Sunday, August 31, 2008

API SEBAGAI HARGA PEMBAYAR

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Pagi, 24 Agustus 2008
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa

II Petrus 3 : 11 - Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup...
Terjemahan Lama - Oleh sebab segala perkara itu akan binasa kelak atas peri yang demikian, bagaimanakah patut kamu melakukan dirimu di dalam kehidupan yang suci dan beribadat?
Riwayat langit dan bumi dan segala yang dibangun dan dikerjakan di atasnya akan diakhiri oleh api. Apabila semua hilang lenyap oleh api, apakah kita mempunyai kerinduan mendalam untuk memelihara kerohanian, pertumbuhan iman dan tekad untuk mengiring dan melayani Tuhan ? Ketika Petrus kemukakan ini, dia ingin mendorong orang percaya bahwa tidak ada satu pun yang kita kenal, kita tahu bahkan yang kita miliki itu akan langgeng, semua akan diakhiri oleh api, karena itu rawat, pelihara kerohanian, kerinduan, kesetiaan kita kepada Tuhan baik dalam hal mengiring dan melayani Tuhan, melakukan apa yang Tuhan katakan untuk kita perbuat.
Paulus memberikan penegasan dalam I Korin-tus 3 : 13, api akan mengakhiri segala bentuk dispensasi/waktu yang diberikan baik untuk langit, bumi, manusia dan makhluk yang ada di muka bumi. Ayub 23 : 10, api selalu digunakan untuk membuktikan/menunjukkan kualitas setiap logam. Berbicara dari sisi kehidupan orang percaya, berhasil tidaknya pengiringan seseorang kepada Tuhan, bermutu tidaknya pelayanan seseorang kepada Tuhan, bertumbuh tidaknya kerohanian seseorang itu akan selalu diselesaikan melalui api. Api dalam bentuk pencobaan, penderitaan, kesesakan, kekecewaan, luka batin, acapkali Tuhan ijinkan itu datang, api sebesar apapun jangan takut karena Ia ada di sana dan Tuhan yang kendali- kan api itu.
Segala sesuatu harus kita bayar, api merupakan harga pembayar, tidak selamanya harga pembayar dalam bentuk uang tapi banyak kali menyentuh soal penyerahan kita kepada Tuhan. Kepastian masa depan seseorang harus dibayar sejak pada awalnya, ilustrasinya:
Kejadian 23 : 1-9, saat Sara berumur 127 tahun ia mati, Abraham meratapi dan menangisi di tempat di mana ia akan menguburkan istrinya karena mereka pendatang. Orang-orang Het tetap menganggap mereka orang asing walaupun mereka sudah bertahun-tahun tinggal di Kanaan. Abraham tidak mau menerima tawaran 'gratis' yang diberikan oleh Efron untuk menggunakan gua Makhpela sebagai kubur istrinya, bahkan Efron menjamin bangsanya tidak akan mengganggu. Abraham ingin membeli dengan harga penuh, ia punya iman untuk membayar, ia tidak senang 'gratisan'. Soal kerohanian jangan mau yang 'gratisan' karena mutu iman, pengiringan bahkan pertumbuhan kerohanian kita itu akan dibuktikan oleh api. Milikilah iman bukan hanya hak untuk membangun iman kita sendiri tapi milikilah iman yang menjadi hak milik yang bisa kita wariskan kepada keturunan kita.
Kejadian 23 : 12-16, Abraham setuju dengan pembayaran 400 syikal perak, ia membayar penuh dan gua Makhpela menjadi miliknya dan dikuburkanlah Sara di sana. Seringkali kita dipancing oleh dunia, kita mau lepaskan iman supaya menjadi iman gratisan atau mau memiliki iman yang dibayar penuh tapi dicemooh, dihina dan dibuang. Kejadian 49 : 29-33, Yakub, dia tahu itu sudah dibayar penuh dan itu adalah hak milik leluhurnya sehingga ketika menjelang mati ia berpesan pada anak-anaknya agar dikuburkan di sana. Kejadian 50 : 22-24, ketika Yusuf menjelang mati pula ia berpesan untuk dibawa ke tanah warisan milik leluhurnya yang sudah dibayar dengan harga penuh.
Mengapa Abraham bersikeras harus membayar ladang itu dengan harga penuh dan ia tidak menawar ? Kejadian 13 : 14-15 -- ...sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu selama-lamanya. Karena ia mengimani janji Allah dan Abraham tahu Tuhan itu punya peraturan/hukum. Soal menyelamatkan manusia pun tidak 'gratisan' termasuk berkat yang Ia janjikan untuk kita, Tuhan bayar penuh dengan darahNya sendiri. I Petrus 1 : 18-19. Maukah kita membayar masa depan kita dengan harga penuh? Ketika Tuhan mendorong kita untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan apakah kita sudah bayar penuh?
Galatia 6 : 9, seringkali kita menunda apa yang Tuhan katakan untuk kita kerjakan padahal Roh Allah berbicara dengan jelas. Jangan menunda ketika Roh Allah berbicara karena akan datang api untuk menguji dan tidak ada yang tertinggal kecuali emas murni. Kisah Para Rasul 9 : 23-25, ketika kita berani membayar penuh, lengan Tuhan terulur, Ia mengirimkan malaikatnya membebaskan Paulus sekalipun 'pintu' kota Damsyik yang telah ditutup rapat, Tuhan akan bukakan pintu keuangan, bisnis yang tertutup dan Ia memberikan jalan keluar membebaskan kita.
Amin

IMAN YANG MENGHASILKAN KEPATUHAN

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Sore, 17 Agustus 2008
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa

Lukas 11: 28 — Tetapi Ia berkata: ”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
Kita bisa berdiri dengan baik kalau kita mempunyai sepasang kaki yang sama tinggi dan sama kuat. Demikian juga kita bisa berdiri di hadapan Tuhan dengan baik kalau kaki yang satu suka mendengar dan membaca firman Tuhan dan kaki yang lain senang melakukan-nya. Betapa sedih hati Tuhan karena banyak orang Kristen di akhir zaman yang tidak menyadari ia cacat di hadapan Tuhan, suka mendengar tapi tidak suka melakukan firman Allah. Ketika mendengar Tuhan berjanji kita menjadi pemenang, tapi orang itu tidak mungkin menjadi pemenang kalau tidak menghadapi pertempuran - ini yang orang Kristen tidak sukai- , peperangan yang terjadi itu akan menentukan orang Kristen itu menjadi pemenang atau tidak. Jika ingin menjadi pemenang pasti ada harga yang harus dibayar, peperangan Tuhan ijinkan untuk melatih agar kita memiliki otot-otot rohani yang kuat. Ia tidak jauh dari kita, Ia begitu kagum kalau kita bisa melewatinya (menjadi lebih dari seorang pemenang) bukan mundur dan tinggalkan Tuhan.
Ada beberapa jenis iman :
- Iman yang menyelamatkan Efesus 2 : 10, 8.
Allah sudah persiapkan pekerjaan yang baik sebelum kita lahir, itu sebabnya kita harus mempunyai iman. Iman yang timbul waktu mendengar firman Allah, menyambut dan percaya kepada firman Allah disebut iman pistis. Penjahat yang disalib disebelah kanan Yesus diselamatkan karena imannya telah menyucikan kesalahan. Firman yang ia imani menghasilkan keselamatan. Ini iman yang menyenangkan, hanya mendengar ia diselamatkan.
- Iman yang menghadirkan mujizat Matius 17:20.
Iman ini juga cukup menyenangkan, banyak orang yang ingin meraihnya. Ketika berhadapan dengan gunung permasalahan, kita berkata pindah maka gunung ini akan pindah. Iman semacam ini sangat dibutuhkan setiap hari dan betapa bangganya kalau kita memiliki iman semacam ini.
- Iman yang menghasilkan ketaatan.
Tuhan tidak ingin kita hanya memiliki iman yang menyelamatkan dan iman yang meng-hasilkan mujizat. Tuhan senang kalau kita menjadi gandum unggul tapi betapa kecewa kalau gandum yang ada di atas meja per-jamuan tidak pernah memberi kesempatan untuk diolah menjadi roti. Dalam pesta Tuhan membutuhkan roti dari gandum yang bersedia digiling sampai halus. Yesaya 28: 28 ...gandum harus digiling untuk membuat roti... (Terjemahan Baru Internasional), di sini membutuhkan iman yang menghasilkan kepatuhan. Banyak yang tidak senang, proses iman yang menghasilkan kepatuhan sering merupakan jalan penderitaan, siksaan tapi berujung kepada sukacita, pesta kemenangan yang luar biasa.
Ayub 23:10. Tuhan yang paling tahu bagaimana mengelola hidup kita. Untuk memperoleh iman yang menghasilkan kepatuhan kita tidak bisa mengelak dari ujian. Jangan berharap menjadi emas murni kecuali harus menerima sekalipun api itu merugikan kita, bagian diri kita berubah ketika api menjilat sehingga kita tidak punya kebanggaan lagi tapi kita keluar sebagai emas murni. Waktu api melumat sampai habis kita tidak sendiri karena Tuhan ada di sana, Ia mengendalikan api itu.
II Raja-raja 8 : 1 - 6. Perempuan Sunem yang telah mengalami mujizat ketika ia mengimani perkataan nabi Elisa, ia yang semula mandul telah melahirkan bahkan ia sudah menikmati iman yang menghasilkan keselamatan, ia sudah bertanya kepada nabi Elisa untuk meninggalkan Sunem dan pergi ke Filistin selama masa paceklik 7 tahun dan Alkitab tidak pernah mencatat perempuan ini menderita di sana karena kepatuhan dan ketaatannya. Tapi justru pada waktu ia kembali ke Sunem, rumah dan ladangnya telah dirampas. Mungkin kita berpikir apakah ini hasil kepatuhan? Jangan berhenti sampai di situ karena ketika kita memiliki iman yang menghasilkan kepatuhan Tuhan menyedia-kan jalan keluar. Sementara raja Yoram mendengar kisahnya melalui Gehazi datanglah perempuan Sunem ini mengadukan masalahnya pada raja dan raja memerintah-kan pegawainya agar mereka yang merampas rumahnya mengosongkan rumah itu, membersihkan dan mengatur rapi, mereka yang merampas ladangnya harus diusir, dan hasil ladang selama tujuh tahun dikembalikan.
Iman yang menghasilkan ketaatan adalah iman yang akan mengangkat kita. Adakah kita terpuruk dalam soal iman, semangat, sukacita, pengharapan, kesehatan? Mungkin telah terbenam tapi ketika kita mengatakan Tuhan saya ingin memiliki iman yang menghasilkan kepatuhan sekalipun saya dirugikan, diper-katakan orang, Dia akan mengangkat kita dan mengadakan mujizat.
Amin

HARI TUHAN AKAN TIBA SEPERTI PENCURI

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Pagi, 10 Agustus 2008
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa

II Petrus 3 : 10 - Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Ungkapan hari Tuhan akan tiba seperti pencuri mempunyai makna ganda :
1. Saat kunjunganNya ketika Ia menilik orang percaya (kairos).
Seringkali kita berdoa agar Tuhan melawati kita, tapi apakah saat Ia melawat kita berada di titik di mana Ia kunjungi kita? Kita boleh masuk dalam kesibukan kita, tapi Tuhan ingin kita punya waktu khusus berada dalam kehendak Tuhan pada saat Ia kunjungi kita.
2. Saat gereja/orang percaya yang penuh dengan firman dan Roh Kudus tepat pada waktunya akan disingkirkan dari dunia ke padang belantara selama 3½ tahun.
3. Saat Yesus datang kali yang kedua pada waktu terompet yang ketujuh dibunyikan memancar cahaya kemuliaan dan bumi berada dalam penderitaan karena semua hangus terbakar dan mereka yang disingkirkan diubahkan dengan tubuh yang baru diangkat bertemu dengan Tuhan di angkasa. Dengan cahaya kemuliaan yang sama mereka yang mati di dalam Tuhan akan bangkit, dengan cahaya kemuliaan yang sama pula Tuhan akan membinasakan bumi.
Ada apa dan apa makna ungkapan hari Tuhan akan tiba seperti pencuri ?
Matius 24 : 40 - 44, Yesus menegaskan Ia datang pada saat yang tidak kita duga. Bekerja di ladang berbicara tentang aktif melayani. Menggiling tepung berbicara tentang warna kegiatan gereja sekarang ini (seminar, pendalaman Alkitab, dll.) supaya jemaat bisa mengunyah firman Allah. Kedatangan Tuhan dalam bentuk Ia mengunjungi umatNya ada yang meresponi dan ada juga yang tidak meresponi. Ketika kita beribadah apakah kita meresponi dan terlibat di dalamnya atau hanya menjadi pendengar saja ? Kalau dalam bentuk kedatangan Tuhan mengangkat gerejanya, mereka yang meresponi akan diangkat, mereka yang tertinggal akan mengalami aniaya. Karena itu kita harus selalu waspada, berjaga-jaga.
Yesus memberi gagasan pencuri datang pada waktu yang tidak diduga, ilustrasinya dalam Lukas 12 : 35 - 4 0. Ada seorang tuan rumah/raja yang kaya raya, memiliki bangunan rumah/istana yang lengkap dengan semua ruangan yang diisi dengan perabot menurut fungsinya. Ia mempercayakan pada hamba-hambanya (orang-orang yang sebenarnya tidak mempunyai ikatan keluarga), semua boleh memakai dan menikmati saat ia pergi tapi mereka harus merawat dan menjaga. Ia berjanji akan datang pada saat yang tidak diduga dan kalau ia temui mereka merawat dan menggunakan sebaik-baiknya sesuai fungsinya ia akan mengikat pinggangnya dan melayani mereka.
Apa maksud istana/rumah yang dipercayakan kepada hamba-hambanya dan boleh dinikmati sepantasnya?
I Korintus 12 : 27, Paulus menjelaskan rumah yang dibangun orang kaya, istana dari raja adalah kita sebagai anggota jemaat Tuhan yang diisi penuh-penuh, ketika tuan ini pergi rumah/istana harus dirawat baik-baik dan perabot difungsikan dengan baik, material/bahan bakunya sudah disiapkan. Matius 24 : 45 - 47, kita sebagai hambanya Tuhan diangkat, ditahbiskan sebagai penjaga, pengawas rumah/istana dan semua isinya dan kita boleh menikmati semua karena apa saja yang dibutuhkan raja/tuan ini sudah siapkan (Lukas 15 : 31).
Kita dipercayakan rumah yang berisi penuh melimpah bukan hanya jasmani tapi juga rohani, untuk mengawasi/memanage, untuk menikmati maka di dalam gereja Tuhan menetapkan kepala bagian-kepala bagian dalam rumah itu yang disebut dengan rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar (Efesus 4 : 11), namun yang berada di bawahnya melaksanakan tugas kepala bagian. Ada lima jawatan tapi Tuhan akan memberi kita karunia pelayanan (bukan jabatan) masing-masing (Efesus 4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus supaya kita mulai bergerak bagi pekerjaan pelayanan untuk merawat rumah tadi.
Amsal 29 : 18, kalau jemaat tidak mempunyai visi, jemaat akan berantakan. Visi seperti benih, tidak ada yang bisa tumbuh kalau benih tidak ditabur. Tidak semua benih punya karakter yang sama ketika bertumbuh, ada yang bertumbuh dalam api, air, dan ada yang harus pecah. Setiap kita harus punya visi sekalipun ketika bertumbuh ada harga yang harus dibayar. Ketika Tuhan datang pada saat yang tidak kita duga dan Ia mendapati kita setia, punya visi, menerima karunia pelayanan, merawat rumah baik-baik maka Tuhan mempunyai respon, Ia akan mengikat pinggangNya dan akan melayani kita (Lukas 12 : 37).

Amin

TUHAN TIDAK LALAI MENEPATI JANJI-NYA

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Pagi, 3 Agustus 2008
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa
II Petrus 3 : 9 - Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Tuhan punya impian agar tidak seorangpun yang binasa, Ia akan bekerja menurut waktuNya. Manusia seringkali beranggapan waktu penantian terlalu lama karena waktu Tuhan tidak sama dengan waktu manusia. Bila Tuhan memberi kesempatan kepada manusia, kesempatan ini adalah saat yang tepat untuk memperbaiki arah. Selama ini mungkin kita bertumbuh tapi tidak mengeluarkan buah, setiap kita pasti memiliki satu talenta dasar yang diberikan Tuhan. Bila kita gunakan talenta itu pasti akan bertumbuh dan bertambah. Ayat 9 mulai membicarakan tentang kedatangan Tuhan.
II Petrus 3 : 18, harapan Tuhan kepada kita yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah agar setiap generasi —anak-anak, akil baliq, dewasa—menurut periodenya bertumbuh. Bertumbuh bukan hanya usia/jasmani saja tapi juga rohani.
Lukas 17 : 26 - 29, beberapa kisah dalam Per-janjian Lama yang akan digenapi yang akan terjadi di akhir zaman:
Ada persamaan kesibukan di zaman Nuh dan zaman Lot, mereka makan dan minum, kawin dan dikawinkan, namun di zaman Lot ada perkembangan membeli dan menjual, menanam dan membangun.
- Pada zaman Nuh mereka sibuk makan dan minum, di akhir zaman kita boleh sibuk dengan profesi kita tapi apakah kita sibuk makan-minum kebenaran firman Allah ? Tuhan selalu bekerja di dua sisi, Tuhan menghargai ciptaanNya tiap waktu Ia berusaha, permasalahannya apakah kita juga sudah mengerjakan bagian kita ? Ada fasilitas/ruangan Yesaya 5 :2-3, Lapangkanlah (= luaskanlah—TL) tempat kemahmu... jangan pesimis, kita harus bergerak dengan cepat. Buang kirbat yang lama (kirbat lama selalu berkata tidak bisa) ambil kirbat yang baru. Kita bisa karena kirbat baru mengatakan kita lebih dari pemenang (Roma 8 : 37), Tuhan memandang kita sebagai pemenang.
- Kawin dan dikawinkan = membangun komunitas. Ada satu cita-cita untuk membangun komunitas, di akhir zaman apakah kita suka merobohkan atau membangun satu dengan yang lainnya? Bangkit dan jadilah anak Tuhan yang membangun satu komunitas ilahi. Efesus 4 : 2 - 6, inilah format yang ada dalam pikiran Allah satu tubuh memang anggotanya banyak tapi saling membantu, memelihara kesatuan Roh. Sudah waktunya membangun satu komunitas ilahi saling mengasihi satu dengan yang lain.
