Wednesday, January 23, 2008

KESEPAKATAN UNTUK MENYETUJUI ILHAM ROH KUDUS

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 30 Desember 2007
Oleh : Pdt. Frans Z. Assa
II Petrus 1 : 20 - 21 -- Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.Manusia pernah mempunyai pengalaman yang begitu indah bersama Tuhan ketika manusia masih berada di Taman Eden. Manusia tidak pernah merasa takut, curiga, manusia tidak pernah mengenal ancaman, penyakit karena mereka -baik antara manusia dengan manusia maupun manusia terhadap Tuhan- terikat dengan bahasa Eden yang tidak tercemar. Apakah Tuhan punya keinginan untuk manusia kembali mengalami itu ? Sekalipun manusia sudah jatuh dalam dosa bukan berarti rencana Allah sudah gagal tapi Allah tetap punya cita-cita apa yang pernah diberikan di Taman Eden kembali dinikmati manusia. Untuk kembali menikmati pengalaman Eden, Alkitab mengatakan: Yohanes 14 : 6 - Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,kalau tidak melalui Aku.Itu sebabnya Allah sebagai Allah Yang Maha Tinggi rela turun ke dunia mengambil bentuk manusia. Allah menggunakan rahim Maria untuk melahirkan Yesus. Yesus inilah yang Allah sediakan untuk menjembatani, membangun hubungan supaya manusia yang sudah tercemar bisa kembali mengalami pengalaman seperti di Taman Eden. Ketika seseorang melewati jembatan ini akan dibenarkan oleh Firman Allah, dosa diampuni dan disucikan oleh darah Anak Domba Allah, setelah itu ia berjalan menapak di dalam kehidupan dari Tuhan. Mereka yang dibenarkan memiliki ZOE (bahasa Ibrani) = hidup kualitas/karakternya Allah.Pada waktu kita sudah berjalan di jembatan ini kita disebut orang benar, kita dituntut setiap ayat-ayat/nubuatan dalam Firman Allah tidak boleh ditafsir menurut pikiran manusia karena semua ayat/nubuatan terjadi menurut ilham Roh Kudus. Semua kisah yang dimuat di Alkitab selalu mengandung bahasa profetik yang menjadi penuntun bagi kita.1. I Raja-Raja 17 : 1 - 16, ada dua peristiwa yang mengandung bahasa profetik yang pertama ayat 1 - 6; yang kedua ayat 7 - 16. Dua kisah ini menceritakan secara detail kesetiaan dan kesanggupan Allah untuk memelihara umatNya. Kalau Tuhan setia akan janjiNya Ia sanggup untuk mewujudkannya, di dalam janjiNya terhimpun kebutuhan setiap kita. Tuhan bekerja melalui kondisi dan situasi, kalau kita mau mentaati Firman Allah, mengimani pribadi Allah yang setia dan sanggup menggunakan semua situasi untuk memunculkan jawaban bagi kita di sana berisi mujizat dari Allah. Ketika Tuhan berfirman kepada Elia untuk turun ke Sungai Kerit (= berubah menjadi yang lain; digunting dari hal-hal yang tidak sesuai; diputuskan; ngarai yang curam) Elia tidak mau menafsir menurut pikirannya. Ketika kita bersedia memutuskan untuk tidak berjalan dengan pola pikiran kita, memiliki kerendahan hati untuk turun ke Sungai Kerit, Sungai Kerit bisa berubah menjadi mujizat. Pengalaman ini akan membentuk kedewasaan kita. Pengkhotbah 10 : 10. Seringkali kita digam- barkan seperti besi yang tumpul dan untuk menajamkannya Tuhan menggunakan peristiwa/tragedi yang mengusik hidup kita.2. Segala nubuatan berbicara tentang ide, saran/nasihat. Ketika nasihat, saran, ilham Tuhan akan taruh dalam hidup kita : Ibrani 3 : 7 - 8 hubungkan dengan Ibrani 4 : 7, keduanya menekankan hari ini ketika kita mendengar Firman Allah jangan keraskan hati dan berbantah-bantah dengan Roh Kudus. Setiap nubuatan itu bersumber dari pikiran, otoritas, kedahsyatan Allah, jangan ragu terhadap Firman Allah. Ada satu saran yang bertolak belakang dengan akal manusia tapi itu semua ilham Roh Kudus jangan melawan/mengeraskan hati. I Samuel 17 : 16. Goliat tampil selama 40 hari mengejek bangsa Israel. Daud mendengar nubuat Roh Kudus, ia bersedia turun ke sungai untuk mengambil batu. Baru satu batu dilepaskan dan Daud datang dengan nama Tuhan, Roh yang memberi ilham dan mengendalikan batu ini, lalu Goliat roboh. Ketika kita bersedia mengimani Firman Allah, Tuhan akan bongkar tembok yang selama ini tidak bisa roboh, Tuhan akan ratakan tebing yang curam. Kalau kita tidak ragu pada Firman Allah, Tuhan akan pegang dan kita akan menggoncangkan lingkungan, dunia kita karena Tuhan bawa kita dari kemenangan kepada segala kemenangan, dari kemuliaan kepada segala kemuliaan, dari mujizat kepada segala mujizat. Amin

No comments: