Sunday, May 09, 2010

DAMPAK KEPAHITAN, DENDAM DAN KEBENCIAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 9 Mei 2010
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Manusia yang dibentuk dari debu sebelum dihembusi dengan nafas Allah, ia mudah sekali dihamburkan oleh angin kesana-kemari dan debu ini berpotensi mengotori bahkan mencelakakan. Sama halnya dengan orang percaya, ketika dia menamakan diri orang percaya tetapi tidak dihembusi nafas Allah, debu ini tidak hidup. Mereka yang tidak punya kerinduan untuk dinafasi nafas Allah, Yakobus 4:1-2 mengatakan: Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Orang-orang ini punya keinginan/mimpi, soal keinginan wajar, bedanya kalau keinginan tidak dinafasi firman Allah dan dihidupi oleh Roh Kudus, kalau tidak mencapai tujuannya akhirnya membunuh, kalaupun tercapai tujuannya tapi tidak seperti yang diinginkan berubah menjadi kekecewaan.
Saat kita punya keinginan berkembang sebagai apapun, harus punya semangat, impian tapi biarlah dihidupi oleh Roh Kudus, dikontrol oleh firman Allah; karena Roh Kudus akan membersihkan, mencuci = hagiazō - bahasa Yunani. Ke mana saja kita pergi berpotensi untuk kotor --karena melihat, mendengar, berbicara-- jika ada debu dosa yang masuk mengotori, Roh Kudus akan mencuci, Roh Kudus Tuhan beri untuk mengingatkan.
Dampak/akibat bila seseorang enggan/tidak mau menghiraukan tawaran Tuhan untuk dihembusi oleh nafas Tuhan/Roh Kudus:
Hakim-hakim 11:1, Yefta, salah satu hakim yang dipilih oleh Tuhan sebelum terjun ke pelayanan sudah diberi gelar oleh Tuhan pahlawan. Tuhan menghiraukan latar belakangnya--ayahnya bernama Gilead, ibunya seorang perempuan sundal. Hakim-hakim 12:7, Yefta memerintah sebagai hakim hanya 6 tahun, sedangkan pada zaman hakim-hakim umumnya mereka memerintah 20 tahun, contohnya Otniel memerintah 40 tahun, Ehud memerintah 80 tahun, Simson terlepas dari segala kekurangannya ia memerintah 20 tahun, Gideon memerintah 40 tahun. Kenapa sampai Allah menghentikan, memperpendek masa baktinya padahal Yefta seorang pahlawan? Kembali ke Hakim-hakim 11:1-2, sekalipun pada awalnya Yefta adalah anak seorang perempuan sundal, Tuhan ingin buktikan Tuhan sanggup memulihkan siapapun tapi Yefta tidak menghargai tawaran Tuhan. Kekeliruan Yefta adalah sebagai seorang pemimpin ia tidak dapat tinggalkan kepahitan, dendam, kebencian dalam hatinya. Kita yang sementara menuju pada kesempurnaan kalau masih ada kepahitan, buka hati, sambut Roh Kudus, Roh Kudus akan membersihkan kita. Hakim-hakim 11:3, lebih parah lagi Yefta tidak mau membuka hati untuk Roh Kudus, bersikap skeptis, dia setia dipakai oleh Tuhan tapi karena ada dendam, dia tidak membuangnya dan tidak mengijinkan Roh Kudus membersihkannya, perampok mendekati dia, dia bergabung dan ikut merampok. Jangan memiliki roh semacam ini!
Beda dengan Daud, I Samuel 22:1-2, 23, ada sekitar 400 orang, mereka punya potensi untuk menjadi perampok karena kecewa, sakit hati, mereka datang pada Daud dan mereka menumpahkan kemarahannya namun Daud menenangkan hati mereka. Daud menghiburkan mereka karena Daud penuh dengan Roh Kudus. Daud lakukan dengan penuh integritas walaupun Daud masih dikejar-kejar Saul untuk dibunuh tapi setiap hari hatinya dicuci oleh Roh Kudus.
Yefta tidak penuh dengan Roh Kudus, tragedi yang menyedihkan pun terjadi (Hakim-hakim 12:6). Yefta tidak mau membuang dendam, kepahitan, kebencian tapi menyimpan dalam hati dan tidak mau dicuci oleh Roh Kudus, hanya soal sepele bisa menjadi perkara besar sehingga ia membunuh 42.000 orang dari suku Efraim bangsanya sendiri.
Menyadari manusia gampang terjebak, Daud tahu betapa berbahayanya bila ia tetap menyimpan kepahitan, dendam, kebencian pada Saul sehingga Daud berkata dalam Mazmur 63:2-3 - Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Roh Kudus akan mencuci, menguduskan kita.
Amin.