Sunday, October 04, 2009

HUKUM-HUKUM KERAJAAN ALLAH BAGI WARGA KERAJAAN SORGA

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 04 Oktober 2009 – Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 2:1-13 menulis tentang hukum-hukum/peraturan-peraturan Kerajaan Allah bagi warga Kerajaan Sorga. Khotbah Yesus dalam Matius pasal 5 - 7 membicarakan hukum-hukum Kerajaan Allah, di antaranya Matius 6:1-7:12 Yesus berkhotbah tentang bagaimana sikap/gaya hidup, penampilan warga Kerajaan Sorga. Berbicara penampilan waktu membangun komunikasi dengan sesama (bertanya, menjawab) ada metodanya, gaya dari dunia sering kali penuh dengan emosi. Dalam Matius 7:13-27 berisi nasihat, satu pola yang harus kita patuhi/taati dan kita tidak boleh keluar atau menyimpang dari pola. Pokok pikiran: kalau manusia --terutama wanita-- sangat kecewa sewaktu dia memberikan model pakaian untuk dijahit tapi ternyata setelah jadi lain dengan model yang dia berikan. Begitu pula dengan Tuhan, Tuhan mau supaya kita demikian namun kita melanggar, pernahkah kita pikirkan Tuhan kecewa?
Di antara nasihat bagi warga Kerajaan Sorga adalah Matius 7:24-27. Kegagalan banyak orang Kristen adalah mahir bila mendengar iman tapi setelah punya iman tidak pernah dipraktekkan/diaplikasikan. Aplikasi iman akan menentukan gagal atau berhasilnya seseorang, roboh atau tegaknya rumah tergantung penerapan iman kita. Orang Kristen yang mendengar firman Allah diumpamakan seorang yang membangun rumah, ada dua gaya yaitu membangun rumah di atas batu dan membangun rumah di atas pasir. Akibatnya waktu ujian datang (hujan, angin dan banjir), yang membangun menurut pola mengikuti firman Allah akan tetap tegak berdiri; sementara yang membangun di atas pasir pola tidak sama dengan pola firman Allah, rumah itu roboh dan betapa hebat kerusakannya.
Mereka yang membangun/mendirikan rumah di atas batu, penggunaan iman sesuai dengan pola setuju atau tidak setuju, cocok atau tidak cocok tapi penerapan iman sesuai firman Allah; satu kali rasanya ingin memberontak tapi sujud pada Tuhan untuk mengikuti firman Allah pasti ada hasilnya. Hasilnya: I Raja-raja 6:7 - Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan rumah itu. Sementara membangun satu rumah yang begitu megah karena penerapan iman sesuai dengan pola, hasilnya pada waktu batu-batu dikumpulkan dan disusun langsung menjadi rumah yang megah dan tidak terdengar palu lagi. I Raja-raja 6:29 waktu batu disusun langsung kelihatan ornamennya ada yang berbentuk gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang.
Bagaimana penerapan iman sehingga menjadi rumah yang begitu indah?
I Raja-raja 5:17 batu-batu yang dibentuk di gunung Libanon ( 300km dari Yerusalem) bukan jadi dalam semalam tapi bertahun-tahun melalui proses. I Raja-raja 5:15 raja Salomo mengirimkan 70.000 kuli penggali dan 80.000 tukang pahat ke gunung Libanon, bongkahan batu yang besar dan mahal ini dilinggis, dipotong sesuai pola kemudian tukang pahat mulai melukai batu ini untuk menampakkan gambar antara satu dengan yang lain tidak sama agar bisa disusun. Suka atau tidak suka tapi kalau kita mau mengikuti pola sebagai warga Kerajaan Sorga siap kalau dilinggis firman Allah dan dipahat. Pada waktu hidup kita sebagai batu, kita dikeluarkan dari pegunungan, jangan berpikir cukup 2 kali kita dihujam linggis (mungkin sesama aktivis, jemaat) dan akan terlepas tapi berulang-ulang baru batu itu akan terlepas lalu batu dipotong dan dipahat berulang-ulang barulah tampak bentuk gambarnya. I Raja-raja 5:16 ada 3.300 saksi yang mencatat, tetaplah di dalam genggaman tangan Tuhan sekalipun batu hidup kita dipahat habis-habisan untuk membentuk gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang. Waktu batu hidup kita dipahat tujuannya supaya gambar/karakter Yesus dimasukkan ke dalam kita. Jangan kuatir sekalipun memang ada 70.000 penggali, 80 ribu tukang pahat yang akan memberi ukuran dan menanamkan gambar di hidup kita dan prosesnya tidak terjadi dalam satu malam tetapi bertahun-tahun supaya jadi dan setelah pahatan itu ada kita akan diangkut ke Yerusalem, disusun dan menjadi rumah yang indah. Gambar pahatan ini harus tampak di dalam dan di luar dinding (I Raja-raja 6:29), jangan hanya di dalam berjubah aktivis tapi di luar ‘serigala’.
Tuhan punya respon karena penerapan imannya sesuai firman Allah/pola. I Raja-raja 8:10-13, ketika batu-batu ini sudah menjadi rumah yang indah, di dalam dan di luar ada gambarnya lalu rumah ditahbiskan, awan kemuliaan datang dan kemuliaan Allah turun. Kalau penerapan iman nampak sesuai pola firman Allah lalu kemuliaan Allah turun dan sejak itu mujizat terjadi, ketika mujizat terjadi orang-orang dari Libanon, Laut Tengah dan Afrika, mereka datang ke rumah ini dan mempersembahkan kekayaannya.
Ketika penerapan iman sesuai firman Allah, masa ini memang masa yang sukar karena firman Allah sendiri berkata demikian, tapi tidak ada perkara yang mustahil, mustahil bagi manusia tapi tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Amin.