Sunday, January 24, 2010

WUJUD NYATA IMAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 24 Januari 2010 – Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 2:14 - Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia.
Yakobus sering kali mendapat julukan sebagai rasul iman, Yakobus adalah hamba Allah yang semula ia adalah seorang pengejek, mempunyai latar belakang paling menyakiti hati Yesus, tapi ia bertobat waktu Yesus bangkit dari kematian. Melalui pertobatannya, Yakobus bertumbuh dalam iman, Yakobus mengajar tentang iman jika seseorang mengatakan ia mempunyai segudang pengalaman iman tapi wujud dari iman ia tidak pernah ungkapkan, apakah gunanya? Iman mendorong seseorang untuk memberkati orang lain tapi ia tidak lakukan, memberkati orang lain tidak hanya berbicara lengan kita terulur memberkati orang miskin. Dalam Roma 12 di dalam panggilan diakonia kita harus menjadi berkat dengan pelayanan kita, dengan perbuatan kita mengacu peraturan Taurat, di tingkat sosial mana pun orang percaya itu dia dituntut membuktikan imannya dengan persembahannya (orang kaya raya mempersembahkan lembu, tingkat di bawahnya mempersembahkan kambing/domba, burung tekukur dan di tingkat paling rendah mempersembahkan apam). Banyak orang Kristen munafik, ‘status lembu’ tapi ia persembahannya ‘apam’. Berikan persembahan menurut iman kita, yang terbaik yang kita berikan, memberi dengan penuh integritas (utuh roh, jiwa dan tubuh).
Soal wujud dari iman, ketika kita mempunyai iman Yakobus bertanya apakah imanmu disertai perbuatan? Dalam kitab Ulangan dikatakan jangan menghadap Tuhan dengan tangan yang kosong, iman harus dibuktikan, iman lahir dan bertumbuh oleh firman Allah. Iman adalah sikap seseorang di mana ia melepaskan semua yang menjadi andalannya, mulailah ia mengandalkan, bersandar pada Tuhan. Ketika ia mengandalkan Tuhan, iman dapat memindahkan gunung setinggi apapun, memindahkan seseorang dari kehidupan yang sia-sia ke kehidupan yang berpengharapan.
Ibrani 11:8, iman telah memindahkan, membawa Abraham meninggalkan tanah kemapanannya di Urkasdim ke tanah yang Tuhan siapkan baginya. Tanah yang Tuhan siapkan adalah tanah perjanjian, ini menjadi waris keturunan Abraham. Tanah Urkasdim mempunyai makna kefanaan. Tanah yang Tuhan siapkan mempunyai makna; a. tanah kefanaan (secara fisikal diwariskan ke keturunan), b. tanah kekekalan (secara rohani, dicapai oleh Abraham karena iman).
Potret, wajah dan isi tanah perjanjian yang dijanjikan pada Abraham maupun anak keturunannya. Ulangan 31:20 - Sebab Aku akan membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka, yakni tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya; mereka akan makan dan kenyang dan menjadi gemuk, tetapi mereka akan berpaling kepada allah lain dan beribadah kepadanya... Tanah yang dijanjikan Tuhan bukan hanya dihuni Abraham tapi beribu-ribu keturunan/generasi, keturunan Abraham secara jasmani (melalui Sarah, Hagar , dan Ketura) dan secara rohani (keturunan melalui dan oleh iman di dalam Yesus Kristus), beda dengan Hagai 1:6. Ketika kita imani kita adalah keturunan Abraham maka berkat Abraham akan mewarnai hidup kita.
Dari sisi sosial, Tuhan angkat kelompok ini, orang-orang yang tinggal di tanah perjanjian akan mendiami kota-kota yang tidak mereka dirikan, mereka punya program, dana Tuhan yang siapkan, Allah membuat berhasil (Nehemia 2:20), Koresh (raja Persia) ditugaskan Tuhan untuk membangun Bait Allah dan Yerusalem. Kalau kita tinggal di tanah perjanjian secara iman, baik secara fisik maupun kekekalan Tuhan pasti siapkan dana, Tuhan akan bekerja secara ajaib.
Dari sisi rasa nyaman/sejahtera (Imamat 26:6) Tuhan akan memberikan damai sejahtera sehingga kita tidak akan dikejutkan oleh apapun juga. Damai = pax - bahasa Latin, Tuhan menjadi penjamin dalam masalah sosial dan ketenangan (hati, pikiran, rumah tangga ditata, masa depan dikemas oleh Tuhan). Imamat 26:8 ini yang Paulus maksudkan dalam Roma 8:37, kita lebih dari seorang pemenang. Ketika Tuhan lihat kita lebih dari seorang pemenang, Tuhan tahu tentang diri kita, Tuhan mau kita setuju dengan ini, sering kali kita yang ragu-ragu. Imani firman Allah
Ketika kita tinggal di tanah perjanjian, Tuhan mampu mempromosikan kita, tujuan kita tinggal di tanah perjanjian bukan semata masalah sosial dipromosikan dan damai sejahtera ditata, tapi tujuannya ... dan engkau akan menjadi berkat (Kejadian 12:1-2). Kita dipanggil bukan semata untuk menikmati berkat tapi menjadi berkat dalam hal membawa jiwa bagi Tuhan (Lukas 16:19-26).
Amin.