Sunday, January 08, 2012

BUNGA BAKUNG

Ringkasan Khotbah Kebaktian Minggu Pagi, 8 Januari 2012
Oleh Pdt. Frans Z. Assa


Tuhan kita dalam hal menunjukkan perhatian, peduli, kasih, kedekatan-Nya pada domba-domba-Nya, umat-Nya, Tuhan tidak segan-segan memberikan gambaran diri-Nya sebagai Gembala yang menggembalakan domba; mengumpamakan diri sebagai Ibu untuk menggendong anak-anak-Nya untuk disusui (El-Shaddai); Tuhan itu Pohon, kita cabang-cabangnya. Untuk menunjukkan tanggung jawab --mengandung unsur peduli, perhatian-- dalam kitab Yesaya Tuhan katakan Ia seperti singa muda. Untuk menunjukkan bahwa Tuhan tidak bosan-bosan, tidak capai, tetap mau menuntun anak-anakNya/menyertai/memimpin, dalam kitab Ulangan Tuhan gambarkan diri seperti Rajawali mengamat-amati anak-anak-Nya yang berpotensi untuk tersesat dan mengawasi anak-anak-Nya yang mau diterkam binatang di padang gurun.
Sedangkan orang percaya Tuhan gambarkan sebagai berikut:
Kidung Agung 2:2 - Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis. Tuhan gambarkan orang percaya seperti bunga bakung, karena bunga bakung tidak pernah terkondisi oleh lingkungan. Ketika bunga bakung tumbuh di pematang, lembu lewat lalu terkena lumpur, bunga bakung tetap tumbuh dan tetap keluar bunga berwarna putih, putik kekuningan, tidak pernah ‘ngambek’, tetap menjaga jati dirinya. Kalau dia tumbuh di lembah daunnya tetap hijau, beda dengan tanaman lain bila tidak terkena sinar matahari daun akan kuning. Bunga bakung yang tumbuh di atas gunung yang terus kena terik matahari daunnya tetap hijau, di mana saja bunga bakung tumbuh dia tetap menjaga jati dirinya. Itu sebabnya orang percaya digambarkan bunga bakung, lingkungan kita boleh saja tidak mendukung tapi kita tetap kuat, jati diri kita adalah anak Tuhan.
Amsal 26:18, lingkungan kita seperti orang gila (pura-pura gila - TL) = berlaku seperti sinting tapi tidak sinting, senang menyusahkan, senang menyakiti; porsi kita dirampas, masa depan kita dihancurkan, tapi bunga bakung tetap tumbuh karena bunga bakung adalah miliknya Tuhan; kita tetap ada dalam pemeliharaan Tuhan. Kembali ke Kidung Agung 2:3, tidak usah peduli sekitar kita hutan gelap, pohon-pohon yang tinggi, banyak binatang buas sementara kita pohon apel yang harus diperlakukan halus, tidak usah kuatir, apel kita rasanya tetap manis sebab dirawat oleh Tuhan.
Sekalipun kita di tengah-tengah orang sinting, di antara duri-duri secara nalar bunga bakung tidak bisa hidup, tapi justru Yesus katakan dalam Matius 6:28-29, bunga bakung lebih mulia dari Salomo, lebih kaya dari Salomo. Lihat pembanding semaraknya Salomo dalam I Raja-raja 10:14, penghasilan emas--pemasukan setahun 666 talenta = 23.000 kg = 23 ton; I Raja-raja 10:21 Salomo punya gudang “hutan Libanon” tempat menyimpan kekayaan. Kita tidak ditaklukkan/ diatur realita, kita dibungkus oleh firman Allah. Firman Allah mengatakan singa muda boleh kelaparan tapi bunga bakung dipelihara oleh Tuhan.
Kenapa kita lebih semarak, lebih unggul dari Salomo?
Ada 4 konser (pertunjukan musik dan lagu--ada pertunjukan melodrama fakta hidup lalu dituangkan menjadi lirik-lirik lagu kemudian diperankan) di kitab Mazmur menceritakan fakta hidup yang pahit tapi Tuhan berkata: “Engkau bunga bakung tidak usah kuatir.”
1. Mazmur 60:1-2.
Konser ini temanya bunga bakung, apa yang ditampilkan ketika Daud menaati firman Allah pada waktu ia berhadapan dengan raja Aramnaharaim orang Mesopotamia yang selalu mengancam dia tapi Daud gagal. Satu waktu Tuhan ijinkan sepertinya kalah, gagal. Orang Kristen yang kuat juga perlu pengalaman-pengalaman yang pahit silih berganti, dalam Mazmur 60 bunga bakung pernah gagal, kalah, tapi bunga bakung tetap dalam pangkuan Tuhan, pasang surut hidup orang percaya boleh terjadi tapi di atas dari semua Tuhan tetap menolong bunga bakung.
2. Mazmur 69:1.
Juga bertema bunga bakung, Tuhan ijinkan orang kafir masuk ke Yerusalem, lalu orang Yerusalem berdoa supaya Tuhan menjaga dan melindungi, Tuhan ijinkan terjadi karena ada dosa yang harus dibereskan dan mereka harus menjadi bunga bakung, kekayaan orang Israel dirampas habis--mereka menanam tapi saat panen orang kafir menjarah malam harinya, ternak pun dirampas; pengalaman ini Tuhan ijinkan mereka menderita dalam hal yang tidak patut mereka alami tapi bunga bakung tetap dirawat dipelihara oleh Tuhan, bunga bakung tetap setia mengiring pada Tuhan.
3. Mazmur 80:1.
Menceritakan tentang 10 suku bangsa Israel yang ada di Utara--disebut kerajaan Utara/Israel dengan ibukota Samaria, mereka adalah keluarga Ilahi, mereka berbuat kesalahan dan Tuhan ampuni, tiba-tiba sekitar tahun 700 sebelum Yesus lahir 10 suku ini habis tercerai-berai ke seluruh dunia tapi Mazmur 80 menyanyi: “Kamu bunga bakung ada di hati-Ku,” sekitar 2.600 tahun kemudian Tuhan kumpulkan (Yeremia 29:14), tahun 1948 mereka menyatakan menjadi negara merdeka dan sampai sekarang mereka menjadi persoalan dunia. Zakharia 12:3-9, sekalipun bangsa ini dilumat, diinjak-injak tapi bangsa ini tetap dipelihara oleh Tuhan. Kita adalah orang Israel rohani yang dipelihara oleh Tuhan.
4. Mazmur 45:1-2.
Konser pesta pernikahan raja; latar belakang cerita raja mempersunting gadis desa yang kemudian mendapat gelar putri raja, pekerjaannya menggembalakan domba, mengurus tanaman tapi raja jatuh hati kepadanya dan menikah dengannya. Ketika ia disusahkan, dihimpit, alami penderitaan yang sebenarnya tidak patut dia alami, tapi bunga bakung tetap setia berkomitmen saya adalah milik Kristus, mereka kemudian diangkat menjadi putri raja. Yesus segera datang dan akan menjemput kita menjadi putri Raja. Kita mungkin menderita tapi kalau kita setia melayani Tuhan kita akan disebut putri Raja.
Kidung Agung 6:3, Sulamit dia bersaksi, sekalipun ia diancam oleh pemuda-pemuda ‘preman’ yang akan menjarah tapi ia tidak kuatir karena ia milik Yesus dan Yesus miliknya ada ditengah-tengah bunga bakung, memperhatikan dan merawat bunga bakung; bunga bakung dipulihkan oleh Tuhan sehingga keluar warna sesuai identitasnya, bunga bakung tetap ada di genggaman tangan Tuhan.
Amin.

No comments: