Sunday, March 27, 2011

BERTOBAT SELAGI MASIH ADA KESEMPATAN (Bagian II)

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 27 Maret 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 4:9 - Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
Bertobat selagi masih ada kesempatan itu berarti ada orang yang bertobat saat sudah tidak ada kesempatan. Ayat ini merupakan peringatan keras, misalkan sebuah alarm tanda keberangkatan kapal maka alarm ini adalah alarm terakhir kepada mereka yang meremehkan nasihat-nasihat, ajaran-ajaran firman Allah; juga merupakan warna pertobatan bagi mereka yang mau menggunakan kesempatan karena kesempatan akan segera berakhir. Tuhan tidak pernah menjatuhkan hukuman tanpa memberikan kesempatan untuk bertobat, Tuhan selalu memberikan peringatan. Tuhan punya kualitas panjang sabar tapi ada batasannya (II Petrus 3:9).
Mazmur 32:6 - Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.
Saleh - bahasa Arab artinya dijahatkan sekalipun tidak membalas dengan kejahatan tapi kebaikan. Berdoa artinya memelihara hubungan dengan Tuhan, hati (lebab, kardia, suneidēsis, nous--pusat perasaan, intelektual, ingatan, kemauan) harus dirawat; setia beribadah bukan hanya ke gereja, tapi saat mendengar firman Allah mau berkomitmen, mau menaati dan melakukan firman Allah. Yakobus katakan sia-sia jika kita menyebut diri beribadah tapi salah satunya tidak dilakukan, beribadah seperti satu mata rantai yang tidak terputus.
Kapan semua itu harus kita lakukan? Selagi Tuhan dapat ditemui; selagi Tuhan masih memberikan waktu (kronos - bahasa Yunani), kita masih diberikan ijin untuk bernafas, bergerak; selagi masih ada dispensasi--waktu yang diijinkan oleh Tuhan. Ada apa dengan masa dispensasi? Ketika Tuhan memberikan masa dispensasi itulah kesempatan karena ada banjir yang besar akan datang di depan kita. Banjir yang besar = meningkatnya soal bermasyarakat--kejahatan, permusuhan, ketidaksenangan satu dengan yang lain, kecemburuan, kasih makin tawar dan menjadi dingin; makin meningkatnya bencana-bencana, hama-hama yang menyerang tanaman pangan, penyakit yang bermacam-macam.
Karena itu Paulus menasihatkan dalam II Korintus 6:1 - ... supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. Kita berada di ujung zaman anugerah, hargai anugerah yang Allah berikan pada kita. II Korintus 6:2 - ...Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu;... sesungguhnya = amin, tidak bisa ditawar-tawar lagi, waktu perkenanan = waktu yang diberikan pada kita, gunakan dengan baik kesempatan yang Tuhan berikan. Kejadian 6:3, ketika Tuhan melihat kejahatan manusia sudah memuncak pada zaman Nuh, Tuhan datang dan berkata pada Nuh untuk membuat bahtera dan Tuhan akan menghukum dunia. Tuhan memberi waktu 120 tahun (bahasa nubuatan tentang kesempatan yang Tuhan beri). 120 tahun x tahun Yobel = 120 x 50 tahun = 6.000 tahun = 6 hari waktu Tuhan. Zaman Bapa - 2.000 tahun pertama; Zaman Anak - 2.000 tahun kedua; Zaman Roh Kudus/Anugerah - 2.000 tahun ketiga. Ketika Nuh diberi waktu 120 tahun kemudian Tuhan berkata, “Nuh masuklah ke dalam bahtera,” ternyata yang masuk hanya Nuh, istri dan ketiga anak dan menantunya. Tuhan masih memberikan waktu 7 hari lagi. Tujuh hari berbicara kesempurnaan perhatian Tuhan kepada manusia; sekarang tahun 2011, hargailah kemurahan Tuhan.
Sejak zaman kuno Tuhan telah memberi dispensasi. Catatan Alkitab tentang orang-orang yang meremehkan firman Allah dan orang yang bertobat sebelum terlambat.
- Zaman Bapa. Kejadian 4:12-16.
Kain hidup pada zaman Bapa, dia adalah putra mahkota dunia, putra sulung dari bangsa-bangsa. Kain membunuh Habel, waktu Kain membunuh Habel, Tuhan masih memberi kemurahan atas dia, Tuhan beri tanda supaya orang tidak akan membunuh dia. Kain bersalah tapi Tuhan beri kesempatan untuk bertobat, namun yang dilakukan Kain bukannya ia bertobat tapi ia lari dari hadapan Tuhan, Kain meremehkan anugerah. Yudas 1:11.
- Zaman Anak. Yunus 2:1-2, 7.
Yunus mendapat kepercayaan untuk pergi ke Niniwe memberitakan firman Allah tapi ia sia-siakan kepercayaan ini dan pergi ke Tarsis dengan menggunakan kapal. Ketika terjadi angin puting beliung dan diadakan undian, Yunus mendapatkan undi dan ia dibuang ke laut. Yunus ditelan ikan besar dan ketika Yunus di perut ikan, ia sadar. Yunus 2:10, Yunus hargai dispensasi yang Allah berikan kepadanya, Yunus bertobat dan Tuhan pulihkan.
- Zaman anugerah. Wahyu 6:12-14.
Ayat ini terjadi di ujung akhir zaman sebelum Yesus datang kali yang kedua, gereja sudah disingkirkan tapi pra dari peristiwa di Wahyu 6:12-14 sudah terjadi di muka bumi dan akan memuncak sampai di ujung akhir zaman anugerah (zaman antikris). Tuhan sudah memberi peringatan apa yang dinubuatkan mulai terjadi. Wahyu 6:15-16 - ...raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka... Pertobatan yang sudah terlambat, ada tujuh tingkat sosial/strata manusia, mereka tahu Yesus, mereka bertobat tapi sudah terlambat.
Selama masih ada masa dispensasi, ‘ratapi’, seriuslah mengikut Tuhan, berdoa dengan sungguh-sungguh.
Amin.

