Sunday, December 05, 2010

RUMAH HIKMAT HARUS MEMPUNYAI ISI / WARNA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 5 Desember 2010
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Rumah yang dibangun oleh hikmat harus mempunyai isi/warna. Yakobus 3:17 - Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Inilah tujuh warna/serat ilahi yang harus mewarnai rumah yang dibangun oleh hikmat. Saat kita percaya Yesus, kita dilahirkan kembali, karakter manusia lama sudah disteril, dilumpuhkan, kita menjadi ciptaan baru.
Kenapa rumah yang dibangun oleh hikmat/orang percaya harus jelas warna/muatannya?
Tuhan ingin agar hidup kita punya warna.
Daniel 6:1-6. Pada masa pemerintahan raja Darius, raja Darius mengangkat 120 wakil-wakil raja dan ia mengangkat pula 3 petinggi raja yang membawahi mereka. Salah satu dari ketiga petinggi itu adalah Daniel yang telah lanjut usia; walaupun Daniel berusia 86 tahun tapi hati, perhatian, dan pandangannya selalu tertuju kepada Tuhan, Daniel memiliki keserupaan dengan Yesus. Kalau kita rindu menjadi seperti Yesus, Allah selalu menyiapkan kesempatan bagi setiap orang yang menaruh harap kepadaNya karena bagi Allah tidak ada kata terlambat, Allah tetap melaksanakan setiap rencanaNya.
Apa yang Daniel alami ketika ia menunjukkan sebagai rumah yang dibangun oleh Tuhan ia mempunyai warna/muatan?
Saat Daniel diangkat menjadi yang paling tertinggi, di antara ketiga pejabat tinggi ini raja Darius mendapati Daniel paling bersih, berpengalaman, Daniel tidak pernah menggunakan fasilitas istana dengan sembarangan; itu sebabnya Darius menempatkannya menjadi yang tertinggi di antara mereka. Hal ini menyebabkan kecemburuan, para pejabat tinggi dan 120 wakil-wakil raja; mereka mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!" (Daniel 6:5-6). Mereka membuat peraturan dalam waktu sekian lama mereka harus menyembah kepada raja, kalau tidak mereka akan dihukum dan dimasukkan ke gua singa, sejak itu mereka mulai memasang jerat pada Daniel.
Roh ini masuk sampai ke gereja di akhir zaman. Paulus menjelaskan kepada Timotius yang masih muda yang menjadi rekan pelayanannya dalam I Timotius 6:3-6. Rupanya di akhir zaman akan muncul rasa puas terhadap harta, karir, bisnis, pendidikan, keberhasilan yang dicapai, hal ini sah-sah saja, tapi yang paling berbahaya adalah kalau puas dalam mencari-cari kesalahan dalam soal ibadah, mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan bukan hanya keuntungan materi tapi juga keuntungan emosi--kelihatannya sungguh-sungguh beribadah tapi tidak menyentuh roh; di sini akan muncul virus-virus penyakit antara lain bersilat kata, tidak berpikir dewasa (tidak bertumbuh dewasa) lalu timbul percideraan, percekcokan, curiga lalu mereka kehilangan rasa persaudaraan.
Kalau gereja/orang percaya diliputi mega semacam ini, inilah saatnya gereja/orang percaya warna/muatannya (Yakobus 3:17) harus jelas dan tegas; salah satunya penuh dengan belas kasihan dan buah-buah yang baik--ibarat kaki kiri dan kanan harus seimbang. Kapan kita bisa lihat penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik? Kejadian 37:8, 28, umur 17 tahun Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya, diawali kakak-kakaknya benci dengan Yusuf--tidak ramah dan Yusuf dibuang ke sumur, mereka bermaksud untuk membunuh; karena Allah tetap punya rencana dalam hidup seseorang, lewat pedagang Midian, Yusuf dijual 20 syikal perak. Yusuf dituntut penuh dengan belas kasihan dan buah-buah yang baik dalam penderitaannya. Sekalipun dalam fakta semacam itu, kita dituntut untuk menunjukkan kita harus punya warna yang tegas.
Kejadian 47:11-12, dua puluh dua tahun yang lalu Yusuf menjadi tumpuan kebencian kakak-kakaknya karena mereka selalu mencari-cari kesalahan, Alkitab mencatat Yusuf dikasihi oleh Yakub ayahnya karena ia lahir di masa tua Yakub dan Yusuf punya jubah yang indah-indah. Untuk mencari kesalahan mudah, Yusuf adalah korban karena orang mencari kesalahan. Dua puluh dua tahun kemudian ia sudah sembilan tahun menjadi raja muda di Mesir dan ketika kelaparan besar Yusuf menyatakan diri kepada ayahnya dan kakak-kakaknya pada waktu mereka membeli gandum di Mesir, Yusuf memberi dan membangun tempat hunian bagi mereka di tanah yang terbaik. Kalau belas kasihan dan buah-buah yang baik --bukan roh mencari kesalahan-- nampak, Yesus siapkan apa yang kita butuhkan.
Amin.