Sunday, July 18, 2010

PROSES MENJADI DEWAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 18 Juli 2010
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Pengertian asli ekklēsia adalah dipanggil keluar dari satu kelompok untuk menjadi laskar/tentaranya Tuhan; mereka yang menjadi tentara Tuhan akan menjadi dewan di dunia untuk membawa tata cara sorga ke dunia. Ketika Tuhan ciptakan manusia, manusia membawa gambar dan rupa Allah, dan Tuhan letakkan kemampuan itu dalam diri manusia. Manusia diberi beberapa kemampuan oleh Tuhan antara lain:
1. Kemampuan spiritual (Spiritual Quotient - SQ) sehingga ia bisa berpikir secara adil, holistik.
2. Kecakapan untuk berpikir yang logis ( Intelligence Quotient - IQ) = kecerdasan matematika.
3. Kecerdasan emosi (Emotional Quotient - EQ) = kecerdasan dalam mengambil keputusan dalam keadaan goncang sekalipun, kecerdasan dalam mengelola emosi.
Orang-orang yang dipakai Tuhan untuk menjadi dewan, Tuhan lengkapi dengan kemampuan ini, tiap orang pasti memilikinya dan ada beberapa orang yang mempunyai perpaduan yang menonjol.
Beberapa tahapan ketika seseorang menjadi dewan:
1. Abraham. Kejadian 12:1-4.
Dalam dunia pendidikan psikologi misalnya kalau seseorang sudah berumur 70 tahun sulit untuk mengalami perubahan apalagi kalau 20 sampai 30 tahun terakhir hidupnya mapan, namun Alkitab memberikan contoh ketika Abraham berumur 75 tahun, Tuhan memperkenalkan diri kepada Abraham --karena sampai umur 75 tahun Abraham hanya menyembah berhala-- Tuhan tahu Abraham memiliki Spiritual Quotient waktu Tuhan berfirman kepadanya untuk keluar dari Haran, Abraham taat. Kejadian 13:1-2, 6, ternyata ketika Abraham bersedia menaati firman Allah keluar dari zona nyamannya, Allah memberi lebih dari apa yang ia tinggalkan. Tuhan mau supaya setiap mereka yang memiliki Spiritual Quotient, Intelligence Quotient, dan Emotional Quotient dikembangkan. Kejadian 13:9, Abraham sudah menjadi tua --umur boleh bertambah, semua boleh meningkat tapi harus tetap punya pengendalian diri-- dan ia diikuti oleh keponakannya yaitu Lot, Abraham punya Spiritual Quotient dan Emotional Quotient yang luar biasa, ia peka untuk memberkati orang lain. Abraham tidak pernah takut untuk memberi kesempatan kepada orang lain dan Tuhan buka jalan untuknya, sehingga Abraham menjadi dewan.
2. Ester. Ester 2:2-4.
Ratu Wasti dipecat karena tidak menghargai pesta yang diadakan oleh raja Ahasyweros. Orang-orang yang dekat dengan raja mengusulkan untuk mencari pengganti Wasti. Ester 2:15-18, sebagai hasil dari kepatuhan Ester ketika ia mau dirawat (= dibentuk menjadi pengantin Tuhan) selama satu tahun di benteng Susan, hanya Ester --dari sekian banyak gadis-gadis yang ada di benteng Susan-- yang bisa menimbulkan kasih sayang semua orang, lalu raja membuat pesta dan mengenakan mahkota di kepalanya, mengangkatnya menjadi ratu menggantikan Wasti. Waktu Ester menjadi permaisuri dengan permainan busuk Haman, semua orang Yahudi harus dibunuh dan ketika Mordekhai--paman Ester-- mengetahui bangsanya akan dibunuh, ia datang pada Ester memberitahukan hal itu dan memintanya untuk menghadap raja. Ester tahu resiko bila ia menghadap kepada raja tanpa diperintah oleh raja maka ia akan dibunuh, tapi Ester punya kemampuan spiritual yang tinggi. Ester 4:15-17, Ester sekalipun ia telah diberkati, ia tetap ingat sanak saudaranya dan ia mengajak agar orang-orang sebangsanya berpuasa selama tiga hari. Ketika Ester maju tanpa diperintah raja, raja mengunjukkan tongkat tanda ia setuju Ester menghadap.
3. Yusuf. Kejadian 42:1-4.
Yusuf menjadi raja di Mesir setelah 22 tahun Yakub--ayahnya-- berpisah dengan Yusuf dan semua saudara Yusuf pun sudah lupa pada Yusuf. Kejadian 42:7-9, 11-13, 21 saat terjadi kelaparan saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir, ketika Yusuf menyebut saudara-saudaranya sebagai pengintai Yusuf teringat tentang mimpi-mimpinya dulu juga sewaktu mereka membuang Yusuf ke dalam sumur dengan sesak hati ia memohon belas kasihan dari kakak-kakaknya untuk melepaskannya. Yusuf punya memori luka batin dan luka hati kepada kakak-kakaknya. Yusuf bukan hanya punya Intelligence Quotient tapi Tuhan beri kecakapan emosi supaya ia bisa mengendalikan emosi.
Jangan menyimpan dendam dan memelihara kepahitan, Yesus segera datang kali yang kedua, lepaskan pengampunan, tinggalkan semua kepahitan karena orang-orang semacam inilah yang punya kualitas 3 hal tadi --Spiritual Quotient, Intelligence Quotient, dan Emotional Quotient-- seperti Abraham, Ester dan Yusuf, Tuhan berikan kemampuan pada mereka dan mereka kembangkan, akhirnya mereka berhasil untuk mengendalikan apapun yang terjadi dalam hidup mereka.
Amin.