- Pada zaman Lot mulai berkembang membeli dan menjual. Wahyu 3 : 18, membeli emas murni = iman, ketahanan, ketekunan, kesetiaan. Emas murni tidak akan muncul kalau tidak bertahan di dalam tungku yang akan membuktikan mana sanga dan mana emas. Kita harus mempunyai hidup yang tekun, tahan. Menjual = melepaskan hak-hak kita. Efesus 4 : 29 - 32, 17, Tuhan tidak lalai menepati janjiNya kalau kita masih diberi tahun-tahun kepada kita ada yang masih perlu diperbaiki. Kalau kita mau bertumbuh buang kebiasaan-kebiasaan mengeluarkan kata-kata kotor, menyimpan kesalahan dan lain-lain.
- Menanam dan membangun. Menanam = mulai tebar, I Korintus 3 : 6 - 7, Tuhan pasti memberi pertumbuhan tapi apa yang Tuhan tumbuhkan kalau kita tidak menanam —kasih, pengetahuan, pengampunan, harta, waktu— lepaskan semua supaya ada pertumbuhan. Pengkhotbah 11 : 1, Yusuf 22 tahun yang lalu bagaikan roti dibuang ke sungai tapi siapa pernah menduga 22 tahun kemudian ia menjadi raja muda. Membangun = kita harus punya jiwa untuk membangun. Yehezkiel 22 : 30, Yesus akan segera datang namun Ia tidak lalai menepati janjiNya, ketika Tuhan masih beri tahun-tahun untuk kita, Ia ingin temukan jemaat yang membangun dan mem- pertahankan negeri, mereka mau berdiri di celah-celah di antara mereka untuk mempersatukan.
Apa yang Tuhan harapkan ketika Dia masih memberi waktu kepada gereja, memberi hari kepada kita ? Kembali ke II Petrus 3 : 9, Tuhan menghendaki supaya kita bertumbuh dan berbuah. Lukas 13 : 6 - 9, penunggu kebun anggur = Roh Kudus, tahun = periodik masa berlaku awal sampai akhir, manusia punya 3 masa (kanak-kanak, akil baliq, dewasa). Ini yang Petrus katakan Allah tidak lalai menepati janjiNya, kalau Tuhan masih beri waktu kita adakan evaluasi ke dalam apakah kita sudah berubah, bertumbuh dan berbuah atau belum, jangan tunggu kapak menebang.
Tuhan punya sikap kalau kita mau bertumbuh dan berbuah; Kidung Agung 2 : 15, rubah-rubah (luka batin, kekecewaan, kebimbangan, sakit, kemelaratan) semua akan diambil Tuhan, Tuhan akan bebaskan setiap kita.

Amin

SATU HARI ALLAH SAMA DENGAN SERIBU TAHUN MANUSIA

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Pagi, 27 Juli 2008
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa

Petrus menulis surat II Petrus 3 yang membahas tentang gereja (kegiatan dan organisasi itu sendiri), pertumbuhan baik secara kuantitas (fisikal) maupun kualitas (mutu), pencemaran-pencemaran (munculnya orang Kristen yang rusak oleh virus, penyakit rohani sehingga menyimpang), kita menantikan kedatangan Tuhan (tanda-tanda zaman menunjukkan Yesus segera datang kali yang kedua).
II Petrus 3 : 8 - Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
Ayat ini sepertinya disisipkan, tidak ada hubungan dengan bahasan sebelum dan sesudahnya. Jadi ada satu proses yang begitu tajam, sibuk baik hidup kita sekarang terutama menyongsong Yesus akan datang kali yang kedua, banyak pergerakan tetapi jangan sampai kita kemudian lupa bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama dengan seribu tahun dan seribu tahun sama dengan satu hari. Roh Allah mendorong Petrus untuk mengutip perkataan pemazmur satu harinya Allah sama dengan seribu tahunnya manusia.
Seandainya 1 hari = 24 jam, berarti 41,6 tahun manusia hanya 1 jamnya Allah. Roh Allah memakai Petrus untuk memberitahu kepada umat Tuhan dalam rentang waktu perjalanan hidup 41,6 tahun hidup mereka itu bagi Allah hanya 1 jam. Dari sini kita bisa memahami betapa Tuhan cermat, Dia tidak pernah merasa terlalu sibuk untuk mendengar, memperhatikan baik erangan maupun pertumbuhan iman seseorang. Supaya orang percaya mengerti betapa pasti setiap janji yang Tuhan ucapkan itu akan digenapi tepat pada saat kairos/waktunya Tuhan. Ketika Tuhan berkairos Ia ingin setiap kita menikmati jamahanNya.
Kenapa sampai Tuhan harus beri waktu khusus untuk mengingatkan melalui Petrus satu hari bagi Allah sama dengan seribu tahun manusia dan tentang hal ini manusia tidak boleh abaikan?
Karena Tuhan ingin kita memahami Allah sanggup melakukan segala sesuatu tepat menurut waktunya Tuhan bukan menurut waktunya kita. Ayub 42 : 2 - Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal. Tuhan kita adalah Tuhan yang punya cita-cita/logos (= firman, impian), rencana untuk setiap kita. Ketika Ia mempunyai logos Ia mempunyai alur cerita tentang kita dan Ia sanggup mewujudkan/melaksanakan menurut waktunya Tuhan dan kita harus mengimani.
Yeremia 29 : 11 - ...yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Ini alur cerita yang ada dipikiran Tuhan, banyak yang boleh terjadi dalam hidup kita tapi alur rencana Tuhan akan terus berjalan dan tidak dapat dibongkar oleh siapapun juga. Hubungkan dengan Yesaya 14 : 24 - ...”Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana... Pada waktu bumi yang diciptakan Allah (Kejadian 1:1) rusak karena Lucifer dicampakkan ke bumi maka Tuhan kemudian merestorasi lagi yang disebut sebagai penciptaan Tuhan menciptakan langit dan bumi. Ketika sebagai Perancang Agung, Dia merancang langit, bumi dan segala isinya, Tuhan menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Kita tidak usah kuatir, bagi Allah tidak ada perkara yang mustahil, ketika Ia rancang itu pasti akan terjadi, ketika Ia pikir itu akan terlaksana.
Ayub 23:13, Yesaya 60:22, perjalanan kita menuju kedatangan Tuhan, Iblis memasukkan racun, virus supaya adonan hidup kita bantut sehingga kita merasa paling kecil (disia-siakan) dan merasa lemah (tidak berarti sama sekali) tapi Tuhan sanggup menolong kita, dalam ruang waktu yang nampaknya pendek Ia bisa mengamati satu per satu. Tuhan beri perhatian khusus untuk merawat langit dan bumi dan itu bukan untuk kepentingan Tuhan sendiri tapi untuk kepentingan manusia supaya kita hidup.
Yohanes 9 : 4, selama masih siang, satu hari bagi Allah sama dengan seribu tahun manusia, berarti begitu banyak kesempatan Tuhan beri supaya kita sadar, bisa timbang-menimbang berapa yang kita sisihkan (siapkan khusus) untuk Tuhan. Kita seringkali menuntut agar Tuhan melindungi, memberkati tapi berapa bagian waktu, dana, kekuatan, harta yang mau kita lepaskan, yang kita sisihkan untuk Tuhan karena selama ini Tuhan sibuk untuk kita ?

Amin