Sunday, March 20, 2011

BERTOBAT SELAGI MASIH ADA KESEMPATAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 20 Maret 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 4:9 - Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Ayat ini merupakan peringatan keras kepada mereka yang meremehkan merawat hubungan dengan Tuhan dan sesama. Sadarilah merupakan warna pertobatan; kemalangan = orang yang hubungannya dengan Tuhan tidak baik; meratap = tangisilah; sukacitamu = kesenangan daging; dukacita = airmata pertobatan.
Ibrani 12:16, Esau, seorang yang kemudian sadar tapi sudah terlambat, dia menjual hak kesulungannya untuk sepiring kacang merah; dia meremehkan ajaran, karunia --menjadi anak sulung-- yang Tuhan sudah percayakan pada dirinya, dia disamakan dengan orang yang suka bercabul. Mereka yang meremehkan adalah mereka yang tidak menghargai status sebagai anak Tuhan dan sebagai orang percaya yang kemudian Tuhan beri kepercayaan untuk melayani Tuhan. Ibrani 12:17, Esau meratap, menangis tapi sudah terlambat. Kita berada di ujung dari akhir zaman, untuk itu kita diminta ‘ratapilah’; hubungan dengan Tuhan tidak boleh dicampur, hubungan dengan sesama harus diperbaiki.
Apa yang ada di akhir zaman sehingga kita dituntut untuk meratap, menghargai karunia, kepercayaan yang Tuhan sudah berikan?
Peristiwa-peristiwa yang paling dahsyat yang terjadi di akhir zaman sudah dinubuatkan. Dalam Wahyu 6:1-17 ditulis tentang 6 meterai yang akan dibuka di akhir zaman. Wahyu 8:1-5 merupakan meterai yang ketujuh. Wahyu 6:7-8, meterai keempat dibuka di akhir zaman akan berlanjut terus sampai masa 3½ tahun antikris dengan kata lain sebelum gereja disingkirkan ke padang belantara, gereja masih ada di dunia. Ketika meterai keempat dibuka --digambarkan dengan kuda hijau kuning (= kelabu – TL) penunggangnya bernama Maut dan kerajaan kematian (kuburan massal) mengikutinya-- seperempat penduduk dunia akan tewas. Mereka mati karena pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
Wahyu 6:5-6, mereka mati karena kelaparan ada hubungan dengan meterai ketiga secupak gandum (= satu takar gandum) sedinar (upah satu hari), dan tiga cupak jelai sedinar tapi ada pengharapan bagi orang yang memiliki minyak --mempunyai firman Allah dan penuh dengan Roh Kudus-- dan anggur --dosa sudah diampuni, ditebus oleh darah Anak Domba Allah-- dipelihara oleh Tuhan. Amos 4:10, sampar = penyakit, macam-macam penyakit muncul di akhir zaman. Matius 24:7, pedang = bangsa akan bangkit melawan bangsa; bangsa = ethnos - bahasa Yunani mempunyai pengertian suku-suku, kelompok-kelompok; antar kelompok dengan kelompok saling membunuh. Wahyu 6:8, binatang-binatang buas (= binatang buas-buas - TL) = thērion - bahasa Yunani mempunyai pengertian sesuatu yang mendatangkan kematian (bus, kereta api, pesawat terbang, kapal laut dengan kasus musibahnya; gempa bumi dengan prosesnya). Bencana-bencana ini akan terjadi.
Yesaya 51:6 - Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari pada-Ku tidak akan berakhir.
Ada satu berita yang sangat menakutkan tapi ada satu berita yang melegakan, pengharapan bagi orang-orang percaya yang hubungan dengan Tuhan dan sesama baik, yang hatinya (kardia, suneidēsis, nous) tetap dirawat; hati = seluruh aspek hidup harus dibersihkan (dalam dan luar sama). Wahyu 6:14, pulau-pulau akan tergeser, ini yang sedang terjadi. Itu sebabnya Yakobus berkata ‘ratapilah’, Yesus segera datang kali kedua, seriuslah mengikut Tuhan.
Matius 24:13 - Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (But he that shall endure unto the end, the same shall be saved - KJV). Jadilah anak Tuhan yang tetap setia, sekalipun digoncangkan tetap tegak berdiri, merekalah yang akan selamat.
Amin.

