Sunday, December 27, 2009

ADAKAN EVALUASI

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 27 Desember 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Roma 15:4 - Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Tuhan mempunyai keinginan, harapan, cita-cita (logos – bahasa Yunani = perkataan). Sebelum perkataan itu keluar bersumber dari ide, impian Tuhan adalah supaya kita teguh, kokoh, kuat menghadapi kesulitan, gelombang. Supaya kita kokoh sering kali Tuhan ijinkan untuk kita mengadakan evaluasi, segala sesuatu yang ditulis dahulu dalam Perjanjian Lama menjadi pelajaran bagi kita untuk kita mengadakan peninjauan. Salah satu peristiwa yang ditulis dalam Perjanjian Lama yaitu Ulangan 1:1-3, khotbah Musa ini diucapkan ketika tiba di Moab, Tuhan mendorong Musa untuk mengadakan evaluasi --tariklah pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak keluar dari Mesir sampai tiba di Moab-- ketika rombongan bangsa Israel telah berada di padang gurun Moab. Ulangan 1-11. Waktu Musa mengadakan evaluasi, Musa sedikit emosi karena angkatan sebelumnya yang segenerasi dengan dia telah habis kecuali Yosua dan Kaleb.
Hasil evaluasi:
1. Terhadap semua kebaikan-kebaikan Tuhan.
Ulangan 8:2,4 adalah bentuk pemeliharaan, warna kebaikan Tuhan. Mereka yang telah melihat laut Kolsom terbelah dua, air di Mara yang telah diubahkan dari pahit menjadi air yang sehat dan masih banyak mujizat, peristiwa kebaikan Tuhan yang telah terjadi. Perjalanan selama 40 tahun pakaian mereka tidak buruk, kaki tidak bengkak selama perjalanan, kemah yang dimiliki orang Israel selalau dibaharui oleh Tuhan. Hubungkan dengan Ulangan 29:5. Ketika kita menjadi orang perjalanan selalu menaati firman Allah, Tuhan akan selalu baharui sandang, papan, pangan. Inilah bentuk pemeliharaan, warna kebaikan Tuhan. Ulangan 8:2. Sungguh pun selama 40 tahun kita menemukan banyak peristiwa jatuh, hancur tapi Tuhan angkat kembali, Tuhan berjanji Aku tidak pernah bermaksud engkau jatuh tergeletak tapi Aku ingin melihat kesetiaan, kesungguhanmu, Aku tetap sediakan sandang, papan, pangan.
2. Dari soal kepatuhan.
Ulangan 2:14, tiga bulan setelah mereka keluar dari Mesir, Tuhan berkata kepada Musa hitunglah mereka yang berusia di atas 20 tahun, dari 3.500.000 yang siap menjadi prajurit ada sekitar 650.000 orang, jadi hampir 1/3 dari jumlah bangsa Israel dalam 38 tahun perjalanan dari Mesir sampai ke sungai Zered sekitar 600.000 orang habis bukan karena kalah peperangan tapi secara berangsur mereka ditumpas oleh Tuhan. Kenapa mereka binasa? Tangan Tuhan sendiri melawan mereka, Tuhan hamburkan mereka sampai habis binasa. I Tesalonika 5:18, ada satu sikap kita yang menuntut kepatuhan, diwarnai ketaatan, mengucap syukur dalam segala hal. Waktu dalam keadaan baik juga waktu merasa terusik tetap mengucap syukur. Ucapan syukur mempunyai pengertian mengakui dan menerima dengan tulus kehendak Allah; mengijinkan otoritas Allah terjadi dalam hidup kita. Sekitar 600.000 orang, Tuhan sendiri melawan mereka karena mereka tidak mau mengucap syukur.
Bilangan 32:1-7, dua suku yaitu Ruben dan Gad secara jasmani kekayaan mereka menonjol selama perjalanan, punya peternakan melebihi suku-suku yang lain, ketika telah mengalahkan negeri Atarot, Dibon, Yaezer, Nimra, Hesybon, Eleale, Sebam, Nebo dan Beon mereka datang kepada Musa dan berkata dari 12 suku kami yang menonjol, kami tidak usah ikut menyeberang Yarden, kami tinggal di sini saja. Musa berkata ingat itu kebaikan Tuhan. Mereka tidak mau mengakui dan menerima kehendak Tuhan. Tuhan menghendaki mereka masuk ke Kanaan baru warisan dibagi (Yosua 14). Mereka tidak mengijinkan otoritas Allah, tidak punya sense of belonging, tidak merasa satu tubuh, tidak merasa memiliki. Ketika suku Ruben dan Gad berkata ijinkan kami untuk tinggal di sini, Musa kemudian berkata kenapa kamu enggan untuk patuh, menaati firman Allah, tidak merasa memiliki; mereka mulai kasak-kusuk mempengaruhi dan sebagian dari suku Manasye (cucu Yakub - terhisap keturunan karena anugerah) terpengaruh.
Adakan evaluasi apakah kita sebagai jemaat merasa memiliki? Pertumbuhan, perkembangan adalah milik kita. Musa menangis, suku Ruben dan Gad mempengaruhi orang-orang supaya tidak usah berkorban, tidak usah maju. Yesus pun sangat keras berkata dalam Matius 18:8-9. Tuhan rindu kita menjadi jemaat, kita memiliki sense of belonging, merasa satu tubuh.
I Tesalonika 5:18, mengucap syukur, mengakui, menerima kehendak Tuhan, mengijinkan otoritas Allah terjadi dalam hidup kita karena itu merupakan kehendak Allah. Mazmur 44:4, jangan takut memasuki tahun baru, bukan dengan pedang (pengetahuan) dan lengan (koneksi/jaringan), untuk menghadapi masa depan, tapi dengan tangan Tuhan sendiri akan mempromosikan, kita meraih kemenangan.
Amin.