Sunday, August 16, 2009

JUBAH ILAHI YANG HARUS DIKENAKAN SETIAP WAKTU - CEPAT UNTUK MENDENGAR - (Bagian II)

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 16 Agustus 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:19 - Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Ada tiga warna dasar yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan, membentuk karakter rohani seseorang yaitu cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah; yang selalu menjadi jubah yang harus dikenakan setiap waktu, di mana pun dan kapan pun.
Kita harus cepat untuk mendengar karena satu ketika saat kita terkondisi, kita bisa malas untuk mendengar, roh malas mengikat orang Israel sewaktu dalam perjalanan menuju tanah perjanjian, mereka muak dengan mana yang tiap hari mereka terima dari Tuhan. Cepat mendengar berarti:
1.Tangkas: bisa menangkap apa yang dimaksud firman Allah dan ada satu sukacita untuk melakukan apa yang ia dengar; contohnya Nehemia, ia punya jubah cepat untuk mendengar waktu ia mendengar tembok Yerusalem roboh dan pintu-pintu gerbangnya terbakar, ia tidak tinggal diam tapi berdoa, dan bertindak pulang ke Yerusalem untuk membangun tembok dan pintu-pintu gerbang.
2.Yakobus 1:21, membuang/menolak segala sesuatu yang kotor dan jahat yang begitu banyak itu, yang selalu berpotensi untuk menjebak.
Ilustrasinya, kita dalam aktivitas sebagai apapun dan di manapun tidak bisa lolos dari terpaan angin yang acapkali memuat debu-debu, partikel-partikel yang tidak kelihatan --pola sikap, kata-kata, lingkungan-- yang bisa mencemari, mengotori kita. Walaupun kita mempunyai lingkungan semacam itu tapi firman Allah punya jaminan sempurna, Petrus berkata kita tidak bisa mengelak kotoran-kotoran yang bisa merusak kita tapi lawanlah itu dengan iman yang teguh (I Petrus 5:9) yang Paulus terangkan dalam Efesus 6:11 gunakan selengkap senjata Allah, bukan dikenakan untuk ‘pamer’ tapi kita praktekkan (bukan orang teoritis tapi praktisi yang selalu melakukan kebenaran, berada dalam sebuah pengalaman).
Mazmur 144:1, alasan Daud memuji Tuhan adalah karena Tuhan mengajar tangannya (= hubungan dengan sesama, aktivitas kita) untuk bertempur. Hubungan kita dengan sesama bagaimana? Bukankah sering kali tangan kita menjadi kusta sama seperti tangan Musa karena macam-macam sebab. Tuhan melatih kita supaya kita menang dalam pertempuran, Tuhan biarkan angin yang membawa partikel debu supaya kita menang, oleh karena itu kenakan seluruh senjata Allah, tolak dan buang segala sesuatu yang bisa menyebabkan kejahatan, pakailah firman Allah dan kenakan urapan Roh Kudus dalam hidup kita. Efesus 4:27, jangan ijinkan iblis membangun pangkalan atau dermaga dalam hidup kita, jangan memberi lokasi untuk iblis membangun landasan, sekali kita mengijinkan maka dia akan membawa kotoran-kotoran yang merusak hidup kita.
Firman Allah memberi nasihat dalam Yehezkiel 18:31, durhaka (= pehshah - bahasa Ibrani) artinya pemberontakan, perlawanan terhadap firman Allah. Acapkali Roh Allah mendorong kita untuk melakukan sesuatu tapi dengan berbagai alasan kita membantah.
I Raja-raja 11:39, Salomo adalah contoh seorang yang gagal hanya karena enggan untuk mengusir, menganggap sepele semua yang mengotori hati, pikirannya. Hukum karena dosa itu kekal tapi hukum karena cemeti kebapaan hanya sementara. Waktu Tuhan menghukum dengan cemeti (musibah, sakit, kecelakaan, tekanan) akan segera berlalu ketika orang ini sadar dan bertobat. Ketika Salomo diangkat menjadi raja, Salomo mempunyai kualitas rohani yang luar biasa dan teruji. Karena Salomo tidak meminta apapun selain hikmat, maka semua Tuhan berikan (I Raja-raja 3:5, 13, 10:10). Namun sayang ketika Salomo sudah diberkati, Salomo tidak bisa menolak semua angin yang membawa debu-debu yang membawa kotoran. Ketika dia enggan untuk menolak, dia jatuh dalam satu dosa yang menyakiti hati Bapa. Salomo menikah dengan banyak perempuan asing dan dia mulai menyembah dewa-dewa yang disembah istri-istrinya. Dan saat itu nabi Ahia datang memperingatkannya, semua yang ada padanya hilang bahkan kerajaannya terpecah menjadi dua. Hati Bapa luka ketika Salomo enggan untuk menolak debu-debu yang mengotorinya.
Miliki telinga yang bisa mendengar sampai ke alam roh, peka menangkap isyarat dari Tuhan ketika mendengar cemeti berbunyi karena tongkat kasih Allah menjadikan kita pandai supaya kita makin mengerti hati Tuhan. Kembali ke I Raja-raja 11:39 - ...Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya; ketika cemeti berbunyi (masalah, bencana, sakit) dan membuat bilur-bilur dalam hidup kita, Tuhan perlu melihat sampai kita bisa menyadari dan bertobat maka Tuhan akan pulihkan tahun-tahun di mana kita hancur total, dan jatuh terjerembab (Yoel 2:25-26).
Amin.