Sunday, March 13, 2011

SUCIKANLAH HATIMU

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 13 Maret 2011
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Yakobus 4:8 - ...dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Dalam rangka merawat kedekatan orang percaya dengan Tuhan tangan harus tahir/dibersihkan dan hati harus disucikan.
Yakobus 1:7-8, sucikanlah hatimu; kalau tidak mau menyucikan hati, orang ini dikatakan mendua hati dan tidak akan menerima sesuatu dari Tuhan, mereka yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Hati harus dirawat, dicermati. Hati dalam dua bahasa yang digunakan oleh Alkitab yaitu:
Perjanjian Lama, hati = lebab - bahasa Ibrani artinya pusat dari perasaan berhubungan dengan pikiran (pusat intelektual seseorang), pusat ingatan, pusat refleksi; misalnya Mazmur 25:17, Kejadian 42:28.
Perjanjian Baru, hati menggunakan tiga kata:
1. Kardia = hati yang diartikan sebagai pusat kepribadian, perasaan, intelektual, keinginan/kemauan.
2. Suneidēsis = hati nurani.
3. Nous pengertiannya pengendalian keinginan.
Kesimpulannya kalau Yakobus 4:8 mengatakan sucikanlah hatimu berarti perasaan, emosi, ingatan, kemauan kita diperbaiki. Manusia mempunyai potensi mengingat-ingat yang jelek. Lebab, kardia, suneidēsis, nous harus dibenahi supaya kita punya ingatan, perasaan, emosi, kemauan, kepribadian menyenangkan Tuhan. Kita punya banyak kekurangan tapi setiap hari hati harus dirawat jangan dibiarkan kotor. Kondisi hati seseorang bisa terbaca dari bagaimana ia menempatkan diri di hadapan Tuhan.
Yesaya 26:1-8, dari ayat-ayat ini kita akan temukan 6 profil, pernyataan Yesus dalam setiap orang percaya, Yesus sebagai:
1. Gembala. Mazmur 23:1-6.
2. Bapa. Lukas 15:20.
3. Juru Selamat. Matius 9:1-2.
4. Sahabat yang baik. Yohanes 15:14.
5. Kekasih. Kidung Agung 4:1.
Dari profil Yesus sebagai Gembala, Bapa, Juru Selamat, Sahabat yang baik, Kekasih, tidak ada protokolernya, pergaulan terasa akrab, namun kalau Yesus tampil sebagai:
6. Raja, semua harus hormat.
Ketika Yesus tampil sebagai Raja, dalam kesibukan apapun kita harus hormat, kita harus bisa memberi prioritas utama dalam hidup kita, harus tahu hati Bapa. Itu sebabnya hati harus dibersihkan, perasaan, emosi, kemauan harus dirawat, sehingga saat Yesus tampil dalam hidup kita sebagai Raja kita menaruh rasa hormat.
Matius 19:28-29, siapa saja yang telah menerima Yesus --sebagai Gemabala, Bapa, Juru Selamat, Sahabat yang baik, Kekasih-- menjadi milik Yesus, mereka akan diberkati seratus kali lipat; namun jangan kemudian kita menjadi lupa diri sehingga hati tidak dirawat. Jangan lupa, Ia akan datang dan bersemayam di tahta kemuliaan sebagai Raja untuk menghakimi.
Yohanes adalah murid yang tahu persis bahwa Yesus adalah Raja, sehingga Yohanes memprioritaskan dan ia melakukan apa yang Yesus sukai. Dari keempat penulis Injil, hanya Yohanes yang mempunyai api yang dari Tuhan, mempunyai hati yang begitu cinta kepada Tuhan, Yohanes menulis detail sejak awal pelayanan Yesus. Yohanes 2:13-17, Yesus membuat cambuk (Raja mau menertibkan hati anak-anak Raja); meja dijungkirbalikkan, uang dihamburkan lalu terdengar cemeti. Yohanes punya hati seperti hati Raja, punya keinginan seperti keinginan Raja. Apakah kita punya hati seperti hati Raja, punya api seperti api Raja yang membersihkan? Semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, sehingga sementara kita sibuk kita tetap mengutamakan Dia.
Kisah Para Rasul 15:16, dalam Alkitab ada tiga kaabah yaitu: kaabah Musa/tabernakel Musa (Musa membangun karena perintah Tuhan); kaabah Salomo (Salomo membangun kaabah karena ide Daud); pondok Daud (Daud punya hati dan api dari Raja). Kaabah Musa dan kaabah Salomo dihancurkan tapi tidak pernah dipulihkan, beda dengan Daud, karena cinta kepada Tuhan pondok Daud dipulihkan di akhir zaman. Miliki hati, pikiran dan api dari Raja, sekalipun kita hanya punya ‘pondok’, pondok apapun akan dipulihkan oleh Tuhan.
Amin.