Sunday, August 30, 2009

JUBAH ILAHI YANG HARUS DIKENAKAN SETIAP WAKTU - CEPAT UNTUK MENDENGAR - (Bagian IV)

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 30 Agustus 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:22-25 berbicara tentang hukum/peraturan ilahi tentang cepat untuk mendengar.
Yakobus 1:22 - Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Mendengar dan melakukan apa yang kita tahu dari firman Allah punya padanan arti menabur dan menuai. Orang sering kali mengharap agar ada tuaian tapi bagaimana mungkin bisa menuai kalau tidak menabur? Petani paham sekali tentang hal ini, ia tidak mungkin akan menuai kecuali ia harus menabur tapi itu ada aturan/hukumnya.
Petrus sedang berbicara tentang bagaimana caranya supaya orang percaya tidak gampang hanyut dan diserang oleh penyakit rohani di akhir zaman. II Petrus 3:18, orang percaya yang tidak gampang hanyut, tersesat dan terserang penyakit rohani di akhir zaman adalah orang percaya yang bertumbuh (= bertambah-tambah kuantitas/volume/fisik/karakter dan kualitas/mutu) sehingga tidak mengalami kebantutan pertumbuhan. Pertumbuhan itu dari Tuhan tapi soal proses itu terletak pada kita. Tuhan selalu bekerja dan menyelesaikan bagiannya, bagian dari pertumbuhan itu terletak pada tanaman.
Yesus pernah memberikan perumpamaan dalam Yesaya 5:1-7, benih yang baik sudah ditaburkan namun prosesnya ada yang di batu-batu, ada yang di tempat berduri (= masalah). Kalau Tuhan memberi pertumbuhan, Tuhan pasti memberi potensi untuk berbuah lebat tapi soal batu dan duri mau dibuang atau tidak itu urusan kita (kita harus bertindak), ini hukum ilahi yang tidak bisa diubah. Tuhan akan menumbuhkan tapi penghambat (batu, duri, luka-luka batin) yang menyebabkan tidak adanya pertumbuhan harus kita buang/bereskan.
Di mana dan bagaimana caranya agar kita yang disebut cepat untuk mendengar didapati bertumbuh dan terus bertumbuh dalam pertumbuhannya? Ayub 8:11 - Dapatkah pandan bertumbuh tinggi, kalau tidak di rawa, atau mensiang bertumbuh subur, kalau tidak di air? Kata-kata ini keluar dari mulut Bildad --keturunan Abraham melalui Ketura yang tinggal di daerah padang pasir dan tidak ada rawa-rawa-- salah satu sahabat/relasi dagang Ayub. Dalam hal mendengar dan melakukan firman Allah kita harus tahu tempat di mana kita mendengar dan bertumbuh. Di mana pun kita bisa mendengar firman Allah tapi kita harus mengerti pandan bisa tumbuh di rawa-rawa dan mensiang di air. Jadi sebagai orang Kristen kita harus tahu di mana kita bisa mendengar yang baik dan di mana serta bagaimana kita dapat bertumbuh dengan baik.
Yehezkiel 27 orang Arwad menawarkan fasilitas dan Gamad menjanjikan keamanan pada Daud kalau Daud mau menyembah Tuhan di tempat mereka tapi Daud berkata dalam Mazmur 27:4 - Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya; Daud mengerti pandan itu harus tumbuh di rawa-rawa dan mensiang harus tumbuh di air.
Hukum ilahi tentang cepat mendengar dan hukum itu disebut sebagai langkah iman:
1.Roma 12:3.
Kita dapat menjaga keseimbangan perjalanan kita dalam menghadapi apa saja menurut ukuran iman, setiap kali kita mendengar firman Allah pasti akan lahir iman (Roma 10:17), saat kita menerima iman Allah memberi ukuran dan ukuran ini harus terus berkembang dan bertumbuh. Kegagalan sering kali merupakan hasil yang Tuhan tunda dan diserahkan tepat pada waktunya.
2.II Timotius 1:5.
Pertumbuhan itu harus nyata karena iman harus diteruskan, dilanjutkan. Kita tidak boleh menjadi jemaat Tuhan yang bertumbuh hanya untuk diri sendiri tapi saya bertumbuh supaya saya bisa meneruskan dan orang lain pun bertumbuh. Timotius melihat iman yang bertumbuh dari Eunike ibunya, Eunike melihat iman yang bertumbuh dari Lois neneknya Timotius.
3.II Korintus 5:7.
Kita harus berjalan dalam langkah iman, iman tidak statis tapi bertumbuh dan jalan terus, jangan puas dengan apa yang sudah dicapai. Langkah iman ini Paulus jelaskan dalam Kolose 3:10. Daud telah membunuh singa, maka ia dapat membunuh beruang, dan ia dapat kalahkan Goliat karena telah membunuh beruang.
4.Yosua 3:15-17.
Kita harus mempunyai komitmen/tekad/janji terhadap iman. Daud pernah punya janji iman karena cintanya pada rumah Tuhan maka ia mau menambah lagi untuk rumah Tuhan emas dan perak kepunyaannya sendiri (I Tawarikh 29:3-4).
Kenakan jubah cepat untuk mendengar dalam derap langkah iman, berjalanlah dalam langkah iman kita bertumbuh, iman itu kita bagikan, kemudian perjelas komitmen terhadap iman maka Tuhan mempunyai respon "Jadilah kepadamu menurut imanmu"(Matius 9:29).
Amin.

Sunday, August 23, 2009

JUBAH ILAHI YANG HARUS DIKENAKAN SETIAP WAKTU - CEPAT UNTUK MENDENGAR - (Bagian III)

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 23 Agustus 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:21 - Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Warna dari jubah cepat mendengar:
1. Tangkas: bisa menangkap apa yang dimaksud firman Allah dan ada satu sukacita untuk melakukan apa yang ia dengar.
2. Membuang/menolak segala sesuatu yang kotor dan jahat yang begitu banyak itu yang selalu berpotensi untuk menjebak.
3. Menerima/menyambut firman Allah dengan hati yang lemah lembut.
Berbicara tentang sikap hati yang tidak memberontak, tidak melawan, menyerah/pasrah terhadap Tuhan, hati yang rela, mudah dibentuk dan mau menerima koreksi.
Gagasannya: tanah liat yang dibentuk menjadi sesuatu harus punya kerelaan ditaruh di atas kisaran, diputar dan mulai dibentuk, kalau ada batu kecil, penjunan akan menghentikan kisaran, mengambil batu tadi dan tanah liat akan dibentuk kembali. Kalau tanah liat ini tidak punya kesiapan/kerelaan maka tidak akan menjadi apapun; kalau kita mau dibentuk menjadi alat Tuhan, Tuhan tahu persis, Tuhan punya rencana untuk kita masing-masing. Jangan berpikir saya bodoh, saya tidak mungkin berhasil karena itu adalah suara dari Iblis. Siapa pun kita Tuhan akan pakai dengan luar biasa.
Alkitab mencatat tentang seseorang yang semula sombong tapi pada waktu ia mendengar, apa yang ia dengar itu memproses dirinya untuk berjumpa dengan Yesus. Lukas 19:1-6, di Yerikho --pusat perdagangan, kota kedua setelah Yerusalem yang merupakan ibukota-- Zakheus bukan seorang pegawai biasa tapi ia adalah seorang petinggi di bidang bea cukai/pajak, ia disegani dan dihormati. Zakheus seorang yang kaya, berhasil dalam karir tapi ia dalam tekanan, menderita bukan karena fisiknya yang pendek tapi karena ada konflik dalam hidupnya dan ia ingin bebas dari tekanan itu. Ia memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat dan ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Tiap kata yang keluar dari mulut Yesus mengandung kuasa yang luar biasa, ada sesuatu yang luar biasa terjadi, hanya satu kali mendengar hidup Zakheus berubah.
Perubahan yang terjadi dalam hidup Zakheus: Lukas 19:8-9, ia memberikan setengah dari miliknya kepada orang miskin dan dari orang-orang yang telah ia peras ia kembalikan empat kali lipat. Kemudian Yesus berkata, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.” Paulus mengatakan tentang keturunan Abraham dalam Galatia 3:29, Zakheus mempunyai hati yang lemah lembut siap menyambut firman Allah dan ia adalah keturunan Abraham, kemudian Paulus katakan siapa pun dia kalau mempunyai hati lemah lembut menyambut firman Allah, ia adalah milik Allah. Ketika disebut milik Allah maka berkat Abraham menjadi miliknya. Kalau kita mempunyai hati yang lemah lembut untuk menerima firman Allah, akan terjadi berkat, perubahan yang luar biasa dalam hidup kita.
Petrus menjelaskan sebuah janji dalam II Petrus 1:2 kepada mereka yang punya sikap hati lemah lembut (kapan saja dan di mana saja) mau menerima firman Allah maka kasih karunia dan damai sejahtera (berkat dan sejahtera - TBIS; grace and peace - terjemahan bahasa Inggris) akan dicurahkan dengan limpah. Filipi 4:9, mereka yang punya komitmen, tekad, punya sikap hati mau menyambut dengan haus dan lapar dan mau dikoreksi, dibentuk oleh firman Allah maka damai akan menyertai mereka.
Kenapa sampai Tuhan memakai Petrus dan Paulus untuk menyampaikan mereka yang mau menerima firman Allah dengan lemah lembut maka damai akan menyertai dengan limpah?
Damai sejahtera (= eirēnē - bahasa Yunani; syallom - bahasa Ibrani) adalah suatu keadaan di mana orang tersebut dalam situasi harmonis dengan Allah (I Timotius 6:14), harmonis dengan sesama (Roma 12:17-18), dan harmonis dengan alam sekitarnya (I Tesalonika 5:18). Mereka yang mau mengenakan jubah cepat mendengar dalam hal ketika menyambut firman Allah dengan lemah lembut dan ada damai sejahtera (harmonis dengan ketiga hal tadi) maka Tuhan mempunyai janji hidup akan bertambah-tambah, ada ketenangan, ketentraman selama-lamanya (Yesaya 32:17).
Amin.

Sunday, August 16, 2009

JUBAH ILAHI YANG HARUS DIKENAKAN SETIAP WAKTU - CEPAT UNTUK MENDENGAR - (Bagian II)

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 16 Agustus 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:19 - Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Ada tiga warna dasar yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan, membentuk karakter rohani seseorang yaitu cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah; yang selalu menjadi jubah yang harus dikenakan setiap waktu, di mana pun dan kapan pun.
Kita harus cepat untuk mendengar karena satu ketika saat kita terkondisi, kita bisa malas untuk mendengar, roh malas mengikat orang Israel sewaktu dalam perjalanan menuju tanah perjanjian, mereka muak dengan mana yang tiap hari mereka terima dari Tuhan. Cepat mendengar berarti:
1.Tangkas: bisa menangkap apa yang dimaksud firman Allah dan ada satu sukacita untuk melakukan apa yang ia dengar; contohnya Nehemia, ia punya jubah cepat untuk mendengar waktu ia mendengar tembok Yerusalem roboh dan pintu-pintu gerbangnya terbakar, ia tidak tinggal diam tapi berdoa, dan bertindak pulang ke Yerusalem untuk membangun tembok dan pintu-pintu gerbang.
2.Yakobus 1:21, membuang/menolak segala sesuatu yang kotor dan jahat yang begitu banyak itu, yang selalu berpotensi untuk menjebak.
Ilustrasinya, kita dalam aktivitas sebagai apapun dan di manapun tidak bisa lolos dari terpaan angin yang acapkali memuat debu-debu, partikel-partikel yang tidak kelihatan --pola sikap, kata-kata, lingkungan-- yang bisa mencemari, mengotori kita. Walaupun kita mempunyai lingkungan semacam itu tapi firman Allah punya jaminan sempurna, Petrus berkata kita tidak bisa mengelak kotoran-kotoran yang bisa merusak kita tapi lawanlah itu dengan iman yang teguh (I Petrus 5:9) yang Paulus terangkan dalam Efesus 6:11 gunakan selengkap senjata Allah, bukan dikenakan untuk ‘pamer’ tapi kita praktekkan (bukan orang teoritis tapi praktisi yang selalu melakukan kebenaran, berada dalam sebuah pengalaman).
Mazmur 144:1, alasan Daud memuji Tuhan adalah karena Tuhan mengajar tangannya (= hubungan dengan sesama, aktivitas kita) untuk bertempur. Hubungan kita dengan sesama bagaimana? Bukankah sering kali tangan kita menjadi kusta sama seperti tangan Musa karena macam-macam sebab. Tuhan melatih kita supaya kita menang dalam pertempuran, Tuhan biarkan angin yang membawa partikel debu supaya kita menang, oleh karena itu kenakan seluruh senjata Allah, tolak dan buang segala sesuatu yang bisa menyebabkan kejahatan, pakailah firman Allah dan kenakan urapan Roh Kudus dalam hidup kita. Efesus 4:27, jangan ijinkan iblis membangun pangkalan atau dermaga dalam hidup kita, jangan memberi lokasi untuk iblis membangun landasan, sekali kita mengijinkan maka dia akan membawa kotoran-kotoran yang merusak hidup kita.
Firman Allah memberi nasihat dalam Yehezkiel 18:31, durhaka (= pehshah - bahasa Ibrani) artinya pemberontakan, perlawanan terhadap firman Allah. Acapkali Roh Allah mendorong kita untuk melakukan sesuatu tapi dengan berbagai alasan kita membantah.
I Raja-raja 11:39, Salomo adalah contoh seorang yang gagal hanya karena enggan untuk mengusir, menganggap sepele semua yang mengotori hati, pikirannya. Hukum karena dosa itu kekal tapi hukum karena cemeti kebapaan hanya sementara. Waktu Tuhan menghukum dengan cemeti (musibah, sakit, kecelakaan, tekanan) akan segera berlalu ketika orang ini sadar dan bertobat. Ketika Salomo diangkat menjadi raja, Salomo mempunyai kualitas rohani yang luar biasa dan teruji. Karena Salomo tidak meminta apapun selain hikmat, maka semua Tuhan berikan (I Raja-raja 3:5, 13, 10:10). Namun sayang ketika Salomo sudah diberkati, Salomo tidak bisa menolak semua angin yang membawa debu-debu yang membawa kotoran. Ketika dia enggan untuk menolak, dia jatuh dalam satu dosa yang menyakiti hati Bapa. Salomo menikah dengan banyak perempuan asing dan dia mulai menyembah dewa-dewa yang disembah istri-istrinya. Dan saat itu nabi Ahia datang memperingatkannya, semua yang ada padanya hilang bahkan kerajaannya terpecah menjadi dua. Hati Bapa luka ketika Salomo enggan untuk menolak debu-debu yang mengotorinya.
Miliki telinga yang bisa mendengar sampai ke alam roh, peka menangkap isyarat dari Tuhan ketika mendengar cemeti berbunyi karena tongkat kasih Allah menjadikan kita pandai supaya kita makin mengerti hati Tuhan. Kembali ke I Raja-raja 11:39 - ...Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya; ketika cemeti berbunyi (masalah, bencana, sakit) dan membuat bilur-bilur dalam hidup kita, Tuhan perlu melihat sampai kita bisa menyadari dan bertobat maka Tuhan akan pulihkan tahun-tahun di mana kita hancur total, dan jatuh terjerembab (Yoel 2:25-26).
Amin.

Sunday, August 09, 2009

JUBAH ILAHI YANG HARUS DIKENAKAN SETIAP WAKTU

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 9 Agustus 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:19 - Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Dalam ayat 18, Yakobus menerangkan orang percaya yang dewasa rohani, mempunyai pertumbuhan rohani (tidak dimonopoli oleh mereka yang berusia 17 tahun ke atas tapi terdiri dari bervariasi umur, anak kecil pun bisa disebut dewasa rohani bila ia mempunyai daya tangkap firman Allah); mereka yang disebut dewasa rohani, Alkitab menyebutnya anak sulung bagi Allah dan mereka mempunyai hak waris sebagai anak sulung bukan hanya berupa kekayaan materi tapi kekayaan pengalaman-pengalaman rohani).
Jubah ilahi yang harus kita kenakan setiap waktu, pada keadaan apapun juga dimuat dalam Yakobus 1:19-27 tema: Pendengar atau pelaku firman (TB); Mendengar dan berbuat (TBIS) artinya mendengar dan melakukan. Tiga warna dasar yang sangat mempengaruhi kondisi orang percaya adalah cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam kondisi seseorang dalam pertumbuhan dan mutu iman seseorang.
Cepat mendengar, seseorang yang tangkas, cekatan untuk memahami, apa yang dipahami dilaksanakan, dengan sukacita melakukan. Nehemia, dia adalah ‘jemaat biasa’ bukan nabi/raja tapi tangkas, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Nehemia 1:1-4, pada waktu Hanani (saudara Nehemia) datang ia menanyakan tentang orang-orang Yahudi yang terluput dari penawanan dan tentang Yerusalem. Ketika ingin mendengar berita, yang ingin Nehemia dengar adalah tentang pertumbuhan, perkembangan dan kualitas rohani orang percaya. Nehemia adalah pegawai istana raja Artahsasta, pada waktu ia bertugas materi pembicaraannya tentang istana, tapi di luar tugas ia berbicara soal rohani bukan gossip, tidak mencari-cari kesalahan. Tuhan sementara mencari jemaat semacam ini, sibuk dengan tanggung jawab dan tugas-tugas sebagai apapun tapi mempunyai jubah ilahi cepat untuk mendengar.
Ketika Nehemia mendengar tentang mereka yang di Yerusalem mengalami kesukaran besar, tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar, ia langsung menangis, berkabung, berdoa dan berpuasa. Ada kuasa ketika seseorang berdoa dan berpuasa. Keluaran 2:23-25, ketika ia mulai mengambil tanggung jawab (punya beban) untuk peduli terhadap sesama maka Tuhan melihat, Tuhan memperhatikannya, Allah bertindak untuknya.
Kembali ke Nehemia, ia punya komitmen, tekad, tanggung jawab agar umat Tuhan mempunyai damai sejahtera dari Allah dan diberkati. Nehemia 8:1-5a, Nehemia seorang pegawai (= pelaku bisnis, pelaku keamanan, pelaku kesehatan, pelaku hukum) tapi pada waktu semua orang sedang berkumpul, ia tidak mengambil pelayanan imamat tapi memanggil imam Ezra untuk melayani kebutuhan rohani orang Israel.
Nehemia 2:4, Tuhan mempunyai respon yang luar biasa karena Nehemia memiliki jubah ilahi cepat mendengar (punya tanggung jawab untuk keluarga bukan hanya keluarga secara jasmani tapi secara rohani --jemaat, gereja lokal--) maka Tuhan memperhatikan, Tuhan menggerakkan raja Artahsasta untuk memenuhi apa yang ia butuhkan. Nehemia hanya minta surat jalan ditembuskan ke 127 bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memberi kesempatan untuk lewat dengan selamat sampai ia tiba di Yerusalem; dan ia minta kekayaan yang ada pada raja untuk membangun tembok Yerusalem dan pintu-pintu gerbangnya. Nehemia 2:8b - ...Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. Apa yang menjadi permintaan/permohonan pada Tuhan, ketika engkau mengenakan jubah rindu pada firman Allah, cepat mendengar, dan melakukan firman Allah, Tuhan akan mengabulkan permintaanmu.
Amin.

Sunday, August 02, 2009

ANAK SULUNG

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 2 Agustus 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 1:18 - Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Atas kehendakNya sendiri yang Paulus katakan sebagai takdir, ketika Tuhan jadikan kita, Ia sudah tetapkan tujuan sejak awal. Sebelum ada tanda-tanda, sebelum ada segala sesuatu Tuhan sudah punya takdir untuk kita. Dalam Efesus 1:3-14 terdapat tujuh rumus ilahi tentang takdir (= predestination; satu tujuan yang ditetapkan sejak awal di dalam Kristus). Selama kita di dalam Kristus, tujuh rumus ilahi dan buahnya akan mewarnai hidup kita. Persoalannya banyak orang ingin berjalan menurut kemauannya sendiri dan saat ia berjalan menurut kemauannya sendiri ia berada di luar Kristus. Jangan mimpi akan mendapat perkara-perkara ilahi kalau berada di luar Kristus, di luar Kristus hidup menjadi sia-sia.
Beberapa di antara tujuh rumus ilahi dalam kerangka takdir kalau di dalam Kristus:
Efesus 1:3. Laut boleh terjadi tsunami, peta bumi boleh berubah, bencana boleh terjadi, tapi kita ditakdirkan di dalam Kristus menerima berkat dari sorga, sebagaimana yang di sorga demikian akan terjadi dalam hidup kita. Jangan dicengkram takdir di luar Kristus!
Efesus 1:4. Kita telah dipilih dan ditetapkan --bukan ‘akan’ dipilih-- sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus (hagios - bahasa Yunani = tampil beda; tidak sama dengan yang pada umumnya) dan tidak bercacat (amōmos - bahasa Yunani = tidak ada nodanya).
Di dalam Kristus ada jaminan dan tujuh rumus ilahi diakhiri di ayat 13 dan 14 ditekankan di dalam Kristus kita telah dimeteraikan dengan Roh Kudus, kita memiliki surat berharga/jaminan untuk memperoleh semua. Pastikan diri kita untuk mengambil pilihan untuk tinggal di dalam Kristus (memiliki jaminan), jangan mengambil pilihan untuk tinggal di luar Kristus--banyak ancaman binatang, penyamun, penguasa di udara.
Kembali ke Yakobus 1:18, ketika kita mengenal soal takdir ada tujuh rumus takdir supaya pada tingkat tertentu dalam proses menuju tujuan ada perkembangan/pertumbuhan. Tuhan sudah tetapkan sejak awal satu kepastian tapi harus ada perkembangan karena setiap perkembangan ada berkat/fasilitas sendiri-sendiri. I Yohanes 2:13-14, ada tiga fase yang dimuat dalam ayat ini yaitu anak-anak, orang muda dan orang tua. Biasanya tiga fase dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok anak-anak dan kelompok dewasa. Ketika orang percaya ini mencapai tingkat tertentu seperti yang dimaksud oleh Yakobus ketika pertumbuhan/perkembangan dalam kategori dewasa maka ia menjadi anak sulung, dewasa rohaninya. Dewasa rohani tidak dibatasi oleh umur.
Saat Tuhan melihat kita dewasa, Imamat 23:10 hasil pertama dari penuaian itu milik Tuhan dan hasil pertama disebut buah sulung. Siapa yang disebut buah sulung di Perjanjian Baru?
1.Kolose 1:18, Yesus karena Ia yang pertama bangkit dari antara orang mati.
2.Ibrani 12:23, orang percaya di hadapan Allah disebut anak sulung karena anugerah.
Bilangan 3:13, setiap anak sulung itu kepunyaan Tuhan, Yesus kepunyaan Bapa, kita sebagai orang percaya kepunyaan Bapa. Fasilitas yang bagaimana yang disiapkan untuk anak sulung (orang percaya yang dewasa rohaninya)?
Ulangan 28:11-13 adalah hak dari semua anak sulung, berkat yang Tuhan siapkan untuk anak sulung. Anak sulung bukan hanya berbicara tentang pribadi kita tapi juga anak keturunan kita, keluarga kita. Yesaya 61:9 - Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati TUHAN.
Amin.