Sunday, October 11, 2009

HUKUM-HUKUM KERAJAAN ALLAH BAGI WARGA KERAJAAN SORGA Bagian II

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 11 Oktober 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Dalam Hukum-hukum kerajaan Allah terdapat peraturan kerajaan. Orang Kristen yang mendengar firman Allah diumpamakan seorang yang membangun rumah, ada dua gaya yaitu membangun rumah di atas batu dan membangun rumah di atas pasir, waktu ujian datang (hujan, angin dan banjir), yang membangun menurut pola mengikuti firman Allah akan tetap tegak berdiri tapi yang membangun di atas pasir pola tidak sama dengan pola firman Allah, rumah itu roboh dan betapa hebat kerusakannya.
Membangun rumah di atas pasir. Pengkhotbah 3:11 - Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Tuhan mempunyai tujuan yang indah bagi kita yang kita belum bisa mengerti sampai saat ini, untuk mencapai tujuan yang indah Yesus bersedia menjadi fondasi bagi hidup kita. Dia rela disalib menjadi batu yang ditempa, inilah proses Yesus menjadi fondasi bagi hidup kita. Yesus harus berkorban untuk menjadi batu dasar supaya apabila hujan, angin dan banjir datang, kita tetap tegar berdiri.
Pengkhotbah 7:8 - Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya... Akhir yang baik merupakan hasil dari kerja keras pada awalnya, ilustrasinya hasil yang baik yang dicapai olahragawan karena latihan awal, waktu dan dana ia gunakan habis-habisan. Banyak orang percaya, mereka memfokuskan pada pandangan hari yang terindah tetapi mengabaikan yang awal (kesungguhan hati), paradigma ini harus diubah.
Matius 7:26-27, hujan, angin, dan banjir akan menimpa baik rumah yang didirikan di atas batu maupun rumah yang didirikan di atas pasir bedanya rumah yang didirikan di atas batu akan tetap kokoh tapi yang di atas pasir (tidak perlu disiplin, tidak perlu tekad, tidak perlu pola) akan roboh dan hebat kerusakannya sama seperti peristiwa di Kejadian 11:1-4. Soal punya rencana membangun sampai ke langit itu halal-halal saja tapi untuk menyamai Tuhan ini merupakan penyimpangan. Mereka mengumpulkan lempung/pasir yang dipadatkan (batu-bata) dan program ini gagal karena mereka mencoba menyamai Tuhan, dari sisi manusia mereka membangun di atas pasir. Realita pertumbuhan iman menjadi gambaran bagi kita di akhir zaman.
Yehezkiel 17:1-7, dua burung rajawali yang besar (= dua pemimpin yaitu raja Nebukadnezar dan raja Firaun) datang ke gunung Libanon (= umat Tuhan - orang Israel) yang pada waktu itu juga ada dua pemimpin yaitu raja Yoyakhin (ayat 3) dan raja Zedekia (ayat 5). Raja Nebukadnezar datang pada raja Yoyakhin dan berkata buat apa kamu membangun rumah di atas batu, membangun mati-matian, taat pada firman Allah tapi tidak mendapatkan apa-apa dan buktinya saya bisa menyerangmu. Raja Firaun pun datang pada raja Zedekia mempengaruhinya seperti gaya raja Nebukadnezar dan mereka terpengaruh. Baik raja Yoyakhin maupun raja Zedekia digambarkan seperti pohon anggur (= suku Yehuda, orang percaya) yang akar-akarnya diarahkan pada raja Nebukadnezar dan raja Firaun sepertinya anggur ini bertumbuh subur, akar-akarnya kuat, punya carang, tunas, dan tetap berbuah, tampaknya tetap eksis dan berhasil, mereka digambarkan membangun rumah di atas pasir tetapi ketika hujan, banjir, dan angin datang menerpa robohlah rumah ini (ayat 8-9), seperti juga ilustrasi dalam Rut 1, Elimelekh, Naomi dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, mereka lari ke Moab meninggalkan Betlehem; mereka akan tercabut sampai akar-akarnya kalau mendirikan rumah di atas pasir.
Tuhan memakai nabi Yeremia untuk memberikan peringatan dalam Yeremia 13:24 tentang suatu bencana bagi mereka yang mendirikan rumah di atas pasir, mengabaikan firman Allah, mengikuti Nebukadnezar dan Zedekia dengan iman seada-adanya akhirnya mereka meninggalkan Tuhan.
Yosua 24:15 - ...pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; ...Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” Yosua memilih untuk tidak membangun rumah asal-asalan, hasil yang indah itu adalah awal yang serius dan ia mau bagaikan batu yang digali, dipahat lama tapi ia mau beribadah pada Tuhan.
Pilihlah hari ini, mau membangun di atas batu atau di atas pasir, hak setiap kita untuk menimbang, neraca ilahi Tuhan beri tapi itu hak kita untuk memilih mau asal-asalan atau serius dengan Tuhan. Bangunlah rumah hidup kita di atas batu yang kokoh.

Amen..