Monday, January 05, 2009

MERAWAT KEMAH TUHAN (Bagian III)

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 30 November 2008

Oleh Pdt. Frans Z. Assa

Yakobus 1 : 1 - Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.

Surat Yakobus ditujukan kepada 12 suku yang ada di perantauan yang merupakan gambaran 12 suku bangsa Israel di akhir zaman yang oleh iman kepada Yesus Kristus kita disebut keturunan Abraham. Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan, perjalanan mereka diatur dengan formasi masing-masing tiga suku di bagian Utara, Selatan, Timur dan Barat mengapit kemah Tuhan, mereka mempunyai tanggung jawab menjaga, merawat kemah Tuhan karena di padang belantara banyak musuh (Bilangan 2:1-34).

Mereka harus berjalan terus dengan formasi semacam itu, sekalipun mereka mungkin berada di tempat yang tidak nyaman, berhadapan dengan tebing. Ketika mereka menaati peraturan Tuhan ini tanpa mengeluh, Tuhan punya respon/sikap kepada mereka dalam Keluaran 23:23 – Sebab malaikatKu akan berjalan di depanmu dan membawa engkau kepada orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka. Acapkali kita berhadapan dengan situasi yang mengejutkan kita, ini memang realita, jangan menggerutu dan tertunduk tapi berjalanlah terus karena malaikat Tuhan ada di depan kita dan Tuhan akan melenyapkan mereka. Dunia sedang mengeluh, justru Tuhan bawa kita sampai masa krisis tapi tunggulah tangan Tuhan karena Dia akan melenyapkannya dengan janji setiaNya karena kita adalah anak-anak Allah, hubungan emosi antara Tuhan dengan kita bukan sebatas Allah adalah Pencipta dan kita ciptaanNya tapi Yesus-Pencipta, kakak sulung dan kita adalah adik-adik Yesus, saudara kandung Yesus, Roma 8:29; Ibrani 2:11.

Formasi tiga suku yang berada di sebelah Timur yaitu suku Yehuda, Isakhar dan Zebulon.

Suku Yehuda.

Yehuda adalah putra keempat Yakub melalui Lea. Yehuda berarti bersyukur, memuji. Pada saat bangsa Israel berada di padang pengembaraan (padang pasir yang gersang) setiap pagi mereka menjumpai di atas padang pasir berhamparan salju kemuliaan yang di dalamnya ada butir-butir manna. Milikilah mata iman, setiap hari jangan melihat krisis dunia tapi lihatlah embun kebaikan Tuhan yang dicurahkan melimpah dalam hidup kita, mengucap syukurlah.

Tongkat kerajaan dijanjikan kepada Yehuda (Kejadian 49:10) berbicara tentang tongkat kepemimpinan, panji kemenangan dan tongkat stabilitas yang mengatur keseimbangan akan diberikan kepada Yehuda ketika ia menaikkan ucapan syukur dan puji-pujian. Dalam hidup keseharian, saat bangun pagi ucapkanlah syukur maka kita akan mendapatkan kemenangan.

Perhatikan Mazmur 114:1-2, dalam formasi perjalanan suku Yehuda selalu di depan artinya mulailah dengan ucapan syukur maka kita akan melihat sentuhan-sentuhan mujizat di hadapan kita. Ketika Yehuda di depan, Mazmur 114:3 katakan laut Kolsom tidak mampu memperlihat-kan eksistensinya, keutuhannya, sungai Yordan berbalik ke hulu tidak mampu mengikuti hukum alam. Kita bisa hentikan kekuatan yang mengusik kita dengan puji-pujian dan ucapan syukur. Krisis boleh menakutkan penduduk dunia tapi berjalanlah terus dan naikkan ucapan syukur dan puji-pujian kepada Tuhan. Yosua 6 : 20, pada waktu barisan orang Israel meniup sangkakala (mengucap syukur dan memuji Tuhan) tembok Yerikho yang tebal runtuh. Tidak ada 'tembok' yang tidak bisa dirobohkan saat kita menaikkan ucapan syukur dan pujian pada Tuhan. Ketika hati dan roh kita teguh untuk mengambil keputusan dalam keadaan apapun mengangkat sangkakala (mengucap syukur), Tuhan berjanji malaikatNya akan berjalan di depan kita, mengamankan perjalanan hidup kita, Tuhan ada di sana menyediakan mujizat (Yesaya 43:2).

Mazmur 100 : 4, tidak ada detik yang kita jelang dan tapaki tanpa ada ancaman tapi masuklah dalam hadirat Tuhan (jaminan perlindungan yang tinggi) dengan ucapan syukur (I Tesalonika 5:18). Ada satu pintu bagi orang-orang yang melakukan kehendak Bapa, dalam Matius 7 dikatakan mereka yang melakukan kehendak Bapa, mereka itulah yang akan masuk ke sorga, namun perangkat yang harus kita miliki adalah mengucap syukur dalam segala hal, jangan bersungut-sungut. Ketika kita lakukan ini, perhatikan Mazmur 114:5-8, sekalipun malaikat membawa kita ke tengah-tengah orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, namun Tuhan akan ubahkan ancaman-ancaman dalam hidup kita melalui kuasa dari ucapan syukur.

Amin.

No comments: