Tuesday, February 24, 2009

UJIAN TERHADAP IMAN YANG MENGHASILKAN KETEKUNAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 25 Januari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1:3 - sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Ayat ini erat sekali hubungannya dengan ayat yang kedua bahwa kalau kita jatuh dalam berbagai ujian, perhitungkanlah itu sebagai kebahagiaan; yang ilustrasinya bukan 100 kalau kurang 1, kita disebut bahagia kalau ada pencobaan karena pencobaan merupakan penggenapan dari sebuah kebahagiaan; 1, 2 dan berbagai pencobaan itu merupakan angka-angka untuk menggenapi kebahagiaan kita.

Tekun = tabah (TBS), sabar (patient – bahasa Inggris); jadi ketika kita menerima ujian yang menguji iman kita itu akan menghasilkan ketekunan, ketabahan dan kesabaran.

Yakobus ingin berbicara bahwa proses untuk memiliki karakter, sifat-sifat dari Yesus, kita harus melewati berbagai ujian, pencobaan dan hasilnya kita menjadi tabah, tekun dan sabar. Bahwa tekun, tabah dan sabar merupakan sifat/karakter Allah; itu nampak dari karya-karyaNya.

Tekun, ketika Tuhan ciptakan langit, bumi dan segala isinya bumi ada penghuninya (Kejadian 1:1, Yesaya 45:18), lalu bumi rusak karena Lucifer dicampakkan ke bumi –menjadi setan– (Kejadian 1:2) tapi dengan karakter tekun, Tuhan pulihkan dan perbaiki langit, bumi yang sudah rusak sehingga muncullah Kejadian 1:3, 4 dan seterusnya. Berulang-ulang kali gagal itu bukan berarti masa depan kita hancur karena berulang-ulang kali gagal adalah pupuk untuk mencapai masa depan yang penuh kepastian.

Tabah, dalam karyaNya untuk menyelamatkan manusia. Contoh Lukas 15. Waktu anak bungsu -yang telah pergi dan menghabiskan semua kekayaan yang sudah dipercayakan kepadanya- kembali, ayahnya (gambaran Tuhan) menyongsong dan memeluknya.

Sabar, Tuhan sabar dalam pemeliharan, perlindungan. Keluaran 13:21-22, Tuhan tetap hadirkan penyertaanNya ketika memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju ke Kanaan melalui tiang awan dan tiang api sekalipun umatNya menyesakkan hati Tuhan, Ia tidak pernah abaikan, Tuhan tidak angkat tiang awan dan tiang api.

Keluaran 34:5-6. Musa merasa ia telah gagal memelihara; merawat apa yang Tuhan sudah berikan kepadanya (dua loh batu telah dihancurkan), melukai hati Tuhan tapi justru Tuhan datang dan memproklamirkan ...TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya; yang kira-kira 629 tahun kemudian Yunus ucapkan kembali ketika Yunus gagal dan kecewa (Yunus 4:2). Yunus tidak mau memberitakan kebaikan Allah pada penduduk kota Niniwe karena bangsa Syria yang beribukota Niniwe telah merampas kekayaan nenek moyang Yunus dan ia tahu kalau seseorang bertobat, Tuhan itu panjang sabar dan mau mengampuni, Yunus mencoba lari ke Tarsis tapi Tuhan memegang dia dan setelah mengalami mujizat dari Tuhan ia kembali ke Niniwe untuk memberitakan kebaikan Tuhan. Raja dan penduduk kota Niniwe pun meresponi dan Tuhan meluputkan dari penghukuman.

Perhatikan pengakuan Yeremia dalam Yeremia 15:16 - Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, ...

Justru pada waktu Yeremia menderita (ditangkap, dikurung di pelataran istana raja, tidak diberi makan dan minum, dimasukkan ke dalam sumur) karena ia menentang nabi-nabi palsu dan menyampaikan firman Allah murni seperti apa yang Tuhan mau untuk disampaikan kepada raja, tidak menurut keinginan raja, Yeremia bisa menikmati indahnya firman Allah karena ia tahu Tuhan penyayang, panjang sabar, berlimpah kasih dan setiaNya.

Kapan dan bagaimana caranya agar beberapa sifat dari Allah ini ada di dalam hidup kita?

Kembali ke Yakobus 1:3, ujian menggunakan kata dokimion, ketika ditemukan kelemahan-kelemahan maka penguji (Tuhan) akan mengokohkan, menopang dia bukan menghancurkannya.

Yohanes 21:3, Petrus telah gagal (tiga kali ia menyangkal Yesus) sehingga sekarang ia ingin kembali menjadi nelayan, tapi bukanlah Tuhan kalau Tuhan tidak penyayang, pengasih dan panjang sabar; Tuhan ijinkan menggunakan kelemahan Petrus untuk menguji supaya ia bangkit, setelah semalam-malaman ia tidak mendapatkan seekor ikan pun, Yesus datang memulihkan, mengokohkan, meneguhkan kembali kepada Petrus dan berkata: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." (Yohanes 21:6). Tuhan menguji kepada Petrus tapi ujian ini untuk meneguhkan imannya sehingga ketika ia sudah diteguhkan, dipenuhkan dengan Roh Kudus pada saat ia berkotbah 3.000 jiwa bertobat dan dibaptiskan (Kisah Para Rasul 2:41).

Adakah kita sedang mengalami ujian iman? Jangan berpikir bahwa ujian iman membuktikan bahwa Allah sudah jauh dari kita, ketika iman kita sedang diuji, Tuhan memang menggunakan kelemahan kita sehingga kita mungkin kecewa, putus asa tapi kebenaran firman Allah mengatakan Tuhan menguji iman kita untuk mengokohkan kita supaya kuat di dalam iman dan Tuhan tidak membiarkan kita sendiri.

Amin.

PERHITUNGKAN PUKULAN TUHAN SEBAGAI SUATU KEBAHAGIAAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 18 Januari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Ass
a


Yakobus 1:2 - Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.
Anggaplah dalam bahasa asing/bahasa aslinya = perhitungkanlah, jumlahkanlah. Kita tidak bahagia kalau pencobaan tidak ada; pencobaan adalah keutuhan dari kebahagiaan. Kebahagiaan tidak bisa dipisahkan dengan kemuliaan (= kelimpahan dari Allah) yang disediakan bagi mereka yang setuju dan mengimani firman Allah.
Pencobaan = trials – bahasa Inggris; ujian. Berbicara tentang ujian bahasa Yunani menggunakan dua kata yaitu dokimion dan peirazō.
Dokimion = menemukan kelemahan dengan maksud menguatkan dan mengokohkannya; setelah ditemukan kelemahan maka akan diperbaiki. Dokimion selalu Allah gunakan untuk perbaikan iman dan manusia sering kali menggunakan untuk perbaikan kualitas. Berarti ada itikad baik saat saya menguji dia, saya tahu dia punya kelemahan maka saya akan menopang dia.
Peirazō = menemukan kelemahan dengan maksud untuk menghancurkan. Peirazō selalu digunakan oleh Iblis; misalnya Yesus yang seratus persen Allah tapi Yesus juga seratus persen manusia Iblis tahu pada waktu Yesus berpuasa 40 hari 40 malam Yesus lapar (kelemahan manusiawinya) dan Iblis berkata: “Engkau adalah Anak Allah, Engkau bisa jadikan batu menjadi roti dan Engkau bisa makan.”
Ketika di tepi danau Galilea Yesus berjumpa dengan Petrus yang punya kelemahan, tiga kali menyangkal Yesus, Yesus bukan peirazō tapi Ia datang dengan dokimion; Aku tahu kelemahanmu tapi bangkit dan rawat domba-dombaKu.
Berbagai-bagai pencobaan berarti bukan hanya satu kali tetapi berulang-ulang. Bagaimana bentuk pencobaan-pencobaan yang harus kita perhitungkan sebagai sukacita/kebahagiaan?
Ayub 5:18 - Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. Tuhan ijinkan Ayub mengalami bencana yang berlapis-lapis dalam satu hari. Ketika gempa, angin ribut, banjir, badai, api, diperkatakan orang, Tuhan ijinkan untuk melukai kita, kita harus mengerti bahwa Allah punya tujuan.
Tuhan pernah melukai satu bangsa, satu keluarga dan satu pribadi tapi Tuhan pasti punya maksud yang indah. II Raja-raja 24:10, 13-14. Ketika raja Nebukadnezar menyerang Yerusalem, perabot Bait Suci dijarah, kekayaan para petinggi dan bangsawan dirampas, sekaligus pahlawan dan orang yang gagah perkasa ditawan, tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang lemah. Di antara bangsawan itu ada Abihail (ayah dari Hadasa/Ester), Tuhan melukai satu bangsa ini, satu keluarga Abihail dan Hadasa menjadi yatim piatu dan ia diangkat anak oleh pamannya yaitu Mordekhai.
Kapan luka yang telah menghancurkan satu bangsa, keluarga Abihail dan melukai masa depan satu pribadi Hadasa ini dibebat?
Ester 7:1-4. Haman yang telah merencanakan untuk menumpas seluruh orang Yahudi ditangkap ketika ratu Ester mengadakan pesta dan ia digantung, ini terjadi setelah 80 tahun bangsa ini dilukai yang 30 tahun lalu satu keluarga (Abihail dan istrinya dibunuh) termasuk satu pribadi yang dilukai (Hadasa tinggal sebatang kara). Peristiwa pesta ini terjadi setelah 8 tahun Ester menjadi permaisuri. Pada waktu ia kehilangan semua Tuhan lukai 30 tahun yang lalu dan 30 tahun kemudian Tuhan bebat. Tuhan tetap punya waktu untuk membebat.
Yohanes 13:7 - Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kalau Tuhan memukul/melukai Tuhan pasti punya maksud, ketika kita merasa dilukai bukan berarti Tuhan tutup mata tapi Tuhan punya tujuan yang pasti yang sekarang kita belum mengerti tapi nanti kita akan mengerti.
Kenapa pencobaan-pencobaan itu kita harus terima/perhitungkan sebagai sukacita/kebahagiaan?
Yesaya 49:15,16 - Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Kita boleh saja dilukai, dipukul tapi jumlahkanlah, perhitungkan itu sebagai satu kebahagiaan karena Tuhan tidak pernah melupakan kita, Ia sudah menggambar hidup kita di tanganNya, keluarga, anak keturunan, pekerjaan dan semua yang kita miliki semua tertulis di tapak tangan Tuhan.
Amin.