Tuesday, February 24, 2009

PERHITUNGKAN PUKULAN TUHAN SEBAGAI SUATU KEBAHAGIAAN

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 18 Januari 2009
Oleh Pdt. Frans Z. Ass
a


Yakobus 1:2 - Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.
Anggaplah dalam bahasa asing/bahasa aslinya = perhitungkanlah, jumlahkanlah. Kita tidak bahagia kalau pencobaan tidak ada; pencobaan adalah keutuhan dari kebahagiaan. Kebahagiaan tidak bisa dipisahkan dengan kemuliaan (= kelimpahan dari Allah) yang disediakan bagi mereka yang setuju dan mengimani firman Allah.
Pencobaan = trials – bahasa Inggris; ujian. Berbicara tentang ujian bahasa Yunani menggunakan dua kata yaitu dokimion dan peirazō.
Dokimion = menemukan kelemahan dengan maksud menguatkan dan mengokohkannya; setelah ditemukan kelemahan maka akan diperbaiki. Dokimion selalu Allah gunakan untuk perbaikan iman dan manusia sering kali menggunakan untuk perbaikan kualitas. Berarti ada itikad baik saat saya menguji dia, saya tahu dia punya kelemahan maka saya akan menopang dia.
Peirazō = menemukan kelemahan dengan maksud untuk menghancurkan. Peirazō selalu digunakan oleh Iblis; misalnya Yesus yang seratus persen Allah tapi Yesus juga seratus persen manusia Iblis tahu pada waktu Yesus berpuasa 40 hari 40 malam Yesus lapar (kelemahan manusiawinya) dan Iblis berkata: “Engkau adalah Anak Allah, Engkau bisa jadikan batu menjadi roti dan Engkau bisa makan.”
Ketika di tepi danau Galilea Yesus berjumpa dengan Petrus yang punya kelemahan, tiga kali menyangkal Yesus, Yesus bukan peirazō tapi Ia datang dengan dokimion; Aku tahu kelemahanmu tapi bangkit dan rawat domba-dombaKu.
Berbagai-bagai pencobaan berarti bukan hanya satu kali tetapi berulang-ulang. Bagaimana bentuk pencobaan-pencobaan yang harus kita perhitungkan sebagai sukacita/kebahagiaan?
Ayub 5:18 - Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. Tuhan ijinkan Ayub mengalami bencana yang berlapis-lapis dalam satu hari. Ketika gempa, angin ribut, banjir, badai, api, diperkatakan orang, Tuhan ijinkan untuk melukai kita, kita harus mengerti bahwa Allah punya tujuan.
Tuhan pernah melukai satu bangsa, satu keluarga dan satu pribadi tapi Tuhan pasti punya maksud yang indah. II Raja-raja 24:10, 13-14. Ketika raja Nebukadnezar menyerang Yerusalem, perabot Bait Suci dijarah, kekayaan para petinggi dan bangsawan dirampas, sekaligus pahlawan dan orang yang gagah perkasa ditawan, tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang lemah. Di antara bangsawan itu ada Abihail (ayah dari Hadasa/Ester), Tuhan melukai satu bangsa ini, satu keluarga Abihail dan Hadasa menjadi yatim piatu dan ia diangkat anak oleh pamannya yaitu Mordekhai.
Kapan luka yang telah menghancurkan satu bangsa, keluarga Abihail dan melukai masa depan satu pribadi Hadasa ini dibebat?
Ester 7:1-4. Haman yang telah merencanakan untuk menumpas seluruh orang Yahudi ditangkap ketika ratu Ester mengadakan pesta dan ia digantung, ini terjadi setelah 80 tahun bangsa ini dilukai yang 30 tahun lalu satu keluarga (Abihail dan istrinya dibunuh) termasuk satu pribadi yang dilukai (Hadasa tinggal sebatang kara). Peristiwa pesta ini terjadi setelah 8 tahun Ester menjadi permaisuri. Pada waktu ia kehilangan semua Tuhan lukai 30 tahun yang lalu dan 30 tahun kemudian Tuhan bebat. Tuhan tetap punya waktu untuk membebat.
Yohanes 13:7 - Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kalau Tuhan memukul/melukai Tuhan pasti punya maksud, ketika kita merasa dilukai bukan berarti Tuhan tutup mata tapi Tuhan punya tujuan yang pasti yang sekarang kita belum mengerti tapi nanti kita akan mengerti.
Kenapa pencobaan-pencobaan itu kita harus terima/perhitungkan sebagai sukacita/kebahagiaan?
Yesaya 49:15,16 - Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Kita boleh saja dilukai, dipukul tapi jumlahkanlah, perhitungkan itu sebagai satu kebahagiaan karena Tuhan tidak pernah melupakan kita, Ia sudah menggambar hidup kita di tanganNya, keluarga, anak keturunan, pekerjaan dan semua yang kita miliki semua tertulis di tapak tangan Tuhan.
Amin.

No comments: