Oleh Pdt. Frans Z. Assa
Yakobus 1:5 - Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, —yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Dalam ayat ini Yakobus tidak hanya berbicara tentang hikmat (sebuah komponen yang berasal dari Allah), tapi Yakobus juga berbicara tentang memohon, meminta yaitu suatu sikap yang harus kita miliki kemudian dilakukan untuk memperoleh atau mendapatkannya. Waktu kita meminta Tuhan memberi tidak sebatas apa yang kita ucapkan, tapi Tuhan memberi apa yang kita butuhkan yang mungkin tidak sempat kita ucapkan; kalau Tuhan memberi, Ia memberi dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit.
Berbicara soal meminta, memohon yang menjadi sikap kita untuk memperoleh tidak bisa dipisahkan dengan yang memberi/si pemberi, kita memohon karena kita membutuhkan, kita punya Bapa yang mampu untuk memberi, Tuhan tahu isi hati kita dan Ia bekerja melebihi apa yang kita mohonkan.
Kenapa Alkitab mengajar kita untuk memohon?
Tragedi yang terjadi sehingga manusia meminta kepada Tuhan, Yehezkiel 28:11-17. Yehezkiel adalah nabi seusia dengan Daniel, sewaktu Daniel dalam pembuangan di
Manusia adalah gambaran kesempurnaan ciptaan Allah; sembilan batu permata (Yehezkiel 28:13) menjadi jubahnya yang merupakan gambaran kelengkapan kemuliaan Allah menjadi jubah Adam dan Hawa, manusia yang sesungguhnya tidak perlu memohon karena semua yang manusia butuhkan semua Tuhan sudah siapkan. Tetapi kenapa tiba-tiba semua hilang dalam sekejap? Lukas 15, ketidaktaatan anak bungsu menyebabkan ia jatuh drastis. Kenapa kemegahan manusia dalam seketika hilang? Roma 5:19, Yehezkiel 28:17, oleh karena ketidaktaatan Adam, ia melawan, menolak firman Allah; seorang yang menolak firman Allah adalah seorang yang sombong, karena kesombongan inilah manusia kehilangan kemuliaan. Sombong = pemberontak di hadapan Allah, melawan firman Allah; Yakobus menulis dalam
Saat manusia telah kehilangan semua, manusia mulai punya jeritan (Kejadian 3:8,9). Ketika Tuhan berjalan-jalan di antara batu-batu yang bercahaya —yang dahulu Adam pernah berjalan-jalan di
Di lorong yang bagaimanapun kita berada dan sudah tenggelam, ke sanalah Tuhan datang dan memanggil dan berkata: “AnakKu, di manakah engkau berada?” Mintalah kembali kepada Tuhan agar kita bisa menangkap suara Tuhan, Yesus pernah berkata dalam Injil Yohanes siapa pun yang datang kepadaKu, Aku tidak akan menolak dia (Yohanes 6:37). Tuhan ingin kembalikan semarak
Amin.
No comments:
Post a Comment