Sunday, August 31, 2008

API SEBAGAI HARGA PEMBAYAR

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Pagi, 24 Agustus 2008
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa

II Petrus 3 : 11 - Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup...
Terjemahan Lama - Oleh sebab segala perkara itu akan binasa kelak atas peri yang demikian, bagaimanakah patut kamu melakukan dirimu di dalam kehidupan yang suci dan beribadat?
Riwayat langit dan bumi dan segala yang dibangun dan dikerjakan di atasnya akan diakhiri oleh api. Apabila semua hilang lenyap oleh api, apakah kita mempunyai kerinduan mendalam untuk memelihara kerohanian, pertumbuhan iman dan tekad untuk mengiring dan melayani Tuhan ? Ketika Petrus kemukakan ini, dia ingin mendorong orang percaya bahwa tidak ada satu pun yang kita kenal, kita tahu bahkan yang kita miliki itu akan langgeng, semua akan diakhiri oleh api, karena itu rawat, pelihara kerohanian, kerinduan, kesetiaan kita kepada Tuhan baik dalam hal mengiring dan melayani Tuhan, melakukan apa yang Tuhan katakan untuk kita perbuat.
Paulus memberikan penegasan dalam I Korin-tus 3 : 13, api akan mengakhiri segala bentuk dispensasi/waktu yang diberikan baik untuk langit, bumi, manusia dan makhluk yang ada di muka bumi. Ayub 23 : 10, api selalu digunakan untuk membuktikan/menunjukkan kualitas setiap logam. Berbicara dari sisi kehidupan orang percaya, berhasil tidaknya pengiringan seseorang kepada Tuhan, bermutu tidaknya pelayanan seseorang kepada Tuhan, bertumbuh tidaknya kerohanian seseorang itu akan selalu diselesaikan melalui api. Api dalam bentuk pencobaan, penderitaan, kesesakan, kekecewaan, luka batin, acapkali Tuhan ijinkan itu datang, api sebesar apapun jangan takut karena Ia ada di sana dan Tuhan yang kendali- kan api itu.
Segala sesuatu harus kita bayar, api merupakan harga pembayar, tidak selamanya harga pembayar dalam bentuk uang tapi banyak kali menyentuh soal penyerahan kita kepada Tuhan. Kepastian masa depan seseorang harus dibayar sejak pada awalnya, ilustrasinya:
Kejadian 23 : 1-9, saat Sara berumur 127 tahun ia mati, Abraham meratapi dan menangisi di tempat di mana ia akan menguburkan istrinya karena mereka pendatang. Orang-orang Het tetap menganggap mereka orang asing walaupun mereka sudah bertahun-tahun tinggal di Kanaan. Abraham tidak mau menerima tawaran 'gratis' yang diberikan oleh Efron untuk menggunakan gua Makhpela sebagai kubur istrinya, bahkan Efron menjamin bangsanya tidak akan mengganggu. Abraham ingin membeli dengan harga penuh, ia punya iman untuk membayar, ia tidak senang 'gratisan'. Soal kerohanian jangan mau yang 'gratisan' karena mutu iman, pengiringan bahkan pertumbuhan kerohanian kita itu akan dibuktikan oleh api. Milikilah iman bukan hanya hak untuk membangun iman kita sendiri tapi milikilah iman yang menjadi hak milik yang bisa kita wariskan kepada keturunan kita.
Kejadian 23 : 12-16, Abraham setuju dengan pembayaran 400 syikal perak, ia membayar penuh dan gua Makhpela menjadi miliknya dan dikuburkanlah Sara di sana. Seringkali kita dipancing oleh dunia, kita mau lepaskan iman supaya menjadi iman gratisan atau mau memiliki iman yang dibayar penuh tapi dicemooh, dihina dan dibuang. Kejadian 49 : 29-33, Yakub, dia tahu itu sudah dibayar penuh dan itu adalah hak milik leluhurnya sehingga ketika menjelang mati ia berpesan pada anak-anaknya agar dikuburkan di sana. Kejadian 50 : 22-24, ketika Yusuf menjelang mati pula ia berpesan untuk dibawa ke tanah warisan milik leluhurnya yang sudah dibayar dengan harga penuh.
Mengapa Abraham bersikeras harus membayar ladang itu dengan harga penuh dan ia tidak menawar ? Kejadian 13 : 14-15 -- ...sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu selama-lamanya. Karena ia mengimani janji Allah dan Abraham tahu Tuhan itu punya peraturan/hukum. Soal menyelamatkan manusia pun tidak 'gratisan' termasuk berkat yang Ia janjikan untuk kita, Tuhan bayar penuh dengan darahNya sendiri. I Petrus 1 : 18-19. Maukah kita membayar masa depan kita dengan harga penuh? Ketika Tuhan mendorong kita untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan apakah kita sudah bayar penuh?
Galatia 6 : 9, seringkali kita menunda apa yang Tuhan katakan untuk kita kerjakan padahal Roh Allah berbicara dengan jelas. Jangan menunda ketika Roh Allah berbicara karena akan datang api untuk menguji dan tidak ada yang tertinggal kecuali emas murni. Kisah Para Rasul 9 : 23-25, ketika kita berani membayar penuh, lengan Tuhan terulur, Ia mengirimkan malaikatnya membebaskan Paulus sekalipun 'pintu' kota Damsyik yang telah ditutup rapat, Tuhan akan bukakan pintu keuangan, bisnis yang tertutup dan Ia memberikan jalan keluar membebaskan kita.
Amin

No comments: