Sunday, April 26, 2009

PENGAKUAN AKAN TUHAN DALAM HIDUP KITA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 26 April 2009
Oleh Pdt. Heri Setiyono


Amsal 3:6 - Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Pengakuan lahir dari kesadaran, menghadirkan pemahaman yang dilatarbelakangi pengertian, pengetahuan. Dia yang menentukan keberadaan saya, keberhasilan saya. Untuk menyampaikan pengakuan seperti itu kepada seseorang melalui suatu proses. Akuilah Dia dalam segala lakumu sebab di dalam setiap apa yang kita lakukan kita sesungguhnya mempunyai ketergantungan dengan Tuhan. Ada banyak hal yang tidak mampu kita kerjakan dalam hidup ini, sesuatu yang akan menyampaikan kita kepada keberhasilan dan hanya Tuhan yang mampu melakukannya bagi kita. Ketika menyadari bahwa Tuhan telah melakukan sesuatu yang tidak mampu saya lakukan sehingga saya datang pada situasi dan kondisi seperti sekarang ini, pengakuan ini muncul dari mulut kita, Dia yang telah melakukannya bagi saya.
Pengakuan apa yang Tuhan tuntut dari hidup kita? Pengakuan itu bisa diwujudkan lewat sikap, aktivitas, lewat apa yang kita lakukan seumur hidup kita. Dari mana kita mulai dan bagaimana kita membuat pengakuan tentang Dia?
Ulangan 12:1, 5-7, kata harus berarti ada sesuatu yang ditekankan oleh Tuhan, begitu penting dalam hidup kita. Pengakuan yang harus keluar dari dalam hidup kita bahwa Tuhan memilihkan satu tempat untuk kita bertumbuh dewasa di situ yaitu gereja lokal, kalau pengakuan ini ada dalam kehidupan kita berjemaat di gereja lokal, tidak mudah untuk kita berpaling dari gereja lokal. Pengakuan itu muncul dari kesadaran dan kesadaran itu tergantung dari sejauh mana kedewasaan di dalam hidup kita sebagai orang percaya. Ada pemahaman dari pengertian, pengetahuan datang kepada kesadaran dan itu melahirkan sikap kita dalam hubungan kita dengan Tuhan, menghargai Dia bahwa Dia telah memilihkan kita tempat di gereja lokal. Di tempat itu Tuhan meletakkan otoritasNya yang diberikan kepada gembala untuk menyelenggarakan otoritas itu. Di gereja lokal Tuhan taruh peraturan dan ketetapanNya, ketetapanNya memberikan dasar, alasan kita berdiri sebagai seseorang, peraturanNya menempatkan dan memberdayakan kita untuk hidup sesuai dengan apa yang Tuhan mau, dibutuhkan sikap tunduk kepada otoritas itu, seumur hidup kita ada keterikatan batin dengan tempat yang dipilih Tuhan.
Pengakuan-pengakuan selanjutnya akan muncul dari kehidupan kita dan apa yang menjadi pengakuan kita di tempat yang dipilih oleh Tuhan, sebab di sana Tuhan memberikan pengalaman-pengalaman bagi setiap kita. Hosea 6:6 - Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. Kasih setia yang diwujudkan ketika kita datang ke rumah Tuhan menyampaikan korban sembelihan mempunyai kaitan dengan ikatan dan pengakuan dalam apapun yang kita lakukan sepanjang hidup kita, kita terikat perjanjian dengan Tuhan dan sebaliknya Tuhan terikat dengan kita.
Korban bakaran adalah pengenalan akan Allah, pengakuan kita sebatas bagaimana dan sejauh mana kita mengenal Allah dan pengenalan itu datang dari pengalaman yang Tuhan berikan kepada kita. Abraham yang membawa Ishak anaknya untuk dipersembahkan kepada Tuhan dan Tuhan memberikan ganti seekor domba, dari pengalaman yang Tuhan berikan datang pengakuan Dialah Yehova Yireh. Imam harus menjaga, mempertahankan api harus tetap menyala di mezbah korban bakaran ini berbicara tentang persekutuan kita dengan Tuhan tidak pernah berhenti. Korban sembelihan berbicara Yesus seperti anak domba yang kelu yang dibawa ke tempat pembantaian seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dibalik kerelaan untuk melakukan kehendak Tuhan, kita akan melihat kerinduan hati kita diwujudkan oleh Tuhan. Korban persepuluhan dilatarbelakangi pengakuan bahwa Tuhan terlibat dalam usaha/pekerjaan saya sehingga datang pada keberhasilan seperti ini. Korban khusus kepada Tuhan, Tuhan melibatkan saya dalam pekerjaanNya untuk mencapai sesuatu, diberdayakan Tuhan. Korban nazar, pengakuan yang terwujud adalah Tuhan mampu melakukan segala perkara, apa yang tidak mampu saya raih Tuhan mampu mengadakannya. Korban sukarela berbicara pengakuan keberadaan/kehadiranNya memberi dampak yang luar biasa dalam hidup kita. Anak sulung sebagai korban sulung di rumah Tuhan, pengakuan bahwa Tuhan sumber yang tidak pernah kering, Tuhan sumber kebutuhanku.
Orang Kristen yang dewasa, di mana bisa terwujud? Di gereja lokal, pengakuan-pengakuan yang harus terpancar keluar sebagai bau harum pengenalan akan Tuhan. Bagaimana sikap kita di hadapan Tuhan, apakah pengakuan kita membawa sikap yang benar di hadapan Tuhan yang melahirkan perilaku yang benar di hadapan Tuhan?
Amin.