Thursday, November 04, 2010

KERAJAAN HIKMAT YANG DARI ATAS

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 31 Oktober 2010
Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 3:16-17 - Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Tema di perikop Yakobus 3:13-18 adalah Hikmat yang dari atas. Hikmat ada dua yaitu: hikmat yang datang dari dunia/Iblis yang selalu membuat kekacauan; dan hikmat yang dari atas yang berisi tujuh warna (murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik). Yakobus sedang menunjukkan kepada kita dua realita/kekuatan yang akan muncul di akhir zaman yaitu: kerajaan/kekuatan yang penuh dengan kekacauan karena kerajaan ini hanya berisi hikmat dari dunia; dan kerajaan hikmat dari atas.
Kerajaan/kekuatan yang memuat damai, ketentraman, dan kuasa Allah, yang berisi hikmat dari Allah.
Sekitar seribu tahun sebelum Yesus lahir, Salomo menubuatkan tentang siapa saja dan bagaimana keadaan orang-orang yang akan berada di kerajaan hikmat. Amsal 23:18, bencana-bencana terjadi dan manusia seperti kehilangan harapan tentang masa depan, tapi firman Allah berkata masa depan sungguh ada bagi kita, harapan kita terhadap firman Allah karena firman Allah memuat janji-janji yang pasti. Semua bencana yang terjadi tidak bisa membatalkan janji setia Allah, semua boleh terjadi sampai kita mungkin akan tertutup dengan realita/fakta tekanan, kesesakan dan kesulitan, tapi sebenarnya kesulitan itu merupakan lingkungan dari sebentar lagi mujizat akan terjadi. Tidak ada mujizat terjadi tanpa diliputi oleh kesulitan, penderitaan.
Siapa saja mereka yang memiliki masa depan walaupun situasi berbicara berbeda? Siapa saja mereka yang mempunyai harapan yang tidak akan hilang? Petrus menulis dalam I Petrus 2:5 - Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani... Petrus sedang berbicara tentang orang percaya, kita adalah orang percaya. Orang percaya disebut batu hidup. Untuk apa batu hidup ini? Kita bukan batu mati yang tergeletak tanpa arti, kita adalah batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani; hubungkan dengan rumah/kerajaan di surat Yakobus, batu hidup itu digunakan untuk membangun rumah hikmat.
Bagaimana caranya sehingga kita disebut batu hidup?
Ini dilatarbelakangi pada zaman Salomo. I Raja-raja 5:15, tema di pasal 5 adalah Persiapan-persiapan untuk mendirikan Bait Suci (kaabah Salomo). Dalam persiapan itu salah satu prosesnya Salomo mempunyai 70.000 kuli (pengangkut beban) hanya khusus pengangkut material yang dibutuhkan pembangunan Bait Suci, selain itu ada 80.000 tukang gali batu sekaligus sebagai ahli untuk membentuk batu itu sesuai perencanaan. Mereka diawasi oleh 3.300 orang mandor. Kita menjadi batu hidup untuk pembangunan rumah hikmat, kita adalah batu dari gunung, dari lumpur, dari tempat comberan lalu digali oleh kasih, anugerah Allah, kita dibawa dan ketika menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita tinggalkan lokasi-lokasi awal kita --dengan berbagai macam latar belakang-- lalu menjadi orang percaya. Saat kita menjadi orang percaya kita mulai dibentuk (ada 80.000 penggali sekaligus tukang potong untuk memahat batu), setiap hari mungkin kena alat-alat untuk membentuk kita. Ketika kita mengalami pengalaman yang mengusik --mungkin datang dari orang yang tidak kita kenal tapi mungkin juga orang yang dekat dengan kita-- Tuhan melihat hidup kita perlu dibentuk menjadi batu hidup, Tuhan pakai alat-alat itu untuk membentuk kita. Jangan kita berpikir kenapa hidup Tuhan biarkan saya terusik? Jadilah dewasa dan mengerti rencana Allah. Ketika Tuhan membentuk kita, Roh Kudus mengamat-amati kita apakah kita sudah menjadi bentuk yang sesuai perencanaannya atau belum? Kalau ternyata masih ada benjolan --mungkin kelakuan, karakter, cara berbicara, berpikir-- yang belum diluruskan, melalui pengalaman Tuhan ijinkan tukang pahat datang dan membentuk kita sampai menjadi batu yang sesuai dengan ukuran yang Tuhan rencanakan.
Untuk dipahat tidak gampang dan terasa sakit, setelah diangkut oleh 70.000 pengangkut beban, disentuh oleh 80.000 penggali, pemahat lalu batu diapakan? I Petrus 2:5, kita dibentuk menjadi batu hidup. Setelah menjadi batu menurut ukuran lalu batu dilapisi kayu sanobar (sejenis pinus/cemara) baru diberikan ornamen/gambar, ada yang berbentuk kerub, pohon kurma, bunga yang sedang mekar. Kita tidak bisa berdiri sendiri, kita dituntut untuk bisa menjadi satu/bersama-sama. Tuhan ingin ukirkan dalam hidup kita setiap kali mendengar firman Allah kita dibentuk menjadi dewasa supaya kerub (kemuliaan Allah), pohon kurma (gambaran tangguh, tegar), bunga yang sedang mekar tampak melalui hidup kita, sehingga dunia akan melihat kita bukan lagi batu yang tidak mempunyai bentuk tapi kita menjadi batu yang hidup.
Setelah menjadi batu yang hidup sesuai dengan bentuk menurut firman Allah, Salomo menerangkan dalam Amsal 24:3-4 ada perubahan, kita disusun menjadi rumah hikmat --kita sementara dibentuk sampai kita terhias rapih menjadi pengantin bertemu dengan Tuhan, inilah pengharapan kita, bencana-bencana boleh terjadi tapi kita mempunyai masa depan dan harapan kita tidak akan hilang-- maka ruang-ruang di dalam rumah ini diisi penuh-penuh oleh Tuhan dengan bermacam-macam harta benda yang berharga, berguna, bermanfaat, yang siap pada saat kita membutuhkan, salah satunya adalah janji Allah (Ulangan 31:8, Yehezkiel 47:3-5).
Ketika Tuhan masukkan harta ke rumah ini, Tuhan berjanji: “Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah” (Mazmur 89:35).
Amin.