Sunday, August 09, 2009

JUBAH ILAHI YANG HARUS DIKENAKAN SETIAP WAKTU

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 9 Agustus 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:19 - Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Dalam ayat 18, Yakobus menerangkan orang percaya yang dewasa rohani, mempunyai pertumbuhan rohani (tidak dimonopoli oleh mereka yang berusia 17 tahun ke atas tapi terdiri dari bervariasi umur, anak kecil pun bisa disebut dewasa rohani bila ia mempunyai daya tangkap firman Allah); mereka yang disebut dewasa rohani, Alkitab menyebutnya anak sulung bagi Allah dan mereka mempunyai hak waris sebagai anak sulung bukan hanya berupa kekayaan materi tapi kekayaan pengalaman-pengalaman rohani).
Jubah ilahi yang harus kita kenakan setiap waktu, pada keadaan apapun juga dimuat dalam Yakobus 1:19-27 tema: Pendengar atau pelaku firman (TB); Mendengar dan berbuat (TBIS) artinya mendengar dan melakukan. Tiga warna dasar yang sangat mempengaruhi kondisi orang percaya adalah cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam kondisi seseorang dalam pertumbuhan dan mutu iman seseorang.
Cepat mendengar, seseorang yang tangkas, cekatan untuk memahami, apa yang dipahami dilaksanakan, dengan sukacita melakukan. Nehemia, dia adalah ‘jemaat biasa’ bukan nabi/raja tapi tangkas, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Nehemia 1:1-4, pada waktu Hanani (saudara Nehemia) datang ia menanyakan tentang orang-orang Yahudi yang terluput dari penawanan dan tentang Yerusalem. Ketika ingin mendengar berita, yang ingin Nehemia dengar adalah tentang pertumbuhan, perkembangan dan kualitas rohani orang percaya. Nehemia adalah pegawai istana raja Artahsasta, pada waktu ia bertugas materi pembicaraannya tentang istana, tapi di luar tugas ia berbicara soal rohani bukan gossip, tidak mencari-cari kesalahan. Tuhan sementara mencari jemaat semacam ini, sibuk dengan tanggung jawab dan tugas-tugas sebagai apapun tapi mempunyai jubah ilahi cepat untuk mendengar.
Ketika Nehemia mendengar tentang mereka yang di Yerusalem mengalami kesukaran besar, tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar, ia langsung menangis, berkabung, berdoa dan berpuasa. Ada kuasa ketika seseorang berdoa dan berpuasa. Keluaran 2:23-25, ketika ia mulai mengambil tanggung jawab (punya beban) untuk peduli terhadap sesama maka Tuhan melihat, Tuhan memperhatikannya, Allah bertindak untuknya.
Kembali ke Nehemia, ia punya komitmen, tekad, tanggung jawab agar umat Tuhan mempunyai damai sejahtera dari Allah dan diberkati. Nehemia 8:1-5a, Nehemia seorang pegawai (= pelaku bisnis, pelaku keamanan, pelaku kesehatan, pelaku hukum) tapi pada waktu semua orang sedang berkumpul, ia tidak mengambil pelayanan imamat tapi memanggil imam Ezra untuk melayani kebutuhan rohani orang Israel.
Nehemia 2:4, Tuhan mempunyai respon yang luar biasa karena Nehemia memiliki jubah ilahi cepat mendengar (punya tanggung jawab untuk keluarga bukan hanya keluarga secara jasmani tapi secara rohani --jemaat, gereja lokal--) maka Tuhan memperhatikan, Tuhan menggerakkan raja Artahsasta untuk memenuhi apa yang ia butuhkan. Nehemia hanya minta surat jalan ditembuskan ke 127 bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memberi kesempatan untuk lewat dengan selamat sampai ia tiba di Yerusalem; dan ia minta kekayaan yang ada pada raja untuk membangun tembok Yerusalem dan pintu-pintu gerbangnya. Nehemia 2:8b - ...Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. Apa yang menjadi permintaan/permohonan pada Tuhan, ketika engkau mengenakan jubah rindu pada firman Allah, cepat mendengar, dan melakukan firman Allah, Tuhan akan mengabulkan permintaanmu.
Amin.