Sunday, June 13, 2010

MEMAKSIMALKAN ‘KEUNIKAN’ DARI TUHAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 13 Juni 2010
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 3:2 - Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Yakobus tidak pernah bermaksud mencegah orang percaya untuk punya kualitas rohani seperti guru, Yakobus ingin agar kita melihat setiap kita mempunyai keunikan yang berbeda-beda yang belum tentu dimiliki oleh orang lain yang harus kita gunakan dan kembangkan dan ia mengajar agar kita menghargai, menghormati kelebihan orang lain.
Kita masing-masing punya anggota tubuh, setiap anggota tubuh menjadi tidak berarti kalau ia tidak bergerak bersama-sama dengan anggota tubuh yang lain. Kesalahan-kesalahan fatal terjadi apabila seseorang tidak memaksimalkan keunikan/karunia/talentanya. Orang yang sempurna adalah orang yang bisa memaksimalkan potensi yang ia terima dari Tuhan.
Roma 12:3 - Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Paulus menggunakan satu takaran, setiap kita sudah diberikan takaran/ukuran iman jadi kita harus memaksimalkan, mengembangkan keunikan/talenta/karunia/ketrampilan yang Allah sudah percayakan pada kita, gunakan untuk kebaikan-kebaikan, jangan menggunakannya untuk merugikan orang lain.
Roma 12:6-8, ada tujuh ‘kebolehan’/karunia pelayanan yang dimiliki oleh setiap orang yang Tuhan siapkan. Setiap kita mempunyai keunikan yang berbeda satu dengan yang lain, ketika kita menyadari kita punya keunikan kembangkan menurut ukuran iman, dan saat kita mengembangkannya kita harus siap untuk mengalami perubahan sesuai waktu, jangan statis.
Dampak kalau kita mau memaksimalkan karunia/talenta yang kita terima dari Tuhan: Hakim-hakim 4:1-3. Yabin--raja Kanaan mempunyai seorang panglima bernama Sisera yang mempunyai 900 kereta besi disebarkan di daerah Israel untuk menekan, menindas orang Israel selama 20 tahun. Sebenarnya ada banyak di antara orang Israel yang mempunyai keunikan tapi mereka tidak mau menghargai keunikan yang Allah beri, salah satu di antaranya adalah Barak bin Abinoam. Barak punya keunikan tapi bantut karena tidak mau mengembangkannya. Debora, seorang wanita rentan, lemah, biasa berlindung di bawah pokok kurma, pekerjaannya memerah susu, miskin tapi Debora peka, dapat menangkap isi hati Tuhan; itu sebabnya Tuhan tetapkan dia menjadi hakim. Ia begitu peduli dengan bangsanya, Tuhan menyuruh Debora datang kepada Barak untuk memberitahunya supaya maju berperang tapi Barak malah berkata: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju." (Hakim-hakim 4:8).
Barak tidak pernah mengembangkan keunikan/kelebihan yang ia miliki, ia terikat dengan konsep masa lalu, ia pernah gagal dan itu ia jadikan formula saya tidak akan bisa. Kegagalan masa lampau seringkali Tuhan ijinkan supaya kita siap, dan merupakan kemenangan yang ditunda oleh Tuhan. Hakim-hakim 4:9, karena Barak tidak menghargai kelebihannya maka Tuhan mengangkat Debora, Debora tidak berdalih dan tidak menyanggah tapi Barak menolak untuk maju, Barak tidak pernah percaya karunia yang Tuhan berikan padanya. Ketika Debora mulai mengembangkan karunia yang ia terima dari Tuhan, ia mengalami mujizat. Gunakan talenta yang Tuhan berikan di rumah tangga, gereja, di mana pun kita ada, tinggalkan kegagalan masa lampau, percayalah Tuhan beserta dan kita akan alami mujizat.
Yunus 1:1-2, kalau Tuhan memanggil, memilih lalu Tuhan menyuruh kepada seseorang untuk pergi ke satu tempat perjuangan/pelayanan, Tuhan tidak pernah keliru/salah, Tuhan pasti membuka jalan, mujizat Tuhan siapkan tapi kembangkan dan gunakan talenta yang Tuhan sudah berikan, jangan berkata tidak bisa, bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. Tuhan tahu Yunus bisa tapi Yunus berdalih, dia tidak percaya bahwa Allah yang memberi karunia tidak bisa melakukannya, ia meremehkan Tuhan. Yunus 1:15. Mulai kembangkan karunia yang Tuhan berikan pada kita, maksimalkan. Ketika kita maksimalkan, Tuhan beri anak kunci kerajaan sehingga kita akan membuka dan bisa menutup, dan mujizat Tuhan kerjakan.
Amin.