuhankan Allah, Ia mengasihi, setia dan kasihNya tetap selama-lamanya. Mazmur 146:7 adalah salah satu karakter Tuhan kita, kalau kita mau menjadikan Ia yang paling utama. Tuhan membebaskan orang-orang yang terbelenggu dan Ia sudah melakukannya. Tuhan bebaskan Yusuf dari penjara dan juga Petrus dari raja Yohanes Agripa I yang akan membunuhnya. Saat ini juga Tuhan akan membebaskan kita dari ketakutan apapun juga, tapi permasalahannya kepada siapa kita memperhambakan diri? Kepada Tuhan atau Mamon? Kalau kepada Mamon, Mamon akan membinasakan kita, tapi kalau kepada Tuhan, Ia setia dan Ia akan membebaskan kita.
Amin.

Sunday, April 05, 2009

UJIAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS IMAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 5April 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:12 - Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Pencobaan, gambarannya sama dengan anak-anak sekolah yang tepat pada waktunya mereka akan terima ulangan-ulangan dan ujian-ujian, semua akan mengalaminya. Bagaimana bisa dikenal kapasitas, potensi seseorang kalau tidak ada ujian? Demikian juga dengan perjalanan iman kita harus menghadapi ujian, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju setiap hari ada ‘ulangan’. Tiap hari memang ada pencobaan bukan berarti Tuhan biarkan tapi supaya kekristenan kita meningkat. Yakobus sedang memberi gambaran tentang orang percaya/gereja dalam perjalanan iman melewati lorong-lorong penderitaan bahkan dalam perjalanan iman dijemput oleh binatang buas (orang-orang yang mengusik kita), tapi inilah warna perjalanan iman orang percaya, kalau mereka tidak mengerti firman Allah mereka akan seperti bunga rumput layu.
Yakobus didorong oleh Roh Kudus berkata berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan di sepanjang perjalanan mereka, kalau demikian orang percaya sebagai apa di mata dunia?
Kejadian 23:1-4, menurut pengakuan Abraham statusnya di mata orang-orang Kanaan adalah orang asing dan pendatang; orang percaya adalah orang pendatang, orang perjalanan. Sebagai orang perjalanan, Abraham adalah orang yang taat pada Tuhan, ketika Saraistrinya mati ia tidak mempunyai tanah untuk menguburkannya. Sekalipun Abraham sebagai orang pendatang dan ia sangat dihormati oleh bani Het (Kejadian 23:6) tapi Abraham tetap berlaku sopan, di mana pun Abraham berada kemuliaan Allah turun dan daerah itu menjadi daerah keberkatan. Pada waktu ditawarkan tanah untuk menguburkan istrinya, Abraham tidak mau gratis tapi mau membayar penuh tanah untuk menguburkan istrinya (Kejadian 23:5-9). Sebagai orang perjalanan kalau ingin memiliki sesuatu yang sangat berarti, kita harus bayar harga dengan pengorbanan kita, orang perjalanan yang memiliki ‘iman gratisan’ tidak akan tahan bantingan.
Sebagai orang pendatang sering kali dunia memperlakukan semena-mena. Kejadian 26:15 - Segala sumur, yang digali dalam zaman Abraham ... telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah padahal jauh sebelumnya Abraham telah memberikan meterai dalam bentuk 7 anak domba kepada Abimelekh sebagai tanda bahwa sumur itu miliknya (Kejadian 21:30). Orang Filistin cemburu kepada Abraham karena di areal yang sama mereka melakukan penggalian tapi air tidak keluar lalu mereka menimbun sumur yang sudah digali Abraham dengan tanah. Hubungkan dengan Yosua 6:1 - Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya... inilah perlakuan dari dunia terhadap orang-orang perjalanan, bukan hanya sumur yang ditimbun tapi pintu ditutup. Kalau ini merupakan ‘ulangan’ dari Tuhan, terima dan kerjakan karena Ia adalah Maha Guru yang tahu persis kapan waktunya berhenti untuk ‘ulangan’, dan Ia selalu memperhatikan kita, Ia tidak membiarkan kita bahkan Ia memberikan jaminan apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka (Wahyu 3:7).
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, namun Allah punya cara untuk memimpin perjalanan kita, caranya: Keluaran 23:23 - Sebab malaikat-Ku akan berjalan di depanmu dan membawa engkau kepada orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka. Dalam rangka ‘ulangan-ulangan’ di perjalanan untuk meningkatkan kualitas iman sebagai orang perjalanan, malaikat Tuhan yang berjalan di depan, malaikat ini menyediakan pengalaman-pengalaman yang manis, pengalaman mujizat, seiring dengan itu malaikat ini membawa ke tengah 6 permasalahan, Matius 10:16 - Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala... Saat yang paling istimewa adalah saat Tuhan mendemonstrasikan bagaimana Ia menyertai kita (Keluaran 23:28).
Ketika kita dalam perjalanan menghadapi ‘ulangan-ulangan’, ujian, Tuhan tidak biarkan kita, Untuk apa kita dihentar ke tengah 6 suku bangsa, ke tengah serigala? Mazmur 144:1, inilah tujuannya, untuk melatih tangan kita supaya kita trampil, menang dalam peperangan. Tangan berbicara tentang aktivitas kita sebagai apapun, hubungkan dengan Matius 7:25, sering kali ada hujan dari atas = punya masalah dengan orang atasan, angin = teman sejawat, banjir = dari orang bawah; tangan juga berbicara tentang hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama, semua dilatih supaya trampil.
Ketika kita trampil, kita berhasil dalam ujian, kembali ke Yakobus 1:12 kita akan menerima mahkota kehidupan (= imbalan/upah sekarang ini selama kita ada di dunia dan waktu kita menghembuskan nafas yang terakhir).
Amin.