Wednesday, February 25, 2009

HIKMAT

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 8 Februari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:5 - Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, —yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Yakobus berbicara tentang hikmat adalah sebuah komponen yang berasal dari Allah, kemudian dirangkaikan dengan memohon, meminta yaitu suatu sikap yang harus kita miliki kemudian dilakukan untuk memperoleh atau mendapatkannya. Ada satu sifat yang Allah tunjukkan di sini bahwa bila Ia memberi maka Ia memberikan dengan murah hati, berlimpah-limpah, dengan tidak membangkit-bangkit.

Hikmat tidak sama dengan bijak (= pandai dengan menggunakan alam pikiran), tidak sama dengan arif - bahasa Arab (= pandai, bijaksana), hikmat bukan pengetahuan (= segala sesuatu yang diketahui karena mempelajarinya). Hikmat (bahasa Arab) = hikmah yang artinya pengetahuan yang bukan berasal dari manusia tetapi kebijaksanaan dari Allah karena hikmah berasal dari Tuhan, miliknya Tuhan.

Kita memerlukan hikmat yang berasal dari Tuhan. Mengapa Alkitab mengajar supaya orang percaya harus meminta dan harus memiliki, memohon hikmat dari Allah?

II Tawarikh 1:1 - Salomo, anak Daud, menjadi kuat dalam kedudukannya sebagai raja; TUHAN, Allahnya, menyertai dia dan menjadikan kekuasaannya luar biasa besarnya.

Salah satu kekuasaan yang luar biasa besarnya dari sisi kekayaan, upeti yang Salomo terima dari bangsa-bangsa lain adalah 666 talenta emas = 23.000 kilogram emas (I Raja-raja 10:14), perabot makan semuanya dari emas (ayat 21). Kenapa kekuasaan (kekayaan, kemegahan, kejayaan) Salomo luar biasa besarnya? II Tawarikh 1:6. Salah satu kuncinya adalah sebelum ia melaksanakan tugas/kegiatannya pertama-tama ia mempersembahkan korban, ia sendiri yang datang kepada Tuhan. Banyak orang Kristen mengharap kemuliaan Tuhan (kelimpahan Allah secara rohani dan materi) tapi mereka tidak langsung datang ke hadapan Tuhan. Salomo mempersembahkan 1000 ekor korban bakaran karena begitu besar cintanya kepada Tuhan seperti Daud ayahnya dan ia menambahkan persembahan kepada Tuhan (I Tawarikh 29:3,4).

II Tawarikh 1:7, Allah sangat meresponi kalau kita sendiri datang kepada Tuhan dan Salomo merasa sekarang ia sangat membutuhkan hikmat (II Tawarikh 1:10-12), karena Salomo minta hikmat maka Tuhan menambahkan kekayaan, harta benda dan kemuliaan. Betapa pentingnya hikmat itu dalam kehidupan kita, ketika kita pertama-tama rindu pada hikmat karena tidak meminta yang lain-lain maka Tuhan akan menambahkan kepada kita.

Ada apa dalam hikmat dan apa yang hikmat lakukan dalam hidup kita? Yehezkiel 16:10-14, ayat sebelumnya adalah gambaran hidup manusia, ketika lahir manusia tidak berdaya, tetapi karena manusia diciptakan Allah, membawa gambar Allah maka ketika Tuhan ciptakan manusia sebagian otoritas Allah itu dialihkan kepada manusia sehingga manusia akan termasyur karena kecantikannya. Ketika Tuhan ciptakan langit dan bumi dan segala isinya Tuhan tidak membutuhkan asisten, Tuhan tidak membutuhkan material tetapi Tuhan berfirman dari tidak ada hendaklah ada, setelah itu bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, inilah kemahakuasaan Allah, daya cipta yang Allah miliki. Dan ketika manusia ada dalam dunia ini Tuhan alihkan sebagian kemahakuasaanNya pada manusia, itu sebabnya manusia bisa berkarya, bekerja, berusaha. Contohnya Terusan Suez yang diciptakan pada tahun 1859, kita menganggap zaman itu zaman kuno tapi Terusan itu dikagumi dunia karena kemahakuasaan Tuhan dialihkan pada manusia. Hanya orang yang punya hikmat yang bisa memahami ini, orang yang tidak punya hikmat dia berpikir karena dia bisa. Itu sebabnya kita perlu mempunyai hikmat sehingga ketika Tuhan promosikan kita di jabatan, di bisnis, di pekerjaan apa saja hikmat akan memberi tahu kita mampu, bisa mencapainya karena sebagian kemahakuasaan Allah itu dialihkan kepada kita.

Allah kita adalah Allah Yang Maha Tahu, sebagian dari kemahatahuanNya juga dialihkan pada manusia; sebagian sifat kedaulatan Allah dialihkan kepada manusia. Kita diminta, mintalah hikmat agar ketika kita memiliki pengetahuan dari Allah kita bisa mengerti dan membaca selebar, setinggi, seluas Allah percayakan untuk kita miliki dan dapat menggunakannya, semua itu berasal dari Dia (Roma 11:36).

Kita bisa punya daya cipta karena kemahakuasaan Allah itu diimpartasikan kepada kita, hanya satu yang Tuhan tidak berikan kepada manusia yaitu kemahahadiranNya. Karena Iblis tahu kemahakuasaan, kemahatahuan Allah sebagian diberi kepada manusia, kemahahadiran itu kemudian oleh Iblis diambil dan ia coba berikan pada manusia, ia cemari sehingga manusia ingin menjadi mahatahu, mahahadir.

Setelah hikmat melakukan segala sesuatu dalam diri kita, hikmat itu akan masih tetap terasa dan berperan dalam hidup kita. Pengkhotbah 7:12. Uang itu bisa melindungi sekalipun terbatas tapi hanya hikmat yang bisa memelihara, hikmat tahu apa yang kita butuhkan karena hikmat merawat pemilik-pemiliknya, sehingga ketika Salomo meminta hikmat, selain dari itu Tuhan menambahkan kepadanya. Hikmat akan membela orang-orang yang memilikinya.

Amin.

TUBUH , JIWA, ROH YANG SEMPURNA DAN UTUH

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 1 Februari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:4 - Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Tekun, tabah, dan sabar adalah sifat-sifat Allah; Kenapa sampai Allah ingin sifat ini mewarnai perjalanan hidup orang percaya? Tidak sedikit pekerjaan Allah dicemari dan dirusak oleh Iblis, bukan berarti Allah tinggal diam dan membiarkan tapi untuk membuktikan Tuhan begitu tekun, tabah dan sabar supaya sifat-sifatNya ada dalam hidup kita.
Sifat-sifat atau karakter ini mempunyai hubungan supaya gereja menjadi kuat, sempurna, hidup kita utuh. Untuk menjadi seorang yang tekun, tabah dan sabar kita melewati ujian pengalaman. Utuh = imbang (holoklēros - bahasa Yunani). Hidup harus imbang antara roh, jiwa dan tubuh. Tuhan ingin melihat tekun, tabah dan sabar ada dalam kita karena ini mendorong kita memiliki roh, jiwa dan tubuh yang utuh. Roh adalah terminal yang menghubungkan Allah dengan kita, roh membangun komunikasi Allah dengan manusia; jiwa di sana ada kecakapan, emosi, tekad; tubuh di dalamnya ada anggota tubuh. Roh, jiwa dan tubuh harus dirawat.
Bagaimana caranya supaya kita memiliki hidup yang utuh (roh, jiwa, tubuh bertumbuh seimbang)?
Ilustrasinya: manusia dari janin setelah lahir bertumbuh, berat bertambah, Tuhan memberikan holoklēros untuk menjaga keseimbangan sehingga saat raga seseorang bertumbuh contoh kuku bertumbuh tapi jari tidak bertambah panjang.
I Tesalonika 5:23 - Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
- Merawat tubuh. Markus 11:12,13.
Setiap orang mengalami rasa lapar, lapar bukan hanya kebutuhan biologis tubuh tapi merupakan bagian merawat tubuh dan ini memerlukan dana. Yesus merasa lapar, Yesus 100% Allah tapi juga 100% manusia, sebagai manusia Dia punya kelemahan-kelemahan manusia tapi Dia tidak berdosa, waktu berada di dunia Dia bisa lapar, haus, tertidur. Dalam rangka merawat tubuh, Alkitab memberi peringatan dalam Amsal 23:1-3.
- Merawat jiwa. Lukas 2:46,47.
Jiwa di dalamnya ada kecakapan yang harus dilatih dengan belajar, menyentuh emosional (rasa puas, senang), perawatan jiwa cukup mahal, kita harus bisa mengendalikan kebutuhan jiwa.
- Merawat roh. Keluaran 24:18.
Selama 40 tahun di Mesir, Musa telah mengalami pertumbuhan yang banyak menyentuh tubuh tetapi Tuhan mempunyai tujuan dalam hidupnya, Tuhan membawa ke padang gurun Midian membentuk jiwanya selama 40 tahun. Saat Tuhan menyuruh Musa untuk naik ke gunung Sinai selama 40 hari 40 malam Tuhan mau melatih rohnya; Tuhan siapkan baginya supaya ia bertumbuh dan merawat rohnya, itu sebabnya Tuhan memberitahukan peristiwa yang terjadi sejak awal zaman sehingga ia bisa menulis Kitab Taurat.
Untuk perawatan tubuh dan jiwa seringkali kita berani membayar mahal tapi untuk perawatan roh seringkali kita tidak berani untuk membayar harga. Namun kita diminta untuk holoklēros -tubuh, jiwa dan roh imbang. Untuk apa kita memiliki hidup yang imbang? Kembali ke Yakobus 1:4, supaya kita memperoleh buah yang matang. Yohanes 15:16, kita diberi kesempatan untuk bertumbuh supaya mengeluarkan buah yang matang artinya kita dilengkapi saat beribadah, berdoa, memuji Tuhan, melayani supaya kita mempersembahkan buah yang matang. Saat Petrus berkhotbah 3.000 jiwa bertobat dan tidak berselang lama 5.000 jiwa bertobat; apakah Petrus bisa melayani semua? Di sinilah jemaat dituntut untuk bertumbuh seimbang, setiap kita dipanggil untuk pelayanan.
Paulus melayani 11 jemaat, salah satunya jemaat Efesus kira-kira 3.000 orang. Bagaimana perawatan ribuan orang ini? Jemaat beribadah, mendengar firman Allah, bertumbuhlah imbang, mereka dilengkapi untuk pekerjaan pelayanan, begitu banyak pekerjaan pelayanan di seputar kita (Efesus 4:12). Gereja lokal adalah rumah kita, rawatlah baik-baik. Tuhan memberi kita sifat tabah, tekun, sabar bukan semata agar diberkati sisi jasmani tapi kita pun diperlengkapi untuk pekerjaan pelayanan. Setiap kita diberi satu talenta (potensi untuk bertumbuh) supaya waktu mempunyai pertumbuhan utuh, imbang kita diperlengkapi untuk pelayanan. Kalau kita mengeluarkan buah dan buah itu matang lalu melayani, kembali ke Yakobus 1:4, maka Tuhan akan mencurahkan berkat melimpah dan kita tidak akan kekurangan suatu apapun.
Amin.

Tuesday, February 24, 2009

UJIAN TERHADAP IMAN YANG MENGHASILKAN KETEKUNAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 25 Januari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:3 - sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Ayat ini erat sekali hubungannya dengan ayat yang kedua bahwa kalau kita jatuh dalam berbagai ujian, perhitungkanlah itu sebagai kebahagiaan; yang ilustrasinya bukan 100 kalau kurang 1, kita disebut bahagia kalau ada pencobaan karena pencobaan merupakan penggenapan dari sebuah kebahagiaan; 1, 2 dan berbagai pencobaan itu merupakan angka-angka untuk menggenapi kebahagiaan kita.

Tekun = tabah (TBS), sabar (patient – bahasa Inggris); jadi ketika kita menerima ujian yang menguji iman kita itu akan menghasilkan ketekunan, ketabahan dan kesabaran.

Yakobus ingin berbicara bahwa proses untuk memiliki karakter, sifat-sifat dari Yesus, kita harus melewati berbagai ujian, pencobaan dan hasilnya kita menjadi tabah, tekun dan sabar. Bahwa tekun, tabah dan sabar merupakan sifat/karakter Allah; itu nampak dari karya-karyaNya.

Tekun, ketika Tuhan ciptakan langit, bumi dan segala isinya bumi ada penghuninya (Kejadian 1:1, Yesaya 45:18), lalu bumi rusak karena Lucifer dicampakkan ke bumi –menjadi setan– (Kejadian 1:2) tapi dengan karakter tekun, Tuhan pulihkan dan perbaiki langit, bumi yang sudah rusak sehingga muncullah Kejadian 1:3, 4 dan seterusnya. Berulang-ulang kali gagal itu bukan berarti masa depan kita hancur karena berulang-ulang kali gagal adalah pupuk untuk mencapai masa depan yang penuh kepastian.

Tabah, dalam karyaNya untuk menyelamatkan manusia. Contoh Lukas 15. Waktu anak bungsu -yang telah pergi dan menghabiskan semua kekayaan yang sudah dipercayakan kepadanya- kembali, ayahnya (gambaran Tuhan) menyongsong dan memeluknya.

Sabar, Tuhan sabar dalam pemeliharan, perlindungan. Keluaran 13:21-22, Tuhan tetap hadirkan penyertaanNya ketika memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju ke Kanaan melalui tiang awan dan tiang api sekalipun umatNya menyesakkan hati Tuhan, Ia tidak pernah abaikan, Tuhan tidak angkat tiang awan dan tiang api.

Keluaran 34:5-6. Musa merasa ia telah gagal memelihara; merawat apa yang Tuhan sudah berikan kepadanya (dua loh batu telah dihancurkan), melukai hati Tuhan tapi justru Tuhan datang dan memproklamirkan ...TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya; yang kira-kira 629 tahun kemudian Yunus ucapkan kembali ketika Yunus gagal dan kecewa (Yunus 4:2). Yunus tidak mau memberitakan kebaikan Allah pada penduduk kota Niniwe karena bangsa Syria yang beribukota Niniwe telah merampas kekayaan nenek moyang Yunus dan ia tahu kalau seseorang bertobat, Tuhan itu panjang sabar dan mau mengampuni, Yunus mencoba lari ke Tarsis tapi Tuhan memegang dia dan setelah mengalami mujizat dari Tuhan ia kembali ke Niniwe untuk memberitakan kebaikan Tuhan. Raja dan penduduk kota Niniwe pun meresponi dan Tuhan meluputkan dari penghukuman.

Perhatikan pengakuan Yeremia dalam Yeremia 15:16 - Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, ...

Justru pada waktu Yeremia menderita (ditangkap, dikurung di pelataran istana raja, tidak diberi makan dan minum, dimasukkan ke dalam sumur) karena ia menentang nabi-nabi palsu dan menyampaikan firman Allah murni seperti apa yang Tuhan mau untuk disampaikan kepada raja, tidak menurut keinginan raja, Yeremia bisa menikmati indahnya firman Allah karena ia tahu Tuhan penyayang, panjang sabar, berlimpah kasih dan setiaNya.

Kapan dan bagaimana caranya agar beberapa sifat dari Allah ini ada di dalam hidup kita?

Kembali ke Yakobus 1:3, ujian menggunakan kata dokimion, ketika ditemukan kelemahan-kelemahan maka penguji (Tuhan) akan mengokohkan, menopang dia bukan menghancurkannya.

Yohanes 21:3, Petrus telah gagal (tiga kali ia menyangkal Yesus) sehingga sekarang ia ingin kembali menjadi nelayan, tapi bukanlah Tuhan kalau Tuhan tidak penyayang, pengasih dan panjang sabar; Tuhan ijinkan menggunakan kelemahan Petrus untuk menguji supaya ia bangkit, setelah semalam-malaman ia tidak mendapatkan seekor ikan pun, Yesus datang memulihkan, mengokohkan, meneguhkan kembali kepada Petrus dan berkata: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." (Yohanes 21:6). Tuhan menguji kepada Petrus tapi ujian ini untuk meneguhkan imannya sehingga ketika ia sudah diteguhkan, dipenuhkan dengan Roh Kudus pada saat ia berkotbah 3.000 jiwa bertobat dan dibaptiskan (Kisah Para Rasul 2:41).

Adakah kita sedang mengalami ujian iman? Jangan berpikir bahwa ujian iman membuktikan bahwa Allah sudah jauh dari kita, ketika iman kita sedang diuji, Tuhan memang menggunakan kelemahan kita sehingga kita mungkin kecewa, putus asa tapi kebenaran firman Allah mengatakan Tuhan menguji iman kita untuk mengokohkan kita supaya kuat di dalam iman dan Tuhan tidak membiarkan kita sendiri.

Amin.

PERHITUNGKAN PUKULAN TUHAN SEBAGAI SUATU KEBAHAGIAAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 18 Januari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Ass
a


Yakobus 1:2 - Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.
Anggaplah dalam bahasa asing/bahasa aslinya = perhitungkanlah, jumlahkanlah. Kita tidak bahagia kalau pencobaan tidak ada; pencobaan adalah keutuhan dari kebahagiaan. Kebahagiaan tidak bisa dipisahkan dengan kemuliaan (= kelimpahan dari Allah) yang disediakan bagi mereka yang setuju dan mengimani firman Allah.
Pencobaan = trials – bahasa Inggris; ujian. Berbicara tentang ujian bahasa Yunani menggunakan dua kata yaitu dokimion dan peirazō.
Dokimion = menemukan kelemahan dengan maksud menguatkan dan mengokohkannya; setelah ditemukan kelemahan maka akan diperbaiki. Dokimion selalu Allah gunakan untuk perbaikan iman dan manusia sering kali menggunakan untuk perbaikan kualitas. Berarti ada itikad baik saat saya menguji dia, saya tahu dia punya kelemahan maka saya akan menopang dia.
Peirazō = menemukan kelemahan dengan maksud untuk menghancurkan. Peirazō selalu digunakan oleh Iblis; misalnya Yesus yang seratus persen Allah tapi Yesus juga seratus persen manusia Iblis tahu pada waktu Yesus berpuasa 40 hari 40 malam Yesus lapar (kelemahan manusiawinya) dan Iblis berkata: “Engkau adalah Anak Allah, Engkau bisa jadikan batu menjadi roti dan Engkau bisa makan.”
Ketika di tepi danau Galilea Yesus berjumpa dengan Petrus yang punya kelemahan, tiga kali menyangkal Yesus, Yesus bukan peirazō tapi Ia datang dengan dokimion; Aku tahu kelemahanmu tapi bangkit dan rawat domba-dombaKu.
Berbagai-bagai pencobaan berarti bukan hanya satu kali tetapi berulang-ulang. Bagaimana bentuk pencobaan-pencobaan yang harus kita perhitungkan sebagai sukacita/kebahagiaan?
Ayub 5:18 - Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. Tuhan ijinkan Ayub mengalami bencana yang berlapis-lapis dalam satu hari. Ketika gempa, angin ribut, banjir, badai, api, diperkatakan orang, Tuhan ijinkan untuk melukai kita, kita harus mengerti bahwa Allah punya tujuan.
Tuhan pernah melukai satu bangsa, satu keluarga dan satu pribadi tapi Tuhan pasti punya maksud yang indah. II Raja-raja 24:10, 13-14. Ketika raja Nebukadnezar menyerang Yerusalem, perabot Bait Suci dijarah, kekayaan para petinggi dan bangsawan dirampas, sekaligus pahlawan dan orang yang gagah perkasa ditawan, tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang lemah. Di antara bangsawan itu ada Abihail (ayah dari Hadasa/Ester), Tuhan melukai satu bangsa ini, satu keluarga Abihail dan Hadasa menjadi yatim piatu dan ia diangkat anak oleh pamannya yaitu Mordekhai.
Kapan luka yang telah menghancurkan satu bangsa, keluarga Abihail dan melukai masa depan satu pribadi Hadasa ini dibebat?
Ester 7:1-4. Haman yang telah merencanakan untuk menumpas seluruh orang Yahudi ditangkap ketika ratu Ester mengadakan pesta dan ia digantung, ini terjadi setelah 80 tahun bangsa ini dilukai yang 30 tahun lalu satu keluarga (Abihail dan istrinya dibunuh) termasuk satu pribadi yang dilukai (Hadasa tinggal sebatang kara). Peristiwa pesta ini terjadi setelah 8 tahun Ester menjadi permaisuri. Pada waktu ia kehilangan semua Tuhan lukai 30 tahun yang lalu dan 30 tahun kemudian Tuhan bebat. Tuhan tetap punya waktu untuk membebat.
Yohanes 13:7 - Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kalau Tuhan memukul/melukai Tuhan pasti punya maksud, ketika kita merasa dilukai bukan berarti Tuhan tutup mata tapi Tuhan punya tujuan yang pasti yang sekarang kita belum mengerti tapi nanti kita akan mengerti.
Kenapa pencobaan-pencobaan itu kita harus terima/perhitungkan sebagai sukacita/kebahagiaan?
Yesaya 49:15,16 - Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Kita boleh saja dilukai, dipukul tapi jumlahkanlah, perhitungkan itu sebagai satu kebahagiaan karena Tuhan tidak pernah melupakan kita, Ia sudah menggambar hidup kita di tanganNya, keluarga, anak keturunan, pekerjaan dan semua yang kita miliki semua tertulis di tapak tangan Tuhan.
Amin.